Perundingan Nuklir Iran Gagal

JENEWA– Iran dan negara-negara Barat kemarin menemui kegagalan dalam perundingan nuklir Teheran. Harapan tetap tersimpan setelah mereka sepakat kembali menggelar perundingan pada 20 November mendatang. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius sebagai pihak pertama yang mengungkapkan bahwa kesepakatan nuklir Iran mengalami kebuntuan. Fabius mengungkapkan proposal yang dibahas dalam perundingan tidak cukup untuk menghalangi ambisi nuklir Iran. “Pertemuan di Jenewa telah membuat kesepakatan untuk tetap melangkah ke depan. Tapi, kita belum siap menyimpulkan kesepakatan sebab ada beberapa pertanyaan yang masih membelenggu,” kataFabius, dikutip AFP. Dia bersikeras Paris menginginkan kesepakatan serius dengan Teheran. Sebuah proposal yang muncul sebagai syarat kesepakatan terdapat klausul yang mewajibkan Iran membekukan seluruh pengembangan nuklirnya. Imbalannya adalah tekanan ekonomi dilonggarkan dan sebagian sanksi yang dijatuhkan terhadap negara itu dicabut. Meskipun tidak ada kesepakatan berarti, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengakui perundingan dengan Iran telah mencapai kemajuan yang signifikan. “Tidak ada pertanyaan di otak saya bahwa kita semakin dekat saat ini untuk meninggalkan Jenewa,” kata Kerry. Dia juga tetap menegaskan keinginan AS untuk meminta Iran tidak mengembangkan senjata nuklir. “Tujuan kita masih tetap sama,” kata Kerry. Dalam perundingan yang dihadiri Kepala Diplomatik Uni Eropa Catherine Ashton dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga tidak menemukan kata sepakat. “Banyak langkah maju yang telah dicapai dalam beberapa isu. Tujuan kita untuk mencapai kesimpulan dan sepertinya kita akan kembali untuk mencoba berunding lagi,” kata Ashton. Beberapa negara-negara Barat sangat kecewa karena tidak terpenuhi keinginannya untuk menghentikan upaya Iran mengembangkan nuklir. Zarif tidak mengklaim terjadi kegagalan dalam perundingan tersebut. Dia justru berharap kesepakatan dapat dicapai dalam perundingan mendatang. “Secara keseluruhan saya tidak kecewa. Kita semua sama berada dalam perundingan dan itu sangat penting. Saya pikir kita telah melakukan hal yang bagus dan produktif selamatigahari ini. Itusesuatuyang dapatkitabangununtukmelangkah ke depan,” ungkap Zarif. Negara-negara Barat berkepentingan untuk terus menekan Iranagarmenghentikanprogram nuklirnya. Meskipun telah diterapkan sanksi politik dan ekonomi terhadap Iran, negara itu belum mau mengubah pendiriannya. Hanya, kembalinya Iranke meja perundingan nuklir bersamakelompokP5+ 1yangterdiri atas Inggris, China, Prancis, Rusia, AS, sertaJermanitudianggap sebagai perkembangan positif. Selama bertahun-tahun perundingan nuklir Iran tak pernah digelar, tetapi dengan terpilihnya Hassan Rouhani sebagai presiden baru pada Juni silam ada upaya Teheran untuk kembali duduk dalam negosiasi. Sepertinya Iran cukup tertekan dengan sanksi ekonomi Barat yang menyebabkan pendapatan minyaknya melorot drastis. andika hendra m http://koran-sindo.com/node/343523

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford