KJRI Jeddah Rusuh, 1 Tewas

JEDDAH – Seorang tenaga kerja wanita (TKW) meninggal dalam kerusuhan yang terjadi di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah pada Minggu (9/6) waktu setempat. Menurut Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, PLE Priatna, satu korban meninggal dunia dalam insiden di KJRI Jeddah. “TKW yang menjadi korban tewas itu Marwah binti Hasan, 57, dari Bangkalan Mandura,” kata Priatna kepada KORAN SINDO. Priatna menambahkan Marwah meninggal dunia pada Minggu karena berdesak-desakan dengan ribuan TKW dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya yang tidak tertib saat antri di KJRI Jeddah. Selain Marwah yang menjadi korban tewas, seorang petugas keamanan KJRI Jeddah, Mustafa, mengalami luka serius. Sata itu, sebanyak 12.000 TKI berusaha mengurus dokumen di KJRI. Pada Minggu sore terjadi aksi dorong mendorong di antrian. Dalam keterangan pers Kemlu, untuk meningkatkan ketertiban, KJRI telah meminta bantuan kepolisian setempat untuk meningkatkan jumlah polisi dari 30 menjadi 100 personil. Hal yang sama juga dimintakan kepada Kemlu Arab Saudi dan juga Kedubes Arab Saudi di Jakarta. Selain itu, Kemlu juga menambah jumlah petugas Tim Inter Kementerian/Lembaga terus menambah jumlah petugas yang menangani proses registrasi dan pembuatan dokumen yang diperlukan. “Pemerintah telah mengirimkan Tim Perbantuan Teknis dari berbagai instansi pemerintah terkait untuk membantu dan memperlancar proses registrasi dan penyiapan dokumen, melakukan pendekatan kepada Pemerintah Arab Saudi untuk meminta perpanjangan waktu pemutihan, penyediaan dokumen perjalanan serta dukungan logistik lainnya,” demikian keterangan Kemlu. Seperti dilaporkan AFP, Marwah tewas dalam kerusuhan ketika banyak para TKI yang melemparkan benda terbakar api ke arah KJRI. Mengutip sumber KJRI, tewasnya Marwah itu saat 8.000 TKI berkumpul di luar KJRI Jeddah. Mereka ingin mendapatkan surat status imigrasi bagi para TKI ilegal. “Beberapa TKI menyalakan api di dekat dinding konsultan. Mereka berusaha memasuki KJRI dengan paksa. Itu menyebabkan kematian seorang perempuan,” kata sumber KJRI kepada AFP. Selain melemparkan benda terbakar, para TKI juga melemparkan batu ke arah KJRI. Sepertinya mereka sangat frustasi klarena menunggu terlalu lama untuk mengurus surat-surat imigrasi. “Tindakan brutal itu hanya terjadi di dekat dinding komplek KJRI dan tidak mengenai kantor KJRI,” ungkap sumber yang tidak menyebutkan nama itu. Sementara Juru Bicara Kepolisian Jeddah, Nawaf al-Booq, mengungkapkan saat para TKI memasuki konsulat menyebabkan insiden injak-injakan di antara mereka. Itu menyebabkan beberapa orang mengalami luka. “Para TKI berhasil membubarkan diri dan kebakaran di luar dinding konsulat berhasil diatasi,” kata al-Booq dikutip Reuters. Ternyata para TKI yang antri di luar KJRI Jeddah telah tinggal selama beberapa hari untuk mendapatkan kesempatan untuk mengurus surat-surat imigrasi. Padahal cuaca di luar ruangan mencapai 40 derajat celcius. Banyak para TKI yang terpaksa tidur di luar KJRI agar mereka tidak kehilangan antrian. Menurut saksi mata yang enggan menyebutkan namanya, para TKI melemparkan batu dan botol air mineral kearah polisi yang berusaha menenangkan para perusuh. Meski kerusuhan telah terjadi, sebagian besar TKI tetap menunggu di sekitar KJRI. Sebanyak 20 hingga 30 tenda telah didirikan untuk menampung para TKI yang mengantri. Banyak makanan dan minuman yang didistribusikan bagi para para TKI tersebut. Sementara itu, Arab News melaporkan beberapa orang terluka ketika para TKI memicu kerusuhan di KJRI Jeddah. Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, mengungkapkan semua staf konsulat dalam kondisi aman. “Kita masih mengecek apakah ada korban jiwa dan berapa banyak TKI yang terluka,” katanya kepada Arab News. Tragedi pada Minggu itu sebenarnya merupakan kelanjutan atas insiden desak-desakan para TKW di KJRI pada Sabtu (8/6) lalu yang mengakibatkan tiga perempuan terluka serius dan beberapa orang lainnya mengalami luka ringan. Sementara dalam keterangan resmi Kemlu RI, hingga Sabtu (8/6) lalu sebanyak 48.560 warga Indonesia yang sudah mendaftar dan keseluruhannya telah diproses. Dari jumlah tersebut 12.877 sudah diserahkan dokumennya. Setiap harinya rata-rata 7000 WNI mendaftarkan diri dan cenderung meningkat. Sementara itu, sebanyak 180.000 pekerja ilegal telah meninggalkan Arab Saudi sejak 1 April silam sejak Pemerintah Arab Saudi mengijinkan para pekerja yang tidak memiliki surat keimigrasian yang lengkap untuk meninggalkan negara itu tanpa mendapatkan hukuman. Pemerintah Saudi berharap upaya itu mampu memaksa 380.000 pekerja meninggalkan negeri itu sejak awal tahun ini. Keinginan para pekerja tanpa dokumen legal untuk meninggalkan Saudi semakin meningkat seiring dengan tenggat waktu amnesti yang diberikan hingga 3 Juli mendatang. Jika para pekerja ilegal itu tertangkap aparat keamanan, mereka dapat menjalani hukuman selama dua tahun dan denda senilai 100.000 riyal atau USD27.000 atau senilai Rp265 juta. Kebijakan pemutihan ini berlaku untuk semua overstayers dari semua negara. Kemlu mengungkapkan Indonesia kebijakan amnesti tersebut dalam waktu yang terbatas. Sehubungan dengan itu, Perwakilan RI sejak awal kebijakan ini telah melakukan koordinasi dengan perwakilan-perwakilan asing lainnya. “Dalam rangka membantu warga Indonesia memanfaatkan periode amnesti tersebut, Perwakilan RI di Arab Saudi yaitu KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah sejak tanggal 18 Mei 2013 telah memberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) bagi yang tidak memiliki dokumen ataupun yang dokumen perjalanannya sudah habis masa berlakunya,” demikian keterangan Kemlu. Sebenarnya, berdasarkan data statistik Pemerintah Arab Saudi, sebanyak delapan juta ekspatriat bekerja di negara tersebut. Tapi, menurut para ekonomi sebanyak dua juta pekerja asing di Saudi tidak terdaftar secara resmi. Arab Saudi memang menciptakan banyak kesempatan pekerjaan. Meski negara itu berupaya mengurangi ketergantungan terhadap pekerja asing. Mereka memberlakukan serangkaian aturan yang mempersulit perekrutan pekerja asing. Namun, Arab Saudi menjadi ladang emas bagi jutaan warga dari Asia dan negara Arab lainnya yang tingkat penganggurannya sangat tinggi. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford