Misa Massal Kenang Korban Haiyan
GUIUAN– Ribuan korban bencana kemarin menggelar misa massal di seluruh Gereja Katolik di pulau-pulau yang diterjang Topan Haiyan pada Jumat (8/11).
Mereka berdoa untuk mampu bangkit kembali membangun kehidupan setelah bencana menghancurkan wilayah mereka. Di Guiuan, kota yang pertama dihantam Topan Haiyan di Pulau Samar, sebanyak 300 orang menghadiri misa di halaman gereja berusia 400 tahun yang sudah hancur. Pastor Arturo Cablao meminta kepada jemaatnya untuk tetap bersemangat dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Banyak jemaat yang mendengarkan ceramah itu menangis karena mengenang kerabat keluarganya yang meninggal dan rumahnya yang hancur. Sekitar 80% dari 100 juta penduduk Filipina merupakan penganut Katholik. “Tuhan telah menguatkan kepercayaan kita dan membuat kita lebih kuat untuk bertahan dan memulai semuanya dari nol,” kata Belen Curila, seorang perempuan berusia 60 tahun yang menghadiri misa, pada kantor berita Reuters.
Di Tacloban, salah satu kota terparah yang dilanda topan, ratusan jemaat berkumpul di puing-puing reruntuhan gereja Santo Nino yang berusia 124 tahun. Violeta Simbulan, 63, pastor yang memimpin misa, juga memberikan motivasi kepada warga untuk tetap sabar dan optimistis. “Tuhan akan selalu ada untuk memberikan ketenangan,” kata pastor yang telah kehilangan dua sepupu dan seorang bibi karena Topan Haiyan.
Menurut Pastor Edwin Bacaltos di gereja di Tacloban, banyak orang bertanya mengapa bencana ini terjadi. “Saya tidak memberikan jawaban teologis. Saya hanya mendengarkan dan diam,” katanya. Dia menambahkan bahwa Topan Haiyan bukan hukuman Tuhan. Sementaraitu, distribusibantuan terus digencarkan ke wilayah- wilayah yang belum terjangkau.
Koordinasi antar-pihak juga terus ditingkatkan agar penyebaran bantuan merata dan menjangkau semua wilayah. “Kedatangan bantuan memang relatif lambat. Tetapi, semuanya berjalan lancar,” kata koordinator kedaruratan Program Pangan Dunia (WFP) Samir Wanmali kepada AFP. Koordinasi dan penyebaran bantuan mulai lancar sejak datangnya bantuan kapal induk Amerika Serikat (AS) USS George Washington.
Sebelumnya militer dan aparat darurat Filipina tidak mampu menangani proses distribusi bantuan kemanusiaan. Meski demikian, masih banyak aksi penjarahan yang dilakukan warga yang kelaparan. Merekamenjarahbantuanyangbaru saja diturunkan dari helikopter Marinir AS di Cabungaan, Filipina tengah. Bantuan yang diberikan pun tidak merata diterima seluruh korban selamat.
Pemerintah China juga telah mengungkapkan kesiapannya mengirimkan tim penyelamat dan medis ke Filipina untuk membantu korban Topan Haiyan. Pernyataan itu diungkapkan setelah lebih dari sepekan bencana itu terjadi. “China terus memantau kondisi Filipina dan tim penyelamat akan diberangkatkan ke lokasi yang terkena dampak bencana paling parah jika memang kondisinya memungkinkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.
Pemerintah Filipina menyatakan, jumlah korban tewas akibat Topan Haiyan sedikitnya 3.681 jiwa dan sebanyak 1.186 orang dilaporkan hilang. Jumlah korban tewas itu diprediksi akan terus bertambah karena banyak daerah terpencil yang belum terjangkau petugas penyelamat.
Presiden Filipina Benigno Aquino kemarin membela diri atas berbagai kritik yang menyebut pihaknya lambat menyalurkan bantuan dan pertolongan. Dia malah menyalahkan pemerintah lokal yang gagal mengantisipasi datangnya Topan Haiyan. andika hendra m
http://www.koran-sindo.com/node/345368
Komentar