Iran Optimistis dengan Dialog Nuklir

JENEWA— Iran optimistis bahwa perundingan nuklir dengan komunitas internasional yang kemarin dimulai di Jenewa akan membawa hasil yang positif bagi mereka. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengaku optimistis dengan perundingan nuklir di Jenewa. Optimistisme itu adalah tercapainya kesepakatan antara Iran dan dunia internasional untuk menyelesaikan isu nuklir Iran yang telah berlarut-larut. “Saya kira, selalu ada kemungkinan untuk mencapai kesuksesan,” kata Zarif setelah bertemu Menlu Italia Emma Bonino di Roma, Italia, pada Selasa (19/11) waktu setempat. Dia mengungkapkan perundingan Jenewa ditujukan untuk mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perundingan itu. Tapi, Zarif justru menuding Israel berusaha menyabotase langkah mereka untuk mencapai kesepakatan dengan komunitas internasional. “Israel berusaha mengabaikan perundingan,” tuding Zarif dikutip AFP. Dia masih mengaitkan antara sabotase Israel dengan serangan bom di Kedutaan Besar Iran di Beirut, Lebanon, pada Selasa lalu yang menewaskan 23 orang. “Kami selalu memiliki alasan atas setiap langkah yang mereka lakukan,” papar dia. Apalagi, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, juga telah memberikan arahan kepada tim negosiasi nuklir. Dia mengungkapkan tim negosiasi telah menentukan batas-batas perundingan mengenai program nuklir Iran di Jenewa. “Kami tidak mengintervensi detail isi perundingan. Tapi sudah ada garis merah dan batas-batasnya. Itu yang terus dipantau. Mereka tidak boleh mengabaikan batasbatas yang sudah ditentukan,” kata Khamenei di depan ribuan anggota paramiliter Basij. Pemimpin kharismatik itu juga menyakinkan kepada para tim perunding agar tidak takut dengan apa yang dikatakan oleh musuh-musuh Iran. AS, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa ingin memberlakukan sanksi lebih keras jika Iran tidak mengikuti kehendak mereka. “Mereka berusaha menekan Iran. Iran tidak akan menyerah kepada siapapun,” ujar Khamenei dikutip Reuters. Negara-negara yang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB)—Amerika Serikat (AS), China, Rusia, Prancis dan Inggris—serta Jerman atau yang dikenal sebagai dikenal P5+1 berunding dengan Iran. Perundingan yang digelar kemarin merupakan kelanjutan dari perundingan sebelumnya. P5+1 dikabarkan menawarkan proposal meminta penyelidikan fasilitas nuklir Iran dan penghentian program nuklirnya dengan imbalan pengurangan sanksi ekonomi terhadap Teheran. Rusia juga optimistis dengan perundingan nuklir Jenewa. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengungkapkan kesepakatan awal akan dicapai pada pekan ini. “Kami berharap upaya-upaya yang telah dibuat akan mencapai kesuksesan dalam pertemuan yang akan dibuka hari ini (kemarin) di Jenewa,” papar Lavrov. Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron telah menghubungi Presiden Iran Hassan Rohani membahas perundingan nuklir di Jenewa pada Selasa waktu setempat. “Baik Cameron dan Rohani sepakat untuk mengambil kesempatan dapat perundingan di Jenewa,” demikian keterangan kantor PM Inggris. Cameron juga menyarankan Rohani agar Teheran lebih transparan dalam pengembangan nuklirnya. Optimistisme perundingan Jenewa juga terlihat dari pernyataan Presiden AS Barack Obama. Dia mendesak senator AS untuk menunda pengajuan sanksi baru atas Iran. Penundaan akan memberikan para pemimpin dunia waktu untuk merampungkan kesepakatan terkait program nuklir Iran. “Kita memiliki peluang untuk menghentikan perkembangan program Iran dan mengulas kembali hal-hal yang menjadi kunci, pada saat yang sama juga menguji apakah resolusi komprehensif bisa dicapai,” demikian ketarangan Gedung Putih. Sementara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kemarin terbang ke Rusia untuk melobi negara itu mengenai isu nuklir Iran. Israel sangat khawatir jika Rusia mendukung pengurangan sanksi ekonomi terharap Iran. Netanyahu juga melihat kalau Rusia dianggap sebagai sekutu Iran yang menjadi kunci sukses perundingan Jenewa. “Kesepakatan saat ini sedang dinegosiasikan. Hasilnya tetap tidak memperbolehkan Iran untuk mengembangkan bom nuklir,” papar Netanyahu. ● andika hendra m http://koran-sindo.com/node/345954

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford