Dua Hari Demo, 939 Demonstran Ditangkap

ANKARA – Lebih dari 939 demonstran kemarin ditangkap dalam 90 rangkaian demonstrasi di seluruh Turki yang berlangsung selama dua hari. Demonstrasi itu sebagai gerakan anti-pemerintah terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Dalam Negeri Turki Muammer Guler menjelaskan beberapa orang yang ditangkap telah dibebaskan, sedangkan sebagian lainnya bakal dihadapkan ke pengadilan. “26 polisi dan 53 warga sipil terluka, satu orang dalam kondisi serius,” kata Guler dikutip BBC. Guler menambahkan lebih dari 90 demonstrasi terjadi di 48 kota di seluruh Turki. Perdana Menteri (PM) Recep Tayyip Erdogan telah menawarkan perundingan dengan para demonstran. Namun, tawaran itu tidak mendapatkan respon dari para pemimpin demonstran. Erdogan mengakui kalau memang ada beberapa kesalahan, karena polisi terlalu ekstrim dalam merespon demonstrasi. Anehnya, dia justru menantang para demonstran. “Jika mereka menggelar gerakan sosial dengan menghadirkan 20 orang, saya akan mengumpulkan 200.000 orang. Ketika mereka mengumpulkan 100.000 orang, saya akan mengumpulkan satu juta orang dari partai saya,” tantangnya. Erdogan sangat percaya jika kubu oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) yang menjadikan demonstrasi itu sebagai gerakan anti-pemerintah. “Kubu oposisi memanfaatkan kemarahan warga mengenai isu Gezi Park untuk memecah ketegangan,” kata Erdogan. Sementara menurut para saksi mata mengatakan polisi tidak berhenti melemparkan gas air mata sepanjang demonstrasi tersejadi. Protes tersebut bermula dari aksi demonstran menentang pembangunan pusat perbelanjaan di lokasi taman bernama Gezi Park. Awalnya para demonstran berusaha mencegah para pekerja yang menebangi 600 pohon di Gezi Park. Gezi Park adalah sebuah ruang terbuka hijau yang sangat jarang dijumpai di kota sibuk macam Istanbul. Amnesty International mengklaim dua orang tewas dibunuh dan lebih dari 1.000 orang terluka. Namun, tidak ada konfirmasi mengenai jumlah korban tewas versi Amnesty International tersebut. “Respon berlebihan terhadap aksi demonstrasi damai di Taksim itu benar-benar memalukan,” kata Direktur Amnesty International Eropa, John Dalhuisen. Sementara itu, ribuan demonstran kemarin merayakan kemenangan setelah polisi menarik diri dari Lapangan Taksim di Istanbul. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah. “Pemerintah bubar!” demikian teriakan demonstran. “Kita di Tayyip, di mana kamu?” teriak mereka merujuk ke PM Recep Tayyip Erdogan. Sementara di Ankara, para demonstran berusaha berjalan ke arah parlemen. Polisi berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata, yang kemudian dibalas dengan lemparan batu oleh para demonstran. “Semua transportasi publik lumpuh,” kata Lily, warga Istanbul. “Sekitar pukul setengah dua seluruh kota mulai bergema. Orang-orang memukuli pot, panci dan meniup peluit.” Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meminta Turki untuk memberikan kebebasan berekspresi bagi rakyatnya. Hal senada juga diminta oleh Kementerian Luar Negeri Inggris dalam pernyataannya. “Kita meminta pemerintahan di Turki untuk menahan diri dan tidak menggunakan gas air mata kepada para demonstran,” demikian keterangan Kemenlu Inggris. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford