Pangeran Philippe Dilantik Jadi Raja Belgia
BRUSSELS – Pangeran Philippe kemarin dilantik menjadi Raja Belgia dengan serangkaian pesta yang digelar di seluruh penjuru negeri. Namun, pelantikan itu masih menyimpan dilema karena menurunnya pengaruh keluarga kerajaan dan tidak diterimanya Phillippe oleh seluruh rakyat Belgia.
Philippe akan menjadi Raja Belgia ketujuh. Dia mengucapkan sumpah dengan tiga bahasa resmi, Prancis, Flemish dan Jerman dengan mengenakan seragam kebesaran militer. Setelah pelatikan, upacara syukur akan dilaksanakan Katedral Saint Michael dan Gudula yang dihadiri pejabat pemerintahan Belgia, tanpa kehadiran tanpa tamu asing.
Sementara Pangeran Philippe, yang bersekolah di Oxford dan Stanford, akan diangkat menjadi raja ke-7 Belgia. Sang pangeran juga punya latar belakang sebagai pilot tempur terlatih. Kebanyakan warga Belgia juga tidak terlalu mengenal Philippe. Maklum, dia jarang tampil di publik. Berbeda dengan ayahnya yang kerap menemui rakyatnya secara langsung.
Peran Philippe akan dibantu oleh Mathilde, 40. Mathilde akan banyak membantu pencitraan suaminya dalam menarik simpati 11,5 juta rakyat Belgia.
Dalam konstitusi Belgia, seorang raja hanya mewakili posisi-posisi seremonial. Salah satu tugasnya adalah mendamaikan sengketa konstitusi. Sebagai contoh, Raja Albert menggunakan wewenangkan untuk menengahi pertikaian politik dalam pembentukan pemerintahan akibat buntutnya perundingan di parlemen antara 2010-2011. Saat itu negara Belgia berjalan selama 541 hari tanpa pemerintahan karena pemilu gagal menentukan siapa pemenangnya.
Pada Sabtu (20/7) waktu setempat, Raja Belgia Albert II secara resmi mundur dari tahta untuk memberi jalan bagi penerusnya, Putra Mahkota Pangeran Philippe. Albert II, 79, itu mendesak agar warga Belgia memberi dukungan pada putranya yang kini berusia 53 tahun.
Dia berharap agar rakyat Belgia bersatu.
Belgia memang terbelah menjadi bagian karena sebagian warga menggunakan bahasa Belgia di utara dan sebagian warga Belgia yang menggunakan Prancis di selatan. Dalam pernyataan sebelumnya Raja Albert mengatakan ia sudah tak bugar lagi menjalankan tugas penuh selaku pimpinan kerajaan.
“Mohon berikan calon raja Philippe dan calon ratu Mathilde partisipasi aktif serta dukungan Anda,” kata Raja Albert dikutip Reuters. “Pasangan ini akan jadi pimpinan kerajaan yang hebat untuk negeri kita dan mereka mendapat restu saya sepenuhnya.” kata sang raja yang mundur dari tahta tepat pada peringatan hari kemerdekaan Belgia. Pengunduran diri Raja Albert itu setelah berkuasa selama 20 tahun.
Mundurnya Raja Albert itu seperti mengikuti langkah Ratu Beatrix dari negara tetangga Belanda juga mundur sekitar tiga bulan lalu. Ratu Beatrix digantikan digantikan putranya Pangeran Willem-Alexander.
Belgia yang telah berusia 183 tahun itu sebenarnya menyimpan bom waktu. Banyak warga Belgia yang berbahasa Belanda ingin memerdekakan diri untuk Flanders di utara. “Satu Raja, Dua Bangsa!” demikian judul berita utama harian L’Echo yang berbahasa Prancis. Berdasarkan jajak pendapat, hanya sedikit warga di Flanders yang percaya kalau Philippe akan menjadi raja yang baik. Selama ini, Flanders memiliki partai N-VA yang dianggap separatis karena selalu memperjuangkan kemerdekaan kepulauan itu.
Namun, masih banyak juga penduduk Flanders yang mendukung Kerajaan Berlgia. “Saya pendukung keluarga kerajaan,” kata Cindy van Merheulen, 34, dari Limburg di Flanders. “Saya ingin mendukung Philippe. Hampir semua warga Belgia mencintai raja. Permasalahannya, mereka yang menentang justru berteriak lebih keras,” imbuhnya dikutip AFP. (andika hendra m)
Komentar