Keluarga Korban Tuntut Penjelasan

DEHUI – Para anggota keluarga korban kebakaran pabrik pengolahan unggas Baoyuanfeng kemarin menggelar demonstrasi dan memblokade jalan sebagai bentuk protes. Mereka menuntut jawaban dari polisi mengenai penyebab kebakaran dan menangkap orang yang bertanggungjawab atas insiden tersebut. Menurut Zhao Zhenchun yang kehilangan istri dan adik perempuannya dalam kebakaran, kebakaran tersebut disebabkan karena kesalahan manusia sehingga jumlah korbannya sangat banyak. “Saya pikir aspek keselamatan tidak diperhatikan dengan baik. Ini seharusnya tidak perlu terjadi lagi,” katanya dikutip Reuters. Zhao menjelaskan terlalu banyak bencana besar di China yang disebabkan kelemahan pengawasan oleh pemerintah. Lebih dari 100 orang ikut dalam aksi demonstrasi tersebut. Mereka menghentikan mobil yang melalui jalanan. Sedangkan banyak demonstran perempuan yang berlutut di tengah jalan. Polisi langsung membubarkan aksi demonstrasi yang berlangsung selama satu jam. Zhang Guijuan, 48, pekerja pabrik pengolahan unggas, mengaku dia tidak pernah diberikan pelatihan mengenai keselamatan kesehatan selama dua tahun bekerja di sana. Dia berhasil selamat karena setelah dia mendengar ledakan dan langsung berlari ke luar pabrik. “Para direktur saat bertemu dengan kita hanya bekerja bagaimana bekerja, bagaimana bekerja keras. Tidak ada yang lain,” tuturnya. Hal senada diungkapkan Yang Xiuya. “Adikku berkerja di sana. Tapi mereka tidak dapat memberikan penjelasan kepada kita. Kenapa pintu dikunci, sehingga semuanya terbakar di dalam,” kata Yang. Kebakaran pabrik pengolahan unggal di Dehui, Provinsi Jilin, yang terjadi pada Senin (3/6) lalu itu menewaskan 120 orang dan 70 orang lainnya terluka. Xinhua melaporkan kalau pintu pabrik terkunci ketika insiden kebakaran terjadi sehingga para pekerja tidak bisa keluar dari gedung. Aturan keselamatan memang kerap diabaikan oleh para pengusaha di China. Para pejabat dapat dengan mudah disuap. “Tragis, umumnya bakal banyak inspek pemadam kebakaran setelah peristiwa ini,” kata Geoffrey Crothal, pakar buruh China yang bekerja di kelompok advokasi Buletin Buruh China. “Sangat sedikit tindakan pro-aktif dan inspeksi rutin ke pabrik untuk menjamin penegakan aturan dan terlalu banyak perusahaan,” imbuhnya. Sementara itu, Pemerintah China bergerak cepat. Aparat keamanan telah menangkap siapa saja yang bertanggungjawab dalam insiden kebakaran tersebut. Namun, media pemerintah belum mengungkapkan saiapa saja yang telah ditahan tersebut. Belum ada juga keterangan tuntutan yang bakal dijatuhkan kepada para tersangka. Kebakaran tersebut dianggap sebagai tragedi terburuk lebih dari satu dekade. Pada 25 Desember 2000, sebuah kebakaran di pusat perbelanjaan di Louyang, Provinsi Henan, menewaskan 309 orang. Pada 2010, kebakaran apartemen di Shanghai menewaskan 58 orang, sedangkan 53 orang tewas dalam kebakaran pusat perbelanjaan di Jilin pada 2004. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford