Bantuan Terhambat, Korban Topan Haiyan Merana

TACLOBAN– Korban selamat Topan Haiyan kemarin terlunta-lunta karena minimnya bantuan kemanusiaan. Putusnya jalur komunikasi dan rusaknya infrastruktur menjadi kendala utama penyaluran bantuan di kawasan bencana dahsyat yang diperkirakan menewaskan 10.000 orang itu. Kurangnya bantuan makanan menyebabkan banyak korban selamat yang harus menjarah makanan di toko dan pusat perbelanjaan. Militer dan polisi juga telah diterjunkan untuk menangani aksi penjarahan agar tidak meluas. ”Kita telah mengirimkan pasukan ke sana (Tacloban) dan jika diperlukan akan dikirimkan tambahan,” kata juru bicara kantor Pertahanan Sipil, Reynaldo Balido, kepada ABS-CBN. Ribuan korban selamat juga belum tersentuh bantuan. Banyak orang yang meminta bantuan di pintu gerbang bandara di Pulau Leyte. ”Tolong kita. Di mana Presiden (Filipina) Benigno Aquino? Kita butuh air, kita sangat haus,” teriak seorang perempuan. Dia juga mengeluhkan banyaknya jenazah di jalanan yang belum dikubur. Hal senada diungkapkan Awelina Hadloc, 28, yang terpaksa harus makan mi instan setelah berhasil menjarah di toko makanan. ”Tidak ada pasokan makanan di gudang ataupun pusat perbelanjaan,” kata Hadloc yang harus kehilangan tokonya akibat gelombang setinggi tiga meter. Pemerintah Filipina mengklaim terhambatnya proses penyaluran bantuan karena rusaknya jalur transportasi dan komunikasi. Pembersihan jalan dari puing-puing rumah dan pepohonan juga menjadi prioritas utama. Haiyan dengan kecepatan 235 km per jam menghantam enam pulau di Filipina pada Jumat (8/11) lalu. Topan itu mengakibat gelombang laut dan banjir. Lebih dari 630.000 warga telah mengungsi karena telah kehilangan tempat tinggal. Haiyan pun dianggap sebagai topan paling kuat dalam sejarah Filipina, karena mengakibatkan empat juta orang merana. Pemerintah Filipina juga belum memberikan konfirmasi resmi mengenai jumlah korban tewas, meskipun otoritas memprediksi jumlah korban tewas lebih dari 10.000 jiwa. ”Salah satu alasan kenapa kita tidak melaporkan jumlah korban saat ini karena sistem komunikasi yang belum berjalan,” kata Pejabat Militer Filipina Kolonel John Sanchez. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat. Militer Filipina kemarin melaporkan jumlah korban tewas telah mencapai 942 orang. Menurut pejabat penanganan bencana di Samar, sekitar 300 orang meninggal dunia di Pulau Samar. ”Situasinya sangat buruk. Kerusakan sangat parah. Di beberapa wilayah, kehancuran total telah terjadi,” kata Sekretaris Kabinet Filipina Rene Almendras, dikutip Reuters. Topan Haiyan diperkirakan menghancurkan sekitar 70–80% bangunan atau apa pun yang dilaluinya di Pulau Leyte dan Samar. Kepala Palang Merah Filipina Richard Gordon menggambarkan kerusakan akibat Haiyan mengakibatkan ”kegaduhan yang luar biasa”. ”Korbannya sangat banyak, banyak sekali yang meninggal di manamana, kehancuran merata,” kata Gordon kepada BBC. ”Kita berharap akan membaik karena makin banyak bantuan yang bisa masuk lokasi bencana.” Banyaknya korban jiwa disebabkan kurangnya persiapan pemerintahan Aquino dalam menghadapi Haiyan. Padahal sebelum topan itu terjadi, Aquino berjanji akan untuk meminimalisasi korban jiwa, tetapi ternyata tidak berhasil. Sementara di tengah kesedihan yang mendalam, mukjizat Tuhan hadir di wilayah bencana ketika Emily Sagalis melahirkan bayi perempuan. Dia terpaksa melahirkan bayinya di bandara yang rusak parah karena rumahnya sudah hancur lebur. ”Bayiku sangat cantik,” katanya. Dia akan memberikan nama Bea Joy sebagai bentuk penghormatan kepada ibunya yang telah meninggal akibat Haiyan. Sementara itu, dunia internasional sudah mulai berbondong- bondong mengirim bantuan. Pesawat dan kapal dari Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) disiagakan untuk membantu upaya penyelamatan korban dan Presiden AS Barack Obama menyampaikan pesan berbunyi sangat berduka karena hilangnya nyawa dan kerusakan parah di Filipina. Negara-negara lain juga menyampaikan pesan serupa dan menjanjikan bantuan, termasuk Indonesia. Haiyan Makan Korban di China Sedikitnya enam orang tewas setelah Topan Haiyan menghantam pantai selatan China. Tiga pejalankaki meninggalduniakarena tertimpa papan iklan dan satu orang dilaporkan tenggelam di wilayah Guangxi Zhuang. Kantor berita Xinhuamenyebutkan dua anak buah kapal yang sebelumnya dilaporkan hilang kemarin ditemukan. Kementerian Hubungan Sipil China menyatakan sedikitnya 600 rumah rusak dan 51 bangunan hancur akibat angin kencang yang menjadi efek dari Topan Haiyan di Provinsi Hainan. Selanjutnya, lebih dari 39.000 orang dievakuasi di Hainan sebagai bentuk antisipasi untuk meminimalisasi korban. Haiyan hanya berkecepatan 118 kilometer per jam saat menghantam China. Kekuatan topan itu semakin melemah setelah menyapu Filipina. Dari Hanoi, Topan Haiyan kemarin menyebabkan tanah longsor, menumbangkan banyak pohon dan menghancurkan ratusan rumah. Otoritas Vietnam telah mengevakuasi lebih dari 800.000 orang sejak akhir pekan lalu, sebelum Haiyan menghantam negara itu. ”Badainya benar-benar dahsyat. Rumah saya saja sampai ikut bergoyang. Saya tidak pernah berpikir ada badai yang lebih besar kekuatannya dalam beberapa tahun terakhir,” kata Nguyen Hung Nam, 70, penduduk Kota Hai Phong, Vietnam. Pemerintah Vietnam mengungkapkan belum ada laporan korban jiwa akibat Topan Haiyan, meskipun lima orang meninggal dunia selama persiapan menghadapi topan itu. andika hendra m http://www.koran-sindo.com/node/343792

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford