Peralatan Produksi Senjata Kimia Suriah Dihancurkan
THE HAGUE – Semua peralatan produksi senjata kimia milik Suriah dilaporkan telah dihancurkan menjelang tenggat terakhir pada Jumat (hari ini). Itu ditegaskan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
“Suriah telah menghancurkan seluruh alat produksi senjata kimianya,” demikian keterangan OPCW dikutip AFP. Para pengawas senjata nuklir OPCW tetap akan menginspeksi seluruh fasilitas produksi senjata kimia milik Suriah hingga Jumat (hari ini). Mereka memastikan semua alat produksi telah dihancurkan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam resolusi Dewan Keamanan PBB menyebutkan seluruh cadangan senjata kimia Suriah harus dihancurkan seluruhnya pada pertengahan 2014 mendatangan. Kesepakatan itu dilakukan untuk menghindari intervensi militer dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. “Misi PBB dan OPCW telah menginspeksi 21 dari 23 lokasi produksi senjata kimia yang ditunjukkan oleh Suriah. 39 dari 41 fasilitas produksi berada di lokasi tersebut,” demikian keterangan OPCW.
Bagaimana dengan dua lokasi lainnya? Kedua lokasi tersebut tidak dikunjungi karena alasan keamanan bagi para pengawas. “Suriah telah mengungkapkan lokasi itu telah dipindahkan dan program senjata kimia dipindahkan ke lokasi lainnya yang telah diinspeksi,” demikian keterangan OPCW. Mereka juga mengaku puas dengan verifikasi dan penghancuran semua alat produksi senjata kimia tersebut.
Direktur Jenderal OPCW, Ahmed Uzumcu, telah menyerahkan laporan bulanannya mengenai penghancuran senjata kimia Suriah kepada Dewan Eksekutif. Nantinya, laporan itu akan didiskusikan pada 5 November mendatang. “Suriah memberikan informasi mengenai 41 fasilitas senjata kimia di 23 lokasi, termasuk delapan unit pengisian,” kata Uzumcu.
Suriah dipercaya memiliki 1.290 ton senjata kimia dan 1.230 misiu yang belum diisi senjata kimia, termasuk roket dan mortir. “Sebagai tambahan, Suriah juga menemukan dua silinder senjata kimia yang bukan mereka,” demikian diungkapkan dalam laporan OPCW. Suriah juga dilaporkan telah menunjuk Deputi Menteri Luar Negeri Faisal Muqdad sebagai orang yang bertanggungjawab atas program penghancuran tersebut.
Dalam operasi penghancuran senjata kimia itu, OPCW telah menerima USD5,5 juta Rp62,15 miliar dari Kanada, Jerman, Belanda, Swiss dan Amerika Serikat. Negara lainnya berjanji akan memberikan banuan 2,7 juta euro. Padahal, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengungkapkan program penghancuran senjata kimia itu membutuhkan dana USD1 miliar.
Sementara dalam pandangan Ralf Trapp, pakar senjata kimia, itu merupakan fondasi penting dalam upaya penghancuran senjata kimia milik Suriah. “Sebagian lokasi dan fasilitas yang ditunjukkan Suriah telah diinspeksi oleh OPCW. Semuanya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya,” kata Trapp dikutip Reuters. Mengenai ada dua lokasi yang tidak diinspeksi oleh OPCW, Trapp menegaskan OPCW juga harus menjamin kalau fasilitas senjata kimia yang masih ada harus diinspeksi dan semua peralatan dicek secepatnya. (andika hendra m)
Komentar