Militer Filipina Coba Akhiri Penyanderaan

ZAMBOANGA – Militer Filipina kemarin berusaha mengakhiri penyanderaan yang dilakukan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di kota Zamboanga. Pasukan pemerintah berusaha membebaskan ratusan warga yang dijadikan tameng hidup bagi gerilyawan dan menutup semua jalan keluar dari kota tersebut. Menurut Juru Bicara Militer, Letnan Kolonel Ramon Zagala, mengungkapkan sejumlah gerilyawan MNLF telah menyerah dan ditangkap ketika mencoba melarikan diri dengan menggunakan pakaian sipil. “Kita telah mendapat momentum. Kita telah merebutkan kembali beberapa wilayah yang sebelumnya dikuasai mereka. Kita masih terus bergerak maju,” kata Zagala kepada AFP. Sejauh ini, jumlah korban tewas akibat penyanderaan yang sudah berlangsung satu pekan itu menewaskan lebih dari 60 orang. Pasukan pemerintah juga terus bergerak ke distrik Santa Barbara yang masih dikuasai gerilyawan. Beberapa gedung tampak terbakar dan banyak sekali bekas tembakan. Mereka kemarin berhasil menemukan dua jenazah gerilyawan yang tewas setelah baku tembak dan ditinggalkan kawan-kawannya. Operasi pembebasan sanderal itu melibatkan sedikitnya 3.000 pasukan elit pemerintah. Hingga kemarin, 51 gerilyawan MNLF tewas, enam tentara, satu polisi dan empat warga sipil. Suasana kota Zamboanga masih mencekam. Apalagi, bandara dan pelabuhan juga masih ditutup. “Ini sebuah bencana, kita tidak siap menghadapinya,” kata Ketua Kamar Dagang Zamboanga, Pedro Rufo Soliven. Dia mengungkapkan jumlah kerugian yang diderita mencapai USD1,1 miliar atau Rp1,2 triliun per hari. Sebelumnya, Pemerintah Filipina mengatakan militer mencoba mengambil alih kawasan di selatan yang diduduki pemberontak MNLF. Presiden Benigno Aquino dan wakil presiden Jejomar Binay, mengunjungi Zamboanga pada Sabtu (14/9) dalam upaya mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung satu minggu. Anggota kelompok pemberontak menyandera sejumlah penduduk lokal yang disebutkan sejumlah laporan digunakan sebagai tameng. Bentrokan sejauh ini menyebabkan lebih dari 50 orang meninggal. “Bentrokan masih akan terjadi namun mereka (MNLF) tidak akan berhasil dan saya jamin bahwa (bentrokan) akan mereda,” kata Aquino. Menteri Dalam Negeri Mar Roxas mengatakan pasukan pemerintah mengepung sekitar 200 anggota pemberontak dan secara bertahap mengambil alih daerah yang dikuasasi pemberontak di luar Zamboanga. Para pejabat mengatakan pasukan pemerintah tidak melakukan serangan berat artileri, roket dan serangan udara untuk melindungi sandera dan warga sipil. Sebelumnya Wakil Presiden Filipina, Jejomar Binay, telah menggelar perundingan dengan gerilyawan MNLF. Mereka juga sepakat untuk melakukan gencatan sejak Sabtu (14/09) di kota Zamboanga. Tujuan pembicaraan ini untuk menghentikan ketegangan di wilayah itu, yang antara lain ditandai aksi penyanderaan sekitar 100 warga sipil oleh kelompok pemberontak. Namun, gencata senjata itu ternyata tidak berjalan efektif. MNLF didirikan oleh Nur Misuari tahun 1971 dengan tujuan untuk memperjuangkan pendirian negara Islam. MNLF menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah tahun 1996. Namun, Nur Misuari mengeluh faksinya dipinggirkan dalam perjanjian damai yang saat ini dirundingkan antara pemerintah dan kelompok pemberontak lain, Front Pembebasan Islam Moro (MILF). (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford