Upaya Tim Penyelamat Terhalang Longsor

LUSHAN – Jalanan yang tertutup reruntuhan puing-puing bangunan dan tanah longsor menghalangi para tim penyelamat untuk melanjutkan aksinya untuk mencari para korban selamat. Kebanyakan wilayah terparah akibat gempa hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki karena kendaraan tidak mampu melewati jalanan yang rusak. Hingga kemarin jumlah korban tewas mencapai 188 orang. Jumlah itu diperkirakan bakal bertambah seiring dengan banyaknya wilayah yang belum terjangkau tim penyelamat. Stasiun televisi pemerintah, CCTV, melaporkan petugas darurat hampir putus asa karena mereka berjuang menghindari tanah longsor karena gempa susulan yang telah terjadi sebanyak 2.000 kali. Gempa berkekuatan 6,6 Skala Richter mengguncang Provinsi Sichuan pada Sabtu (20/4) lalu itu mengakibatkan 17.000 keluarga harus kehilangan rumah mereka. Namun, Xinhua melaporkan gempa itu berkekuatan 7 Skala Richter. Sebanyak 11.000 orang dilaporkan terluka. Sedangkan 25 orang dilaporkan hilang dan mereka dikhawatirkan tertimbun reruntuhan gedung. Luo Chengfang, 54, mengungkapkan putranya Luo Shiwei, 31, berhasil diselamatkan dari reruntuhan gedung tujuh lantai. “Saya tidak memiliki rumah. Tidak memiliki harapan untuk masa depan,” katanya kepada AFP. Hujan deras yang terjadi di wilayah bencana kemarin tambah memperparah proses evakuasi. Apalagi, ada ancaman tanah longsor yang semakin sering terjadi. “Saya tidak pergi kemanapun karena ada gunung yang rawan longsor,” kata Zhu. Dia mengkhawatirkan hujan bakal menimbulkan bencana lagi setelah gempa bumi. Ambulan masih menyalakan sirinenya untuk mengangkut para korban ke Rumah Sakit Rakyat Lushan. Para petugas juga membangun rumah sakit lapangan di Ya-an, kota yang paling dekat dengan episentrum. “Permasalahan saat ini adalah menjangkau wilayah yang paling parah di pegunungan. Itu butuh perjuangan berat bagi tim penyelamat untuk mengevakuasi korban luka keluar dari wilayah bencana,” kata Zhou Shaohua, dokter bedah di Rumah Sakit Rakyat Lushan. Dia mengungkapkan, dibutuhkan waktu berjam-jam untuk menjangkau wilayah bencana. BBC melaporkan desa yang diguncang gempa itu menjelang musim panen. Mereka tinggal di bukit-bukti dan menanam padi, sayuran dan jagung. Namun, hasil panen itu sia-sia karena diguncang gempa yang sangat dahsyat. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang meninggalkan lokasi bencana pada Minggu (21/4) lalu setelah memantau proses evakuasi para korban selamat. Pemerintah China telah memerintahkan 17.000 tentara dan polisi untuk diterjunkan ke lokasi bencana. Sementara itu, Lebih dari 60 panda di Konservasi Panda Bifengxia di kota Ya-an, yang berada di dekat episentrum gempa dilaporkan dalam kondisi aman. Panda-panda itu langsung naik ke pepohonan setelah panik ketika gempa terjadi. “Tidak ada panda yang terluka saat gempa pada akhir pekan itu. Namun, hanya beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan,” kata Ren Yao, petugas di Konservasi Panda Bifengxia. Menurut Ren, setelah gempa berhenti, panda yang naik pohon itu pun kembali turun karena merasa aman. “Mereka kembali bermain dan makan,” kata Ren. “Namun, setelah dua hari dipenuhi dengan gempa susulan, kita terus melanjutkan upaya untuk menenangkan panda tersebut. Kini mereka telah merasa stabil,” paparnya. China menjelaskan sebanyak 1.600 panda hidup di hutan, khususnya di Provinsi Sichuan. Gempa 2008 yang mengakibatkan 90.000 orang tewas dan hilang itu juga mengakibat kerusakan habitat panda. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford