Qusayr Jatuh ke Assad
DAMASKUS – Militer Suriah kemarin resmi menguasai kota strategis Qusayr dan mengusir pemberontak. Kemenangan pasukan pendukung Presiden Bashar al-Assad itu karena dukungan kuat dari para pejuang Hezbollah.
Qusayr merupakan wilayah paling strategis di Provinsi Homs yang berbatasan langsung dengan Lebanon. Kota itu sebagai penyangga Damaskus karena menghubungkan ke pantai dan menjadi jalur untuk suplai senjata.
Pemerintah Suriah kemarin mengklaim pasukan Assad berhasil menguasai sepenuhnya kota Qusair. “Pasukan bersenjata kami kembali mengembalikan stabilitas dan keamanan di seluruh kota Qusair,”' demikian isi berita yang disampaikan stasiun televisi pemerintah Suriah.
Meski Qusayr jatuh, pemberontak menguasai beberapa kota lainnya. “Ya, saudara kita, pada ronde ini kalau kita telah kalah,” kata Komisi Jenderal Revolusi Suriah pada status akun Facebook mereka. Mereka mengungkapkan pemberontak berusaha menggulingkan Assad yang didukung ribuan tentara bayaran asal Lebanon.
Hal itu dibenarkan kelompok pemberontak. Jenderal Selim Idriss, pemimpin Tentara Pembebasan Suriah, mengungkapkan para prajurit mereka semestinya diijinkan untuk bertempur melawan militan Hezbollah di Lebanon. “Hezbollah telah menyerang Suriah dan Lebanon tidak melakukan apapun untuk menghentikan mereka,” kata Idriss kepada BBC.
Idriss mengungkapkan dia telah memerintahkan para komandan, termasuk yang berada di dekat kota Qusayr untuk bertempur melawan Hezbollah di dalam wilayah Suriah. “Sekarang ada banyak pejuang Hezbollah di Suriah, di Qusair, di Idlib, di Aleppo, di Damaskus dan bisa saya katakan ada dimanapun di negara ini,” paparnya.
Idriss membantah anggapan yang menyebut mereka kalah perang. Dia mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima satu peran untuk Presiden Bashar al-Assad pasca konflik Suriah. “Jika harga untuk perdamaian adalah Bashar masih berkuasa di Suriah, maka kami tidak membutuhkan perdamaian semacam itu,” katanya.
Idriss berkeyakinan bahwa pasukan pemberontak akan memenangkan pertempuran melawan Assad. “Tetapi tanpa dukungan dari teman kami negara-negara Barat dan AS, pertempuran akan berlanjut dalam waktu yang sangat lama dan akan ada lebih banyak lagi martir, lebih banyak kerusakan,” katanya.
Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menjelaskan tentara dan pejuang dari Hezbollah telah menguasai kota Qusayr. “Militer dan Hezbollah sukses mengambil alih Qusayr setelah aksi bom sepanjang malam terhadap kota tersebut,” demikian keterangan SOHR. “Pemberontak menarik diri dari beberapa wilayah karena cadangan amunisi yang menipis.”
Dari Teheran, Iran kemarin mengucapkan selamat kepada tentara dan rakyat Suriah atas kemenangannya mengalahkan pemberontak di kota Qusayr. Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, menegaskan hal tersebut. “”Rakyat dan tentara Suriah mampu mengalahkan teroris,” kata Qusayr mengacu pada pemberontak.
Abdollahian mengungkapkan, pihak-pihak tertentu yang mengirimkan senjata dan dukungan terhadap tindakan teroris di Suriah. “Mereka bertanggungjawab atas pembunuhan massal dan kerusakan di Suriah. Mereka seharusnya diajukan ke pengadilan kejahatan perang,” katanya. Tudingan itu mengacu beberapa negara Arab dan Barat serta Turki yang mendukung gerakan anti-Assad.
Serangan besar-besaran ke Qusayr diluncurkan sejak 19 Mei lalu oleh Hezbollah dan pasukan Assad. Para pemberontak melancarkan perlawanan sengit di kota tersebut dengan bantuan gerilyawan Persaudaraan Muslim (Ikhwanul Muslimin) dari Lebanon.
Sejak serangan ke kota Qusayr, banyak warga sipil yang terjebak di antara pertempuran. Para warga sipil yang berhasil melarikan diri dari kota tersebut menggambarkan Qusayr sebagai “kota hantu”. “Qusayr dipenuhi kerusakan dan banyak suara bom. Yang banyak melarikan diri adalah perempuan dan anak-anak. Lelaki dibunuh di pos pemeriksaan,” kata juru bicara badan PBB urusan pengungsi UNHCR.
Konflik Suriah telah memakain lebih dari 80.000 orang tewas di Suriah. Sebanyak 1,5 juta orang mengungsi sejak aksi penolakan rezim Assad dimulai tahun 2011. (andika hendra m)
Komentar