Pendukung Klub Bola Bersatu Tuntut Mundur Erdogan

ISTANBUL – Para pendukung klub bola yang biasanya bermusuhan di stadion kemarin bersatu dalam demonstrasi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Turki Reccep Tayyp Erdogan. Para pendukung klub sepak bola seperti Galatasaray, Fenerbahce dan Besiktas bahu membahu dalam aksi demonstrasi anti-pemerintah. Padahal, pada setiap pertandingan sepak bola, mereka kerap berperang satu sama lain. Demi masa depan Turki, mereka bergabung dalam kekuatan dalam persekutuan tidak suci. “Biasanya kami saling ejek satu sama lain. Tapi, saat ini mereka (pemerintah dan polisi) adalah musuh nyata,” kata Arda, 18, salah satu penggemar Galatasary, dikutip AFP. Dia mengaku tidak khawatir aksi kekerasan dalam aksi unjuk rasa tersebut. “Semua rakyat Turki bersatu. Lebih dari 10 tahun, AKP dan Erdogan telah membuat kita berpikir dan berkata bahwa kita sudah cukup.” Kemudian pendukung Besiktas, Muhammet, mengungkapkan dia telah meninggalkan rumah selama empat hari. Dia mengaku memiliki pandangan yang berbeda dengan anggota keluarganya yang lebih mendukung Erdogan. “Keluargaku tak mengetahui kalau saya ikut demonstrasi,” terangnya. Para fans klub sepak bola itu juga mengenakan baju klub kesayangan mereka dan lengkap dengan aseseorisnya. Selain itu, para pemain sepak bola Turki, seperti top scorer Galatasary, Burak Yilmaz dan bintang pemain asing, Didier Drogba, serta Wesley Sneijder juga menyampaikan pesan dukungan terhadap para demonstran melalui Twitter. Menurut pakar sosiologi sepak bola Turki, Jean-Francois Polo dari Universitas Galatasaray, afiliasi fan klub sepak bola telah tercatat dalam sejarah. “Orang bukan hanya mengekspresikan identitas kelompok mereka di stadion sepak bola, tetapi dalam demonstrasi,” kata Polo. Sementara itu, Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Husyen Celik, menolak tuntutan agar jadwal pemilu dipercepat sebagai bentuk tuntutan dari para demonstran. “Perubahan jadwal pemilu dari rencana pada 2015 tidak pada tempatnya,” kata Celik dikutip AFP. Dia mengungkapkan hal tersebut selepas pertemuan komite partai untuk menanggapi unjuk rasa yang berlangsung meluas di beberapa kota Turki. Selain para demonstran, kubu oposisi juga menyerukan percepatan jadwal pemilu. Ketua Partai Pergerakan Nasionalis, Devlet Bahceli, ikut menyerukan pemilihan umum yang dipercepat untuk memasikan mandat Erdogan. “Posisi perdana menteri dan kekacauan telah memperdalam krisis. Waktu perdana menteri sudah habis, kami yakin dia harus memperbarui mandatnya,” papar Bahceli. Unjuk rasa antipemerintah yang melanda Turki berawal dari gerakan pegiat lingkungan yang menentang pembangunan gedung di salah satu taman kota Istanbul. Aparat pemerintah dinilai menggunakan kekerasan yang berlebihan untuk membubarkan unjuk rasa tersebut, yang menyebabkan protes malah semakin meluas dan menjadi gerakan anti-pemerintah. Sejauh ini tiga orang tewas, dua pengunjuk rasa serta seorang polisi menjadi korban dalan unjuk rasa yang berlangsung lebih dari satu pekan itu. Ribuan orang cedera ringan serta sekitar 900 orang ditangkap aparat keamanan. Sementara itu, pemerintah kota Istanbul menegaskan pemerintah akan tetap meneruskan pembangunan kembali gedung di zaman Sultan Ottoman di Lapangan Taksim pada Hari Sabtu (08/06). Namun, mereka tidak akan membangun pusat pertokoan maupun hotel dan penginapan mewah. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford