Manfaatkan Sidang Umum PBB, Dilma Kecam AS
NEW YORK – Bukan hanya musuh bebuyutan Amerika Serikat (AS) saja yang mempermalukan negara itu di depan forum resmi Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (24/9) waktu setempat. Adalah Dilman Rousseff, Presiden Brazil, memanfaatkan Sidang Umum PBB untuk mengecam program spionase cyber yang dilakukan oleh AS.
Bukan hanya sekedar kecaman semata, Rousseff juga menyerukan regulasi internasional untuk mengatur dunia maya. Pasalnya, ancaman spionase justru datang bukan dari musuh semata, tetapi juga dari negara sahabat. Dia mengungkapkan kalau program spionase cyber yang dilakukan AS telah memicu kemarahan dari berbagai belahan dunia.
Rousseff menjelaskan kalau penyadapan paling buruk dialami di Brazil, baik data pribadi hingga perusahaan. Komunikasi antara kedutaan dengan kantor kepresidenan juga disadap. “Mencampuri urusan penting kehidupan dan hubungan dengan negara lain merupakan pelanggaran hubungan internasional dan itu bertentangan dengan prinsip-prinsip untuk menghargai hubungan antar negara,” kata Rousseff dalam pidatonya di Sidang Umum PBB dikutip AFP.
Dengan tegas, Presiden Rousseff mengungkapkan hak keamanan warga negara tidak mendapatkan jaminan oleh pelanggaran hak-hak sipil dan manusia dari negara lain. Dia mengungkapkan argumen yang diungkapkan AS kalau penyadapan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) bertujuan untuk melawan terorisme.
“Brazil mengetahui bagaimana melindungi diri sendiri,” bela Rousseff. Rousseff tetap meminta Washington untuk memberikan penjelasan, permintaan maaf dan jaminan kalau penyadapan itu tidak akan terulang kembali. “Kita menolak, berperang dan tidak menyembunyikan kelompok teroris.”
Sayangnya, Presiden AS Barack Obama tidak berada di lokasi Sidang Umum PBB saat Rousseff berpidato. Saat itu, Obama sedang dalam perjalanan menuju Gedung PBB. Namun, setelah Rousseff selesai berpidato, Presiden Obama tampil di hadapan para pemimpin negara lainnya di Sidang Umum PBB.
Obama menegaskan AS saat ini meninjau proses kerja intelijen. “Hasil pekerjaan ini dan kerjasama dengan sekutu dan mitra, dunia lebih stabil dibandingkan lima tahun lalu,” kata Obama.
Rousseff memang sangat kecewa dengan Obama. Pertemuan resmi antara kedua pemimpin itu pun dibatalkan oleh Rousseff. Padahal, pertemuan itu sangat penting membahas kerjasama ekonomi kedua negara.
Awal kekisruhan hubungan Brazil dan AS itu mencuta setelah laporan media Brazil, Globo, mengenai upaya penyadapan NSA terhadap Rousseff dan jajarannya. Data itu diperoleh dari dokumen yang dibocorkan kontraktor NSA, Edward Snowden. (andika hendra m)
Komentar