Raja Bhumibol Serukan Persatuan
BANGKOK – Raja Thailand Bhumibol Adulyadej kemarin menyerukan persatuan dan stabilitas bagi seluruh warganya di saat krisis politik di negara itu. Seruan Bhumibol itu diungkapkan dalam pidato ulang tahunnya ke-86.
Banyak pihak yang menunggu ulang tahun Raja Bhumibol sebagai ajang rekonsiliasi antara pendukung anti-pemerintah dengan pemerintahan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra. Apalagi seluruh rakyat Thailand lebih mendengarkan Raja Bhumibol dibandingkan dengan pemerintah mereka. Dalam perayaan ulang tahun itu juga dihadiri oleh PM Yingluck, politisi oposisi dan para petinggi militer itu.
Raja Bhumibol mengungkapkan Thailand mengalami masa perdamaian cukup lama karena semua orang bekerjasama. “Semua orang seharusnya peduli dengan hal ini dan seharusnya melaksanakanakan tugas mereka untuk keuntungan negara ini. Negara ini membutuhkan stabilitas dan keamanan,” katanya dalam pidato yang disiarkan di seluruh stasiun televisi Thailand.
Raja Bhumibol mendesak warga untuk saling mendukung satu sama lain demi kepentingan negara. Berbicara di istananya di Hua Hin, raja mengatakan bahwa selama ini Thailand merasakan kedamaian karena kesatuan warga.
Pidato Raja Thailand itu sebagai solusi atas krisis politik yang terjadi di Negeri Gajah Putih tersebut. Selama ini Raja Thailand itu dianggap sebagai bapak bangsa yang kerap memberikan jalan tengah dalam berbagai kisruh politik. Petuahnya ditunggu oleh banyak pihak yang bersiteru.
Dalam perayaan ulang tahun itu, Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn dan PM Yingluck juga memberikan pidatonya. Vajiralongkorn mengungkapkan kepeduliannya terhadap kerusuhan politik pada pekan lalu. Dia juga meminta agar seluruh rakyat Thailand dapat menyelesaikan perbedaan dengan damai. “Jika raja melakukan ini dan tidak akan ada yang terjadi. Itu juga dapat mengurangi aura dan legasinya,” kata Thak dikutip Reuters.
Sedangkan Yingluck berjanji akan memenuhi keinginan Raja Bhumibol. Ini mengindikasikan akan adanya suatu titik temu dalam konflik politik di Thailand. Namun demikian belum jelas realisasi seperti apa yang akan terjadi di lapangan.
Menurut pakar politik Thailand, Raja Bhumibol sepertinya enggan untuk berbicara mengenai kekisruhan. “Saya percaya raja memahami teka-teki permainan kata,” kata Thak Chaloemtiarana, pakar politik dari Universitas Cornell di Amerika Serikat. Thak mengungkapkan Raja Thailand harus khawatir mengenai pengaruh dari pernyataannya.
Thak justru meminta pihak istana untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan realitas politik di lapangan. Perubahan sikap Raja Thailand dan para pendukungnya harus dilakukan agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan politik yang sangat dinamin. “Pembubaran pemerintahan bukan jawaban,” kata Thak.
Jalanan di istana Raja Thailand itu dipenuhi dengan ribuan warga yang yang mengenakan baju berwarna kuning. Mereka berteriak “Panjang Umur Raja” dan mengibarkan bendera nasional Thailand ketika rombongan kerajaan berkonvoi di jalanan kota Hua Hin. Perayaan itu pertama kalinya digelar di kota pesisir pantai itu.
Bangkok Post melaporkan ribuan orang kemarin pergi ke kota Hua Hin yang berdekatan dengan Istana Klai Kangwon, berharap untuk bertemu dengan Raja Bhumibol. Layanan bus dan kereta khusus disediakan oleh menteri transportasi untuk membawa orang-orang ke kota Hua Hin.
Sebelumnya, pada Sabtu (30/11) lalu, setidaknya ada empat orang tewas dalam kerusuhan antara pendukung PM Yingluck dan pendukung anti-pemerintah. Para pemimpin gerakan anti-pemerintah mengungkapkan mereka akan melanjutkan aksi demonstrasi hingga PM Yingluck lengser.
Kubu oposisi tidak mempercepat jadwal pemilu. Mereka justru meminta pembentukan “dewan rakyat” untuk mengikis semua peninggalkan rezim mantan PM Thaksin Shinawatra, kakak kandung PM Yingluck. Tapi, usulan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh PM Yingluck karena itu tidak sesuai dengan konstitusi.
Politik Thailand selalu dipengaruhi oleh istana dan militer.Para pendukung Thaksin sangat percaya kudeta pada 2006 oleh militer juga dilakukan atas dukungan istana. Apalagi kedekatan istana dengan kubu anti-Thaksin sempat terlihat saat Ratu Sirikit menghadiri pemakaman salah satu demonstan anti-Thaksi pada 2008. (andika hendra m)
Komentar