Bencana Alam Filipina - Recovery Pasca-Haiyan Butuh Rp66,56 T
MANILA – Biaya pembangunan ulang pascatopan Haiyan di Filipina tengah diperkirakan akan membutuhkan dana sedikitnya 250 miliar peso (Rp66,56 triliun). Dana itu digunakan untuk membangun rumah, sekolah, jalanan, dan jembatan yang rusak akibat topan Haiyan yang mengguncang pada Jumat (8/11).
Untuk mendapatkan dana tersebut, Pemerintah Filipina akan mengajukan utang dengan bunga ringan dari sejumlah lembaga internasional. “Jika pemerintah sukses mengelola sumber daya manusia untuk rekonstruksi pasca-topan, ekonomi akan tumbuh lebih cepat,” kata Menteri Perencanaan Ekonomi Arsenio Balisacan yang dikutip Reuters. Balisacan juga menjamin fundamental ekonomi Filipina masih kuat. “Saya juga tak kaget kalau dana yang dibutuhkan bisa mencapai 250 miliar peso,” imbuh dia.
Topan Haiyan menjadi ancaman bagi agenda reformasi yang dijalankan Presiden Benigno Aquino. Agenda utama Aquino adalah menjadikan Filipina sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia. Banyak dana yang dibutuhkan untuk pembangunan kembali wilayah yang diterjang topan menjadikan presiden itu harus mengalokasikan dana lebih besar ke daerah bencana. Sementara distribusi bantuan kemanusiaan kepada korban topan masih banyak menemui kendali. Pemerintah masih fokus dalam pendistribusian bantuan kepada warga yang membutuhkan setelah hampir dua pekan bencana itu.
Banyak lembaga yang enggan membagikan bantuan jika wilayah bencana belum dijaga militer dan aparat keamanan. Mereka khawatir bantuan akan dijarah dan ancaman dari kelompok bersenjata. Menurut komandan militer Visayas, Letnan Jenderal Roy Deveraturda, pengiriman bantuan hanya dilakukan di wilayah yang dikuasai militer. “Kami meminta Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk berkonsentrasi di wilayah Visayas barat. Kami juga telah meminta Amerika Serikat (AS) berkonsentrasi di Pulau Samar dan Leyte,” papar dia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkhawatirkan banyak pulau kecil yang belum mendapatkan akses bantuan kemanusiaan. Tapi, pemerintah membantah itu. “Pada dasarnya, kami menyediakan semua orang dengan bantuan kemanusiaan,” ujarEduardodelRosario, direktur Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional. Pemerintah Filipina mengungkapkan, lebih dari 3.900 orang tewas ketika topan Haiyan menerjang. Namun, kantor gubernur di Pulau Leyte mengungkapkan jumlah korban tewas lebih dari 4.000 orang di pulau tersebut saja, sedangkan PBB memperkirakan lebih dari 13 juta orang mengalami dampak topan Haiyan dan 5 juta di antaranya anak-anak. andika hendra m
http://koran-sindo.com/node/345756
Komentar