Obama Ingatkan Xi

RANCHO MIRAGE –Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengingatkan Presiden China Xi Jinping mengenai kejahatan spionase melalui internet yang dilakukan Beijing dalam pertemuan kedua pemimpin selama dua hari yang berakhir pada Sabtu (8/6). Penasehat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon mengatakan Presiden Obama memperingatkan Xi tentang kejahatan internet yang dapat menjadi “duri dalam daging” hubungan AS-China. Tom Donilon mengatakan bahwa Presiden Obama menjelaskan pada Xi tentang masalah yang dihadapi AS akibat serangan melalui internet serta kerugian akibat pencurian hak atas kekayaan intelektual. “Obama menggarisbawahi keyakinan Washington bahwa semua gangguan lewat internet itu datang dari wilayah China,” tegas Donilon dikutip BBC. Dia menambahkan kekhawatiran itu jika tidak disampaikan, maka akan terus berlanjut dan menganggu hubungan ekonomi kedua negara. Donilon menambahkan Xi sangat paham bagaimana pentingnya isu peretasan tersebut bagi Washington. “Xi meninggal California tanpa keraguan mengenai pemikiran Obama,” tuturnya. Tak ketinggalan, Obama juga menyarankan Xi untuk menurunkan ketegangan teritorial dengan Jepang di Laut China Timur. Donilon mengungkapkan Obama menyarankan agar China menyelesaikan konflik teritorial dengan jalan diplomatik, bukan dengan unjuk kekuatan militer. Secara garis besar, Donilon juga mengungkapkan pertemuan kedua pemimpin itu berjalan unik, konstruktif dan positif dalam membahas hubungan dua kekuatan besar tersebut. Pertemuan Obama dan Xi itu merupakan pertama kalinya sejak pemimpin China dilantik pada Maret lalu dan upaya Washington fokus ke Asia Pasifik. Sementara itu, penasehat senior Presiden Xi, Yang Jiechi mengatakan China menginginkan kerjasama bukan perseteruan dari AS terkait isu keamanan internet ini. Seharusnya, kata dia, kedua negara bekerja sama untuk mengembangkan pendekatan yang sama. “Keamanan cyber seharusnya tidak menjadi akar penyebab friksi dan dugaan. Seharusnya ada titik terang baru dalam kerjasama kita,” katanya. Secara garis besar pertemuan Obama dan Xi, menurut Jiechi, kedua pemimpin tidak malu-malu mengungkapkan perbedaan-perbedaan dalam berbagai isu. Adapun sesuatu yang ditonjolkan oleh Xi adalah penjualan senjata AS ke Taiwan dan klaim teritorial Beijing di Laut China Selatan. Sebelumnya pada keterangan kepada wartawan pada Jumat lalu, Obama mengungkapkan aturan mengenai keamanan cyber telah mencapai kesepakatan. “Itu sangat kritis. Antara dua kekuatan ekonomi besar dan kekuatan militer dunia, di mana China dan AS telah mencapai kesepakatan bulat,” terang Obama. Sedang Xi mengaku dia ingin mencapai pemahaman yang baik dalam berbagai isu yang diperbincangkan. Namun, dia menegaskan kalau China tetap berpegang pada pendiriannya. “China juga menjadi korban dalam serangan cyber,” tuturnya. Dalam pertemuan Obama, Xi menunjukkan bahwa China memiliki model baru dalam hubungan dengan AS. China ingin dilihat sebagai pemain global yang setara dengan AS. Selama ini ada kesan kalau China hanya sebagai pemain yang selalu dipandang sebelah mata. Selain isu mengenai spionase yang dilakukan dengan peretasan sistem internet di AS, kedua pemimpin sepakat Korea Utara (Korut) harus melucuti senjata nuklirnya. Pertemuan tingkat tinggi dua pemimpin negara dengan perekonomian terkuat di dunia itu berlangsung di California dan turut membahas pula isu ekonomi serta lingkungan. Pertemuan Presiden Obama dan Xi selesai bertemu dalam dua hari. Kedua pemimpin menghabiskan waktu selama enam jam pada Jumat (7/6) dam kemudian tiga jam lagi pada Sabtu pagi (8/6) di kawasan tetirah para pesohor di Sunnylands, California. Pada Sabtu pagi kedua pemimpin tampil berjalan-jalan sejenak di salah satu taman di lokasi tersebut. Menurut pakar tentang China, Richard Solomon, jika Obama dan Xi mampu memiliki kedekatan personal, maka banyak hal substantif akan tercapai. “Satu pihak berharap ada tingkat kepercayaan diri yang meningkat dari pertemuan ini. Yang lain juga beranggapan kalau ada sesuatu yang sangat personal dan spesifik antara Obama dan Zi,” kata mantan asisten menteri luar negeri AS itu dikutip Reuters. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford