Militer Klaim Hampir Kalahkan Gerilyawan

ZAMBOANGA – Militer Filipina kemarin mengklaim hampir mengalahkan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang menyandera ratusan warga sipil di kota Zamboanga, Filipina selatan. Para sandera itu dijadikan tameng hidup bagi para gerilyawan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan. Juru Bicara Militer Filipina Letnan Kolonel Ramon Zagala menegaskan kalau akhir dari penyanderaan yang dilakukan gerilyawan MNLF hampir selesai. “Mereka (gerilyawan) mencoba melarikan diri,” kata Zagala kepada AFP dari Zamboanga. Dia mengklaim kalau serangan ofensi dari kubu militer berlangsung sukses. Itu tetap dipertahankan untuk terus menekan para gerilyawan. Serangan ofensif itu dilakukan sejak Jumat (13/9) lalu. Militer telah mengepung dua desa yang dikuasai oleh gerilyawan. “Kita hari ini (kemarin) terus bergerak maju. Ini merupakan tindakan penyesuaian yang telah disiapkan dengan kehati-hatian,” kata Zagala. Namun demikian, Zagala tidak menyebutkan tenggat waktu kapan serangan militer itu akan berakhir. Untuk menghambatkan gerakan pasukan pemerintah, gerilyawan membakar sebagian desa Santa Barbara. Pasukan pemerintah telah menewaskan sekitar 51 gerilyawan MNLF. Sementara, enam pasukan keamanan tewas serta empat warga sipil menjadi korban. Militer Filipina kemarin juga melancarkan serangan menggunakan helikopter. Dua helikopter kemarin menembakkan beberapa roket ke arah wilayah yang dikuasai gerilyawan MNLF. “Serangan udara itu diarahkan oleh pasukan di darat untuk menekan musuh,” kata Zagala. Serangan helikopter itu pertama kalinya sejak pasukan pemerintah melancarkan ofensif. Ketika ditanya tentang potensi korban dari pihak sipil akibat serangan helikopter, Zagala menekankan kalau serangan itu tepat sasaran. Banyak gerilyawan yang kini mencoba menyamar sebagai warga sipil. Militer pun dibantu warga untuk mendeteksi dan mengidentifikasi siapa warga lokal dan gerilyawan. Militer menyebutkan lebih dari 100 gerilyawan MNLF masih bertempu dengan pasukan pemeirntah di dua desa di Zamboanga. “Mereka masih memiliki amunisi dan mereka terus menembaki kita,” kata Zagala. Gerilyawan MNLF memasuko kota pelabuhan Zamboanga pada Senin (9/9) lalu untuk melakukan sabotase perundingan antara kelompok gerilyawan Moro lainnya dengan pemerintah. Mereka menyandera ratusan warga untuk dijadikan tameng hidup. Sementara itu, perwakilan Human Rights Watch (HRW) di Filipina telah mengunjungi Zamboanga. HRW mengkhawatirkan warga sipil yang terjebak di dalam konflik. Lebih dari 70.000 warga telah mengungsi akibat pertempuran tersebut. Badan kemanusiaan internasional telah memasok bantuan bagi para pengungsi. Akibat pengepungan kota Zamboanga, pelayanan kapal laut dan pesawat udara juga telah dihentikan selama delapan hari. Siapa MNLF? Mereka merupakan organisasi pemberontakan yang telah berusia selama 25 tahun untuk menuntut kemerdekaan di Moro, Filipina selatan. Namun, mereka telah menandatangai pakta perdamaian dengan militer Filipina pada 1996 lalu. Aksi serangan ke Zamboanga memang diperintahkan langsung oleh pendiri MNLF, Nur Misuari karena adanya kesepakatan perdamaian terpisah dengan kelompok gerilyawan lainnya, yakni Front Pembebasan Islam Moro (MILF). (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford