Pemerintah Baru Pakistan Tetap Pragmatis
LAHORE – Kandidat kuat Perdana Menteri (PM) Pakistan, Nawaz Sharif, akan memposisikan sikap pragmatisnya dalam pembentukan pemerintahan baru. Sharif dipastikan bakal tetap menjadikan Pakistan sebagai sekutu Amerika Serikat (AS) dan melanjitkan perang terhadap teror melawan Al-Qaeda dan Taliban.
Sharif yang pernah menjabat PM sebanyak dua kali pada 1990-an tetap akan memperjuangkan perundingan perdamaian dengan Taliban. “Hal terpenting bagi kita adalah kita tidak pernah mengijinkan tanah air kita digunakan oleh siapapun untuk menciptakan masalah dengan negara manapun di dunia,” kata Sharif kepada The Sunday Telegraph. Selain permasalahan terorisme domestik, tantangan berat Sharif adalah krisis ekonomi dan energi.
Menurut Sartaj Aziz, pejabat senior Liga Muslim Pakistan (PML-N), Sharif telah menggelar perundingan pada Minggu (12/5) bersama beberapa anggota parlemen independen. “Sharif juga menggelar diskusi mengenai pembentukan kabinetnya,” kata Aziz dikutip AFP. Dia menambahkan, hal terpenting adalah 14 posisi strategis yang menduduki kabinet pemerintahan.
Permasalahan luar negeri yang menjadi fokus Sharif adalah permasalahan Afghanistan dan India. Aziz menegaskan, menjadikan Afghanistan lebih damai dan stabil dengan pemerintahan stabil yang dapat diterima semua pihak. Mengenai India, Sharif bakal meningkatkan hubungan diplomasi dan menggelar pertemuan tingkat tinggi. “Jika pertemuan tingkat tinggi dapat dilaksanakan dalam beberapa pekan mendatang, saya yakin proses perdamaian dalam diakselerasikan dan segalanya dapat berjalan lancar,” kata Aziz.
Banyak pengamat yang memprediksi kalau pemerintahan Sharif tidak terlalu vokal terhadap AS. Pasalnya, semua pihak tahu kalau Sharif merupakan politisi pragmatis. “Dia bakal mendekati AS dengan kedewasaan dan tidak memihak,” kata analis politik dan keamanan, Imtiaz Gul.
Bagaimana langkah Taliban Pakistan menanggapi pemerintahan Sharif? Juru Bicara Taliban Pakistan, Ehsanullah Ehsan, mengungkapkan para gerilyawan akan menunggu partai politik membentuk pemerintahan mereka. “Siapapun yang mengobarkan konflik dengan kita, mereka bakal menjadi target,” kata Ehsan dikutip AFP.
Sharif yang memimpin Liga Muslim Pakistan (PML-N) memenangkan pemilu pada Sabtu (11/5) lalu. Belum ada hasil resmi dari Komisi Pemilu Pakistan, namun hasil sementara menunjukkan PML-N selalu memimpin dengan lebih dari 115 suara dari 272 kursi parlemen nasional.
Sementara itu, PM India, Manmohan Singh, menyambut baik pemilu yang diharapkannya membawa 'babak baru' dalam hubungan kedua negara. “PM menyampaikan selamat kepada Nawaz Sharif dan partainya atas kemenangan dalam pemilu Pakistan,” tulisnya dalam pesan Twitter. Dia juga mengundang Sharif untuk berkunjung ke India pada waktu yang disepakati bersama.
PresidenAS, Barack Obama, mengungkapkan ucapan selamat kepada warga Pakistan dan menanti kerja sama dengan pemerintahan baru. Anehnya, Obama tidak menyebut nama Sharif. “Washington akan melanjutkan kerjasama dengan pemerintahan baru sebagai mitra yang sama dalam mendukung masa depan Pakistan yang lebih stabil, aman dan sejahtera,” kata Obama.
Pemungutan suara Sabtu (11/05) secara umum dilaporkan berhasil walau masa kampanye dan pemungutan suara diwarnai gelombang kekerasan dan menyebabkan jatuhnya 24 korban jiwa. Sejak musim kampanye dimulai, lebih dari 150 orang tewas karena serangan Taliban. Komisi pemilihan umum mengatakan partisipasi pemilih mencapai 60% atau naik pesat dari 44% pada tahun 2008 lalu.
Sementara itu, pemimpin Partai Politik Pakistan Tehrik-i-Insaf (PTI), Imran Khan, tidak akan memilih menjadi oposisi jika partainya dapat membentuk pemerintahan di Negara Bagian Khyber Pakhtunkhwa. Khan merupakan mantan atlet yang menjadi politisi fenomenal di Pakistan. Dia berjanji akan menjadikan negara bagian itu sebagai “provinsi percontohan”. “Saya akan menjamin kalau perubahan memang terjadi di Pakistan,” tutur Khan. (andika hendra m)
Komentar