Suriah Sulit Penuhi Tenggat Waktu
NEW YORK – Suriah sepertinya tidak dapat memenuhi tenggat waktu untuk memindahkan seluruh senjata kimia miliknya ke perairan internasional pada 31 Desember mendatang.
Ketidakmampuan Suriah itu sangat dikhawatirkan banyak pihak karena dapat mengganggu proses penghancuran senjata pemusnah massal tersebut. Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan langkah penting telah dibuat untuk mengeliminasi senjata kimia Suriah.
Namun, mereka menyerukan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad melakukan upaya intensif dalam memenuhi tenggat waktu yang telah ditetapkan. Tenggat akhir tahun ini sebenarnya tahap awal pertama Dewan Keamanan PBB dalam kesepakatan dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS). Kesepakatan itu untuk menghancurkan seluruh senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014 mendatang.
“Persiapan dilanjutkan pada proses transportasi seluruh senjata kimia dari Suriah ke lokasi penghancuran di perairan internasional. Bagaimanapun, dalam tahap ini transportasi senjata kimia itu tidak dapat dipenuhi sebelum 31 Desember,” demikian keterangan PBB dan OPCW dikutip AFP. Mereka menyebutkan perang sipil yang memburuk di Suriah menjadi penghalang utama pemindahan senjata kimia tersebut.
Ditambah lagi cuaca buruk menjadikan operasi pemindahan ke Pelabuhan Latakia, juga terhalang. Sesuai kesepakatan internasional, bahan kimia itu akan dibawa menuju pelabuhan di Italia untuk diangkut kapal milik Angkatan Laut AS. Nantinya senjata kimia itu akan dimusnahkan di perairan internasional oleh Angkatan Laut AS dengan perlengkapan berteknologi canggih.
Seribu ton senjata kimia Suriah akan dihancurkan sebagai imbalan pembatalan agresi militer AS ke Damaskus. PBB dan OPCW mengungkapkanSuriahtelahmemulaipemusnahan sejumlah perlengkapan di fasilitas penyimpanan bahan kimia mereka, dan menyelesaikan penghancuran rudal yang dapat digunakan untuk meledakkan senjata kimia.
“Pemerintah Suriah didesak terus meningkatkanupayanya dalammelaksanakan tanggung jawab dan komitmen mereka dalam Konvensi Senjata Kimia dan resolusi DK PBB, yang mengharuskan Suriah memusnahkan seluruh senjata kimianya,” ungkap keterangan resmi PBB dan OPCW.
PBB dan OPCW menegaskan bahwa mereka terus memantau dan membantu operasi pelucutan dan pemusnahan senjata kimia Suriah. Namun, tanggung jawab utama pemindahan ada pada pemerintah Suriah. “Kemajuan penting yang dibuat Suriah adalah telah dilakukannya perusakan peralatan dan fasilitas rudal pembawa senjata kimia, lebih cepat dari jadwal,” papar pernyataan PBB dan OPCW.
Sebelumnya, tim investigasi PBB memastikan penggunaan senjata kimia dalam beberapa serangan ke kawasan yang dikuasai kubu oposisi. Namun, mereka tidak menyebutkan pelaku serangan. Salah satu serangan itu terjadi pada 21 Agustus 2013 di dekat Damaskus, yang menewaskan sekitar 1.400 orang seperti diklaim AS. Namun, Presiden Assad membantah bahwa serangan itu dilakukan pasukannya.
Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon tidak mempermasalahkan penundaan penghancuran senjata kimia itu. Dia justru menegaskan operasi itu telah mencapai kemajuan yang efektif dan signifikan dengan pencapaian yang telah terlihat dalam tiga bulan terakhir. “Meskipun ada penundaan, misi bersama tetap dilanjutkan dengan intensif dan lebih erat dengan pemerintah Suriah dan negara lain,” kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky.
Dewan Eksekutif OPCW dijadwalkan akan bertemu kembali 8 Januari mendatang untuk membahas masalah Suriah. Menurut Direktur Jenderal OPCW Ahmet Uzumcu, semua kebutuhan logistik dan keamanan sangat diperlukan untuk memulai memindahkan senjata kimia Suriah.
Komunitas internasional, kata dia, tetap tenang dan siap dalam proses transportasi senjata kimia. “Ketika senjata kimia itu diangkut dengan kapal, satelit AS dan kamera pemantau China siap digunakan untuk melindungi dan mengawasi kapal itu,” kata Uzumcu dikutip BBC. andika hendra m
http://www.koran-sindo.com/node/354792
Komentar