Parade Hari Ibu Diwarnai Insiden Penembakan

NEW ORLEANS – Parade dalam rangka perayaan Hari Ibu di New Orleans, Amerika Serikat (AS), diwarnai insiden penembakan yang melukai 19 orang pada Minggu (12/5) waktu setempat. Tiga tersangka penembakan berhasil melarikan diri dari lokasi kejadian. Korban termasuk dua orang anak yang terserempet peluru. Namun, polisi menegaskan keduanya berada dalam kondisi yang tidak mengancam nyawa.Namun, masih belum jelas latar belakang penembakan yang berlangsung pada Minggu (12/5) sekitar pukul 14.00 siang waktu setempat. “Tembakan dilepas dengan menggunakan senjata yang berbeda. Segera setelah penembakan, para aparat kami melihat tiga tersangka lari dari tempat kejadian,” kata Kepala Polisi New Orleans, Ronal Serpas dikutip AFP. Dia mengungkapkan 400 orang hadir dalam parade tersebut. Sebanyak 200 orang berada dalam lokasi penembakan. “Pastinya, ini tindakan yang tidak biasa. Pasalnya, parade memang kerap digelar di New Orleans,” imbuhnya. Polisi masih mencari pelaku penembakan dan motif pelaku. Biro Penyidik Federal (FBI) menyebut insiden penembakan tersebut sebagai “kejahatan jalanan”. Kekhawatiran insiden tersebut terkait dengan terorisme karena penembakan itu terjadi kurang dari satu bulan setelah ledakan bom kembar yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 pada Maraton Boston. FBI juga menegaskan kalau penembakan tersebut tidak terkait dengan aksi terorisme. “Dari semua sumber intelijen kita, kita tidak memiliki alasan kalau insiden ini sebagai tindakan terorisme. Ini hanya kejahatan jalanan,” kata Mary Beth Romig, juru bicara FBI di New Orleans dikutip AFP. Menurut para saksi mata, Michael Lee dan Chelsea Hinshaw, kerumuman masyarakat langsung panik ketika terdengar tembakan. Sebagian orang yang berada di parade pun langsung tiarap. “Kita tidak mengetahui jika ada penembak di sekitar kita,” kata Hinshaw kepada The New Orleans Advocate. Selanjutnya, Walikota New Orleans, Mitch Landrieu, mengungkapkan insiden tersebut benar menjadi hari penuh tragedi bagi masyarakatnya. Dia menyarankan publik untuk membantu polisi agar menemukan para tersangka. “Kita juga harus memastikan mereka tidak melukai orang tak bersalah lagi,” kata Landrieu. New Orleans memiliki catatan kejahatan senjata api yang tinggi. Kawasan tempat berlangsungnya penembakan merupakan wilayah miskin yang masih berupaya pulih kembali dari serangan Badai Katrina pada tahun 2005 lalu. Landrieu juga menyerukan maraknya aksi kejahatan. “Itu memalukan dan tidak bisa dihentikan,” katanya. Dia menyerukan kepada warganya agar mengubah budaya kematian di jalanan New Orleans yang telah menjadi budaya masyarakat. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford