Mursi Jalani Sidang Perdana
KAIRO – Mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi kemarin menjalani sidang perdananya.
Mursi disidang bersama dengan 14 pemimpin Ikhwanul Muslimin (IM) lainnya. Kehadiran Mursi di persidangan itu merupakan penampilan pertamanya di depan publik sejak kudeta pada 3 Juli silam.
Dalam persidangan itu, Mursi tampak marah dan berulang kali menginterupsi. Selanjutnya, Mursi juga mengklaim masih menjadi presiden Mesir. “Saya Dr. Muhammad Mursi, Presiden Republik Mesir. Persidangan ini ilegal,” kata Mursi dikutip AFP.
Persidangan itu dijadikan ajang untuk mencurahkan segala isi hati Mursi. Dia mencegal kudeta terhadap kekuasaannya oleh militer. Mursi pun meminta agar para petinggi militer Mesir juga dihadapkan ke persidangan. “Ini merupakan kudeta militer. Para pemimpin kudeta juga seharusnya disidang. Kudeta merupakan pengkhianatan dan kejahatan,” kecam Mursi.
Mursi tidak mengenakan seragam tahanan, tetapi mengenakan baju resmi. Saat tiba di ruang sidang, dua kolega Mursi, pemimpin senior IM, Essam al-Erian dan Mohammed al-Beltagui, berteriak, “turunkan penguasa militer”. Teriakan sangat keras dan menghentakkan semua orang yang hadir dalam persidangan tersebut. Ketika Mursi baru tiba di ruang sidang, 14 terdakwa lainnya langsung bertepuk tangan memberikan semangat.
Dalam persidangan itu, Mursi juga meminta Hakim Ahmed Sabry Youssef untuk menunda persidangan. Akhirnya, persidangan itu ditunda hingga 8 Januari mendatang. Setelah persidangan, Mursi dilaporkan pindah ke Penjara Tora.
Hakim Ahmed Sabry Youssef melarang kamera dan alat perekam di ruang persidangan. Menurut seorang petugas keamanan, proses persidangan sempat tertunda karena Mursi tidak mengenai seragam tahanan berwarna putih.
Sementara itu, Menurut Kepala Keamanan Kairo, Osama al-Soghayar, Mursi diterbangkan dengan helikopter ke akademi polisi di ibukota yang menjadi lokasi persidangan. “Selain Mursi, 14 terdakwa lainnya juga hadir,” kata Soghayar.
Jika Mursi dinyatakan bersalah dalam proses persidangan itu, dia akan akan menjadi mantan presiden yang mendapatkan hukuman mati. Mursi bersama 14 pemimpin IM lainnya termasuk Mohamed el-Beltagy dan Essam el-Erian didakwa terlibat dalam kerusuhan pada Desember 2012 di luar istana presiden yang menewaskan 10 orang.
Dalam persidangan itu, menurut para kuasa hukum IM, Mursi tidak akan didampingi pengacara. Sepertinya itu sebagai bentuk protes terhadap proses hukum yang tengah berlangsung. Seperti diungkapkan Mohamed al-Damati, salah satu anggota kuasa hukum IM, Mursi selalu menahan diri untuk tidak menjawab pertama dalam proses interograsi selama ditahan.
“Tim kuasa hukum IM juga tidak memiliki akses untuk bertemu Mursi. Kita hanya menerima dokumen pengadilan pada Sabtu malam (2/11) lalu, meskipun sudah mengajukan 20 hari yang lalu,” kata Al-Damati dikutip Al Jazeera.
Selanjutnya, Osama Mursi, putra Muhammad Mursi, mengungkapkan ayahnya memang tidak meminta untuk didampingi kuasa hukum. Keluarga besar Mursi juga tidak akan menghadiri persidangan. “Kita tidak mengakui persidangan tersebut. Kita sangat bangga dengan ayah dan merasa kuat dalam posisi seperti itu,” kata Osama dikutip Reuters.
Proses hukum itu dikhawatirkan akan memicu kerusuhan berdarah kembali. Pasalnya, para pendukung Mursi dari kubu Ikhwanul Muslimin (IM) diperkirakan akan melakukan aksi unjuk rasa untuk menentang kudeta dan proses persidangan itu.
Apalagi, IM telah menyerukan kepada para pendukungnya untuk menggelar unjuk rasa massal bersamaan dengan persidangan Mursi. Namun, aksi demonstrasi besar-besaran sepertinya sangat mustahil karena ketatnya penjagaan aparat keamanan di berbagai penjuru kota Kairo. Apalagi, IM juga telah dianggap sebagai organisasi terlarang di Mesir. (andika hendra m)
Komentar