Konflik Politik Thailand - ”Shutdown” Bangkok Diwarnai Ledakan

BANGKOK — Sedikitnya 31 demonstran anti-pemerintah kemarin terluka akibat ledakan bom di dekat lokasi demonstrasi. Ledakan itu terjadi hanya beberapa meter di dekat pemimpin demonstran anti-pemerintah Suthep Thaugsuban menggelar orasi. Ada dugaan, Suthep menjadi target dalam serangan bom tersebut. ”Bom meledak sekitar 30 meter dari lokasi Suthep. Para pengawal Suthep langsung menyelamatkannya ke belakang panggung orasi,” ujar juru bicara demonstran anti-pemerintah, Akanat Promphan, kepada AFP. Menurut Pusat Layanan Medis Erawan, sebanyak 31 orang terluka akibat serangan bom di Jalan Banthad Thong, Bangkok. Semua korban luka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan truk dan ambulans. Ledakan itu diduga berasal dari granat yang dilemparkan dari sebuah gedung. Setelah terjadi ledakan, para pengunjuk rasa langsung mencari pelempar granat tersebut. Menurut para demonstran, bom tersebut dilemparkan dari gedung tiga lantai. Gedung itu dalam proses penghancuran. Polisi Militer langsung meluncur ke lokasi ledakan untuk menyelidiki ledakan. Polisi juga langsung memeriksa lokasi kejadian dan mengumpulkan bukti. Mereka belum memastikan jenis bahan peledak apa yang digunakan. Satit Wongnongtaey, salah satu pemimpin demonstran anti-pemerintah, menuding Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra harus bertanggung jawab atas kekerasan tersebut. ”Ledakan bom itu tetap tidak akan menakuti para demonstran,” ujar Satit kepada The Nation. Dia menuding pemerintahan Yingluck dan Kaus Merah berusaha menciptakan kerusuhan. Kaus Merah adalah kelompok pendukung Yingluck. Pemerintah Thailand membantah tudingan tersebut, dengan mengatakan para demonstranlah yang berusaha memicu kerusuhan. ”Gerakan itu telah menyusun situasi serangan bom terhadap rumah pemimpin mereka (Abhisit Vejjajiva) dan para demonstran,” papar Deputi PM Surapong Tovichakchaikul. Kekerasan di sela aksi ”shutdown” Bangkok itu cukup mengkhawatirkan karena sebelumnya juga terjadi penembakan terhadap dua demonstran pada Selasa (14/1) lalu. Jika terjadi kerusuhan yang tak terkendali, dikhawatirkan militer akan turun tangan dan melancarkan kudeta. andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/359612

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford