Suriah Siap Hadapi AS
DAMASKUS – Suriah kemarin menegaskan tidak gentar menghadapi ancaman serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya. Suriah juga telah mempersiapkan diri jika memang ada intervensi asing.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem menegaskan, Damaskus akan terus menekan pemberontak meski ada ancaman serangan asing. ”Jika (intervensi asing) bertujuan untuk membatasi kemenangan tentara kita, mereka tidak akan sukses. Kalau tujuan serangan militer (asing) itu adalah mencapai keseimbangan kekuatan, itu khayalan dan mustahil,” kata Muallem. Muallem juga menegaskan, negaranya akan mempertahankan diri jika Barat menyerang mereka.
”Kami punya dua opsi: menyerah atau membela diri dengan segala kekuatan kami. Pilihan kedua adalah terbaik: kami akan membela diri,” ujar Muallem, seperti dikutip AFP. Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama dilaporkan sedang mempertimbangkan opsi untuk menyerang Suriah meski dengan durasi dan ruang lingkup terbatas. The Washington Post melaporkan, serangan yang dilakukan AS dikarenakan Suriah tak terbantahkan menggunakan senjata kimia saat menyerang warga sipil.
Mengutip seorang pe-jabat senior Gedung Putih, serangan ke Suriah ditentukan dalam waktu kurang dari dua hari dan mencari upaya untuk menghindari keterlibatan Amerika dalam konflik yang telah terjadi selama 2 tahun. Laporan senada juga disampaikan New York Timesyang menyebutkan bahwa Obama telah membuat keputusan mengenai serangan militer ke Suriah. Dia akan memerintahkan operasi militer terbatas.
”Ini dapat melibatkan serangan rudaldari kapal perang AS di Laut Mediterian dengan target militer Suriah,” ujar pejabat yang tak disebutkan nama. Tidak perlu waktu yang lama untuk melakukan kampanye dalam penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad atau mengubah keseimbangan perang. Dalam beberapa hari ke depan pejabat intelijen AS akan membeberkan informasi mengenai penggunaan senjata kimia oleh militer Presiden Assad.
Menyusul kepastian AS akan menyerang Suriah, Washington pun berkonsultasi intensif dengan para sekutunya. Namun, mereka tidak berharap mendapatkan lampu hijau dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena ditentang Rusia. PBB saat ini masih menyelidiki kasus serangan senjata kimia di sebuah kawasan di dekat Damaskus pekan lalu. Kemarin adalah hari kedua mereka untuk mengumpulkan bukti siapa pelaku serangan yang diklaim telah menewaskan ratusan orang itu.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah mengecam penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah. ”Penggunaan senjata kimia tak terbantah,” ujar Kerry, dikutip BBC. Kerry menggambarkan bahwa serangan terbaru di Damaskus pada pekan lalu sebagai pelanggaran moral. ”Apa yang kita lihat di Suriah pekan lalu harus mengejutkan hati nurani dunia. Ini sangat berlawanan dengan kode moralitas.
Jangan salah, Presiden (Barack) Obama percaya harus ada pertanggungjawaban bagi mereka yang menggunakan senjata paling keji di dunia terhadap orang-orang yang paling rentan,” tegas Kerry. Kerry juga menyampaikan bahwa Pemerintah AS memiliki informasi tambahan tentang serangan itu, dan akan dipublikasikan beberapa hari mendatang. Penundaan penyelidikan inspektur PBB ke lokasi adalah tanda bahwa Pemerintah Suriah menyembunyikan sesuatu.
”Sebaliknya, mereka malah terus menyerang, menembak, dan secara sistematis menghancurkan barang bukti. Itu bukan perilaku pemerintah yang tidak memiliki sesuatu untuk disembunyikan. Keputusan rezim untuk memberikan akses sangat terlambat,” papar Kerry. Sebagai bentuk persiapan, Pentagon telah memerintahkan kapal induk untuk bergerak mendekati perairan Suriah. AS juga menunda pelaksanaan konferensi bersama dengan Rusia yang membahas masalah Suriah.
Moskow langsung menyatakan keberatannya atas penundaan konferensi tersebut. Sebagai persiapan serangan ke Suriah, Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron langsung mempercepat liburannya dengan kembali ke London. Dia pun akan menggelar pertemuan dengan parlemen untuk membahas kemungkinan serangan ke Suriah. ”Keputusan akan diambil dalam kerangka kerja sama internasional,” ujar juru bicara kantor PM Inggris. Meski demikian, militer Inggris telah mempersiapkan diri jika dilibatkan dalam intervensi ke Suriah.
SekutuSuriahjugamulaiangkat bicara. Rusia kemarin memperingatkan konsekuensi bencana besar jika Suriah diserang oleh AS dan sekutunya. ”Upaya untuk melewati Dewan Keamanan untuk intervensi militer hanya akan menambah penderitaan di Suriah dan bencana besar bagi negara lain di Timur Tengah,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alexander Lukashevich. Iran juga menyebut intervensi militer ke Suriah akan menimbulkan dampak serius bukan hanya bagi Suriah, tetapi seluruh wilayah Timur Tengah. andika hendra m
http://www.koran-sindo.com/node/325597
Komentar