Penyelamat Sulit Cari Korban Selamat
LUSHAN – Ribuan petugas penyelamat kemarin berjuang keras untuk menemukan korban selamat dibalik reruntuhan rumah dan bangunan di Provinsi Sichuan. Dipekirakan sekitar 200 orang dilaporkan hilang akibat gempa berkekuatan 7 Skala Richter pada Sabtu (20/4) lalu.
Para prajurit juga dilibatkan untuk mencari korban selamat sepanjang malam. Mereka ditempatkan di desa-desa yang sebagian besar rumahnya hancur. Xinhua menjelaskan para tim penyelamat dengan bantuan anjing pelacak berhasil menarik 91 orang dari puing-puing reruntuhan bangunan.
Kantor berita Xinhua melaporkan jumlah korban tewas mencapai 186 orang. Sedikitnya 11.300 orang terluka. Sejak gempa itu terjadi pada Sabtu pagi, sebanyak 1.300 gempa susulan mengguncang Provinsi Sichuan.
Menurut Chen Yong, Wakil Direktur Pemerintah kota Ya'an, jumlah korban mungkin terus bertambah, terutama dari wilayah di gunung-gunung yang sulit dijangkau. “Di wilayah perkotaan sebagian besar korban sudah dilaporkan, tetapi di pegunungan sangat mungkin kami kurang memahami situasinya,” paparnya.
Yong mengungkapkan tidak ada sekolah yang ambuk. Tidak seperti gempa 2008 yang menghancurkan banyak sekali sekolah yang menyebabkan kemarahan publik. “Sekolah kita tetap aman,” kata Chen. “Saya jamin tidak ada sekolah yang rusak karena Pemerintah China membelanjakan dana untuk sekolah dan rumah sakit,” katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang lansung meninjau zona bencana untuk mengawasi proses penyelamatan pada Sabtu siang (20/4). Ini merupakan ujian pertama bagi PM baru yang menjabat sejak Maret lalu. “24 jam pertama merupakan waktu emas untuk menyelamat korban,” kata Li dikutip AFP. Li datang ke lokasi dengan helikopter. Dia mengunjungi lokasi rumah sakit dan tenda darurat, juga memanjat puing-puing rentuhan bangunan untuk mendapat gambaran situasi setempat.
Sayangnya, ambulan, kendaraan pemadam kebakaran serta truk militer yang mengangkut perbekalan dan bantuan kemarin dilaporkan harus anti untuk memasuki wilayah gempa di Provinsi Sichuan. Itu disebabkan jalanan jalanan yang masih sulit dilewati. “Perbekalan sulit masuk karena kemacetan parah. Sebagian besar bantuan terpaksa mengantri di perjalanan,” kata Kevin Xia dari Palang Merah China dikutip Reuters. Panjang kemacetan mencapai 20km.
Gempa hebat ini menyebabkan banyak desa hancur. Gempa susulan cukup kuat membuat korban makin panik dan putus asa. “Rasanya seperti gunung tiba-tiba hidup,” kata seorang korban usia lanjut yang lengannya patah dan rumahnya hancur dikutip AFP.
Sementara itu, Jepang kemarin menawarkan bantuan jika memang diperlukan. Padahal, Tokyo dikenal sedang bersitegang dengan China karena permasalahan teritorial. “Jepang siap memberikan dukungan penuh,” kata PM Shizo Abe dalam pesannya dengan Presiden China Xi Jinping. Dari Roma, Paus Fransiskus mendoakan orang yang menjadi korban gempa. “Kita berdoa bagi korban dan mereka yang menderita akibat gempa,” dalam misa Minggu di Lapangan St Peter.
Kementerian Luar Negeri China berterima kasih kepada komunitas internasional atas tawaran bantuannya. Namun, tim penyelamat aisng dan bantuan medis saat ini belum dibutuhkan karena kesulitan untuk mencapai lokasi bencana. Padahal, 17.000 tentara China telah diterjunkan dalam misi penyelamatan.
Bencana Sabtu lalu itu mengingkatkan gempa Sichuan pada 2008 yang lalu yang terjadi 200km dari Lushan, wilayah terparah bencana gempa. Gempa 2008 itu menewaskan lebih dari 90.000 orang. China memang negara yang cukup sering terserang gempa. Pada April 2010, gempa dengan kekuatan 6,9 Skala Richter menewaskan 2.700 orang dan melukai 12.000 orang di Provinsi Qinghai yang berbatasan dengan Sichuan. (andika hendra m)
Komentar