Israel Batalkan Pembangunan Perumahan
YERUSALEM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa malam (10/11) telah membatalkan rencana pembangunan 20.000 permukiman Yahudi di Tepi Barat.
RencanaPMNetanyahuitutelah disampaikan kepada Menteri Perumahan Israel Uri Ariel. Perintah Netanyahu itu pun langsung disetujui Ariel yang akan memerintahkan penghentian pembangunan permuki-man.
“Langkah itu untuk mengurangi perselisihan yang tidak diperlukan dengan komunitas internasional. Kami sedang membujuk komunitas internasional untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik dengan Iran,” demikian keterangan Netanyahu yang dikutip AFP. Dalam pernyataan Netanyahu mengatakan, langkah tersebut tidak akan memberikan kontribusi apa pun kepada pemukim Yahudi. Netanyahu menjelaskan, pembatalan permukiman itu sebagai bentuk negosiasi agar Amerika Serikat (AS) dan kekuatan internasional menekan Iran.
Sebelumnya P5+1 (AS, Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Jerman) telah menggelar perundingan nuklir dengan Iran, tapi perundingan itu tidak menghasilkan kesepakatan apa pun. Di sisi lain Israel memiliki kepentingan agar sanksi tegas terhadap Iran tidak dicabut. “Saat ini perhatian komunitas internasional tidak boleh teralih dari tujuan utama untuk mencegah Iran mencapai kesepakatan,” kata Netanyahu. Israel sepertinya akan mengalah dalam pembangunan permukiman untuk mendapatkan konsesi yang lebih besar dalam isu nuklir Iran.
“Israel tidak akan malu untuk melakukan serangan militer ke Iran jika memang diperlukan untuk menghancurkan ancaman nuklir,” papar Netanyahu. Perintah Netanyahu itu juga didukung Menteri Intelijen Israel Yuval Steinitz yang kemarin menyarankan koordinasi pembangunan permukiman. “Keputusan PM Netanyahu sudah tepat. Kami sedang membujuk AS, Eropa, dan Rusia untuk mengamandemen kesepakatan dengan Iran. Kami harus berkoordinasi dengan PM,” ujar Steinitz kepada radio publik Israel.
Sebenarnya upaya PM Netanyahu itu dilakukan setelah Presiden Palestina Mahmud Abbas memperingatkan pembangunan permukiman. Palestina berulang kali menegaskan perundingan perdamaian dengan Israel tidak akan pernah terlaksana selama ada pembangunan permukiman Yahudi. Palestina juga mengatakan mereka akan mengajukan banding ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera membahas masalah tersebut. Pembangunan permukiman pernah menjadi penghalang dalam perundingan damai pada 2010.
Beberapa pejabat Israel juga mengklaim pengumuman pembatalan pembangunan permukiman juga terkait pembebasan 52 tahanan Palestina sejak Agustus silam. Apalagi, Washington juga sangat khawatir dengan langkah Israel yang berencana menambah 550.000 permukiman Yahudi di Tepi Barat. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Psaki, mengungkapkan, Washington bukan hanya terkejut dengan rencana Israel itu, melainkan juga akan meminta penjelasan langsung. Psaki kembali menegaskan pernyataan Menteri Luar Negeri John Kerry yang tidak setuju dengan pembangunan permukiman Yahudi.
“AS meminta kedua belah pihak untuk menempuh langkah positif dalam negosiasi,” ujar Psaki. Sikap diplomasi yang lunak Israel itu juga didukung Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman yang berjanji akan bekerja sama lebih erat dengan AS. “Dengan perbedaan dengan AS, saatnya kita untuk menenangkan diri,” kata Lieberman. Seorang tentara Israel kemarin tewas setelah ditikam oleh seorang pemuda Palestina yang berusia 16 tahun di sebuah bus.
“Tentara itu meninggal akibat luka parah saat dirujuk ke rumah sakit,” kata juru bicara polisi Israel, Micky Rosenfeld. Penyerang tentara itu seorang pemuda Palestina yang berasal dari Jenin, Tepi Barat, langsung ditahan oleh para penumpang lainnya dan diserahkan ke polisi Israel. “Kami mengira insiden ini disebabkan rasa nasionalisme,” ujar Rosenfeld. Pembunuhan tentara Israel itu langsung disambut oleh penguasa Jalur Gaza, Hamas.
“Selamat kepada pahlawan pemuda Tepi Barat yang membunuh tentara Israel pagi ini (kemarin),” kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhum. Dia menambahkan, semua metode teror yang dilakukan Israel tidak akan menghentikan rakyat Palestina untuk tetap menggelar perlawanan. ●andika hendra m
http://www.koran-sindo.com/node/344390
Komentar