Konsulat AS Dibom, 3 Tewas

HERAT – Sedikitnya tiga orang tewas kemarin ketika para gerilyawan menyerang konsulat Amerika Serikat (AS) di Afghanistan barat. Para gerilyawan meledakkan truk yang memuat bom di depan pintu gerbang konsulat dan menyerang pasukan keamanan yang sedang berjaga. Serangan itu hanya berselang dua hari setelah peringatan 11 September 2001. Dalam serangan tersebut, gerilyawan Taliban terlibat baku tembak dengan aparat keamanan Afghanistan yang berjaga di sekitar konsulat AS sejak pukul 06:00 pagi. Para gerilyawan itu menggunakan sebuah truk yang dikendari mengarah ke gerbang konsulat. Akhirnya, truk itu meledak. Kepala Polisi Herat, Jenderal Ramatullah Safi, mengungkapkan seorang polisi dan seorang penerjamah tewas serta dua staf Afghanistan yang bekerja untuk konsulat terluka. Kemudian, Abdul Raoof Ahmadi, juru bicara rumah sakit di Herat, mengungkapkan tiga orang tewas, temasuk dua polisi dan seorang penjaga keamanan serta 17 korban luka lainnya. Tidak ada warga negara AS yang tewas dalam serangan tersebut. “Semua personel AS di konsulat Herat selamat dan telah dikonfirmasi,” kata seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Kabul dikutip Reuters. Dijelaskannya kalau serangan tersebut cukup rumit, karena melibatkan bom mobil. Taliban langsung menyatakan pertanggungjawaban atas serangan di Herat. “Tujuan kita dalam serangan ini adalah menunjukkan kepada Amerika bahwa mereka tidak aman di manapun berada,” kata juru bicara Taliban, Qari Yusuf Ahmadi dikutip AFP. Serangan ini adalah aksi terbaru dari rangkaian penyerbuan menjelang tenggat waktu penarikan seluruh pasukan asing dari Afghanistan pada 2014. Awal bulan ini Taliban juga menyerang pangkalan militer AS Torkham di timur Afghanistan, yang menyebabkan pecahnya pertempuran panjang dimana akhirnya tiga anggota milisi Taliban dilaporkan tewas. Pemerintah Afghanistan telah berusaha membujuk Taliban untuk menggelar perundingan perdamaian. Namun, mereka menolak berdialog dengan Presiden Hamid Karzai yang dinilai sebagai boneka Washington. Sebelumnya, utusan khusus AS untuk Afghanistan, James Dobbins, mengbaikan saran Washington akan menarik semua pasukan dari Afghanistan setelah tahun depan. “Jika rakyat Afghanistan tidak meinginkan seseorang pun, kita juga tidak akan meninggalkan seorang pun. Tapi saya tidak berpikir bahwa itu merupakan opsi yang dipilih rakyat Afghan,” kata Dobbins kepada lembaga riset Atlantic Council. Dobbins memperkirakan beberapa ribu pasukan AS akan tetap tinggal di Afghanistan pada 2015. Saat ini, sekitar 100.000 pasukan asing bertugas di Afghanistan, dua pertiganya berasal dari AS. Obama telah berjanji untuk mengakhiri perang terlama dalam sejarah AS itu. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford