Sharif Siap Bentuk Pemerintahan

LAHORE – Mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan, Nawaz Sharif, kemarin mengkonsilidasikan partainya untuk membentuk pemerintahan setelah Liga Muslim Pakistan (PML-N), berhasil jadi pemenang pada pemilu parlemen yang digelar pada Sabtu (11/5) lalu. Sharif kemarin menggelar rapat khusus bersama para pemimpin PML-N. Mereka membahas formasi pemerintahan dan kemungkinan untuk membentuk koalisi bersama partai politik lainnya. Klaim kemenangan sepihak oleh kubu Sharif itu belum mendapatkan konfirmasi dalam perghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum Pakistan. Pasalnya, suara masih dihitung hingga kemarin. Dalam perhitungan sementara kemarin, PML-N baru meraih 88 kursi dari 272 kursi di parlemen nasional. Kemudian, Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) meraih 34 kursi, sedangkan partai berkuasa, Partai Rakyat Pakistan (PPP) hanya meraih 32 kursi. Namun demikian, PML-N yakin kalau mereka mendapatkan sedikitnya 115 kursi dari 272 kursi yang diperebutkan pada pemilu parlemen. Bahkan, stasiun televisi Geo TV melaporkan kalau PML-N berhasil meraih 126 kursi. “Kita harus bersyukur kepada Allah bahwa Dia telah memberikan kesempatan lagi kepada PML-N untuk melayani Anda dan Pakistan,” kata Sharif dalam pidato di kantor pusat partainya pada Sabtu malam (11/5). “Saya mengajak semua partai untuk duduk satu meja bersama saya dan memecahkan persoalan di negara ini,” imbuhnya dikutip AFP. Kabar kemenangan PML-N langsung disambut pesta ke jalanan di Lahore. Para pemuda menari dan bernyanyi. Mereka juga membawa simbol dan bendera PML-N. Sebenarnya, kemenangan Sharif sejauh ini memang baru jelas terlihat di Provinsi Punjab yang jumlah penduduknnya mencapai 60% dari jumlah penduduk Pakistan. Untuk mengamankan posisinya, dia harus mampu menguasai tiga provinsi lain yang jumlah penduduknya lebih kecil. Pemilu Pakistan, selain memilih parlemen nasional, para pemilih juga memilih parlemen provinsi di empat negara bagian, yakni Khyber Pakhtunkhwa, Punjab, Sindh dan Baluchistan. Kemudian, Partai yang dapat diajak berkoalisi bersama Sharif adalah Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin Imran Khan diprediksi bakal memperoleh lebih dari 30 kursi. PTI juga meraih kemenangan di Negara Bagian Khyber Pakhtunkhwa, wilayah yang dikenal rawan konflik dengan Taliban. “Kita akan membentuk pemerintah di Negara Bagian Khyber Pakhtunkhwa dengan pola pikir seperti partai politik,” katanya. Selama ini, PTI berjanji menggelar perundingan damai dengan Taliban dan mengurangi tingkat kekerasan di wilayah tersebut. Sepertinya, Sharif tak mungkin mengajak partai milik dinasti Benazir Bhutto, Partai Rakyat Pakistan (PPP). Selain, PPP hanya memperoleh posisi ketiga, rakyat Pakistan telah menilai partai itu gagal dalam kepemimpinannya selama lima tahun terakhir. Apalagi, selama PPP berkuasa, PML-N menjadi oposisi. Kemenangan PML-N memang sudah diprediksi sejak lama. Selama ini, mereka memperjuangkan penolakan kerjasama “perang terhadap teror” yang dipimpin Amerika Serikat (AS) serta berjanji memberangus korupsi dan kolusi yang telah mengakar di Pakistan. Penyelesaian krisis ekonomi dan energi juga menjadi isu utama yang diperjuangkan Sharif. Pengalamannya Sharif menjadi PM sebanyak dua kali pada 1990-an, menjadikan dia sebagai tokoh berpengalaman. Para analis politik juga mengungkapkan PML-N bakal membentuk tim kabinet yang terdiri dari para mantan musuh pemerintahan PPP. “Sharif harus menyelesaikan isu terorisme dan permasalahan lain, seperti ekonomi. Jika dia mampu menyelesaikan dengan cepat dan adil, maka dia berhasil. Jika tidak, dia bakal menghadapi krisis dan kritik tajam,” kata Hasan Askari, pengamat politik Pakistan. Pemilu kali ini bagi warga Pakistan harus mampu menjadi transisi dari pemerintahan satu ke pemerintahan lainnya. Laporan menunjukan warga yang datang untuk memberikan suaranya jumlahnya cukup besar namun sayangnnya kasus kekerasan sepanjang hari kemarin masih terjadi di beberapa lokasi pemilihan. Di Karachi, Taliban Pakistan mengatakan mereka telah menanam bom yang kemudian meledak dan menewaskan sebelas orang serta melukai 40 orang lainnya. Bom itu menurut laporan berada di luar kantor Partai Nasional Awami. Kekerasan juga terjadi di Balochistan dan di barat laut Peshawar. Komisi Pemilihan Umum mengungkapkan prosentase rakyat Pakistan yang memberikan pilihannya mencapai 60% hingga 80%. Dibandingkan dengan pemilu sebelumnya pada 2008, prosentase pemilih hanya 44%. “Kita memuji berbagai otoritas atas kerjasamanya sehingga kita mampu menggelar pemilu yang jujur dan adil. Kita juga mencatat jumlah pemilih tertinggi sejak 1977,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum, Fakharuddin Ebrahim. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford