Palestina-Israel Mulai Berunding
YERUSALEM – Perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel digelar di lokasi yang dirahasiakan pada Rabu (14/8) malam waktu setempat di Yerusalem, Palestina.
Hasil perundingan kedua negara itu juga dirahasiakan. Padahal, perundingan itu berlangsung selama beberapa jam dan berakhir dengan tengah malam waktu setempat. Seorang pejabat Israel menggambarkan perundingan itu panjang dan serius.
“Tak ada pernyataan yang dapat dipublikasikan,” kata pejabat Israel itu dikutip BBC. Harapan mengenai prospek perundingan damai itu semakin tipis. Justru perundingan itu menimbulkan kekhawatiran bagi rakyat Palestina dan Israel. Lokasi perundingan yang dirahasiakan, waktu serta agenda dari kedua belah pihak menaruh kecurigaan bagi publik. Banyak dugaan kalau kedua belah pihak tidak mencapai terobosan apapun.
Seorang pejabat Palestina mengungkapkan, kedua belah pihak sepakat untuk bertemu setiap pekan. Pertemuan itu akan dilakukan di Kota Yerusalem ataupun Jericho di Kota Tepi Barat. Pertemuan mingguan itu dilakukan sebagai bentuk upaya pemecahan berbagai solusi yang dihadapi kedua belah pihak. Tujuan perundingan damai itu untuk menegosiasi penyelesaian konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara. Negara Palestina berdiri berdampingan dengan Israel.
Dalam perundingan itu, kubu Palestina diwakili Saeb Erekat dan Muhammed Shtayyeh dari perwakilan organisasi Fatah. Adapun Israel diwakili Menteri Kehakiman Tzipi Livini dan penasihat perdana menteri (PM), Isaac Molcho. Sementara, utusan Amerika Serikat (AS) Khusus Timur Tengah Martin Indyk dan wakilnya, Frank Lowenstein bertindak sebagai mediator. Namun demikian, pihak Palestina sangat apatis dan skeptis terhadap perundingan perdamaian tersebut.
Pasalnya, tuntutan mereka agar Israel menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tak digubris. Padahal, Palestina mensyaratkan penghentian pembangunan permukiman sebagai syarat mutlak kelanjutan perundingan. Beberapa waktu lalu, Israel mengumumkan akan membangun lebih dari 2.000 permukiman baru Yahudi. Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Abed Rabbo mengungkapkan, peluasan permukiman itu tidak terjadi sebelumnya saat perundingan perdamaian akan dimulai.
“Perundingan bisa jadi batal kapan pun karena tindakan Israel,” papar Rabbo kepada radio Voice of Palestine. Skeptisme juga muncul anggota PLO lainnya, Qais Abdul Kareem. Dia mengungkapkan Israel berusaha mengeksploitasi perundingan untuk menutupi pembangunan permukiman. Selain itu, dia juga mengkritik pembebasan tahanan Palestina sebelum perundingan. “Pembebasan tahanan juga barter yang sangat rendah nilainya,” ujar dia dikutip Reuters. Skeptisme bukan hanya terjadi di pihak Palestina. Kubu Israel pun mengucapkan hal senada. Jerusalem Post menyebutkan ekspektasi yang sangat rendah terhadap perundingan terbaru itu.
“Kami telah mencoba selama 20 tahun sejak Oslo dan selama 120 tahun konflik. Skeptisme ini menjadi nada dalam sambutan saya, tetapi kami bisa memutuskan untuk memberikan kesempatan,” kata Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon. Meski belum ada kejelasan mengenai perundingan tersebut, Menteri Luar Negeri AS,John Kerry, sebelum mengungkapkan isu Yerusalem, perbatasan, keamanan, permukiman dan pengungsi Palestina, menjadi isu utama dalam perundingan tersebut.
Meski tanpa jadwal yang jelas mengenai perundingan itu, AS memastikan negosiasi final akan digelar dalam waktu sembilan bulan mendatang. Namun, PM Israel Benjamin Netanyahu mengindikasikan kalau pengakuan dari Palestina bahwa Israel adalah Negara Yahudi menjadi isu utama yang diminta dalam perundingan. Namun, Palestina menjelaskan bahwa isu perbatasan dan keamanan menjadi agenda utama.
Palestina menuntut tanah yang dicaplok Israel pada 1967 harus dimasukkan dalam peta negara itu. Sebelumnya pada Selasa (13/8) malam, dua bus yang mengangkut 26 tahanan pejuang Palestina meninggalkan penjara Ayalon di Tel Aviv. Mereka dibebaskan sebelum perundingan perdamaian dimulai.
Israel juga telah sepakat untuk membebaskan 78 tahanan lainnya sebagai bentuk kesepakatan dalam perundingan damai. Proses pembebasan tahanan lainnya akan memakan waktu selama sembilan bulan. ● andika hendra m
Komentar