Pelaku Bom Boston Hendak Ledakkan Times Square

NEW YORK – Walikota New York, Michael Bloomberg, mengatakan tersangka pembom maraton Boston merencanakan akan menggunakan sisa bahan peledak mereka di New York. Menurut Bloomberg, Dzhokar Tsarnaev mengatakan kepada FBI bahwa dia bersama kakaknya secara spontan memutuskan New York menjadi sasaran berikut. “Tadi malam (kemarin) kami mendapatkan informasi dari FBI bahwa penyerang yang masih hidup mengungkapkan New York menjadi sasaran berikut dalam daftar mereka,” kata Bloomberg dikutip BBC. “Dia dan saudaranya merencanakan menyetir ke New York dan meledakkan bom di Times Square.” Namun rencana itu berhasil dicegah polisi dan Bloomberg memuji kerja polisi tersebut karena menurutnya tersangka memiliki kemampuan untuk melakukan serangan. Komisaris polisi Raymond Kelly mengatakan kedua tersangka memiliki satu bom yang menggunakan alat pemasak dan lima bom pipa. Ditambahkan bahwa kedua bersaudara itu akan menuju ke New York setelah membajak sebuah mobil dan pengendaranya pada Kamis (18/4). Menurut Kelly, Dzhokhar Tsarnaev mengungkapkan kepada penyidikn bahwa dia bersama kakaknya Tamerlan Tsarnae bakal ke New York untuk “berpesta”. “Dari hasil interograsi Dzhokhar mengungkapkan mereka memutuskan spontan untuk menjadikan Times Square sebagai target,” kata Kelly. “Mereka mendiskusikan hal itu saat berada di mobil yang dibajak setelah menembak dan membunuh seorang polisi MIT,” imbuhnya. Sementara itu, Anzor Tsarnaev, ayah kedua tersangka pengeboman Boston, Tamerlan Tsarnaev, 26, left, and Dzhokhar Tsarnaev, 19, berencana pergi ke Amerika Serikat (AS) untuk menguburkan putra tertua yang telah ditembak mati. “Saya bakal pergi ke AS. Saya ingin mengatakan saya ingin melihat putraku, mengubah putra tertua. Saya tidak memiliki keinginan buruk. Saya tidak merencanakan untuk meledakkan sesuatu,” kata Anzor Tsarnaev kepada Reuters. Dia mengaku tidak marah dengan siapapun dan ingin mencari tahu kebenaran. Anzor Tsarnaev mengaku bakal pergi secepatnya, namun dia belum membeli tiket pesawat. Rencana kunjungan Anzor ke AS itu setelah agen Biro Penyidik Federal (FBI) dan petugas keamanan Rusia telah menginterograsinya selama beberapa jam pada pekan ini. Ibu kedua tersangka, Zubeirdat Tsarnaev, mengaku tidak bakal ikut ke AS. Zubeidat sendiri memprotes tindakan polisi AS terhadap kedua putranya. “Saya ingin berteriak kepada seluruh dunia, ‘apa yang kamu lakukan?’ Apa yang telah kamu lakukan dengan putraku? Dia masih hidup. Kenapa kamu tidak membunuhnya? Kenapa kamu tidak mengirimkanya ke Guantanamo atau apapun itu? Kenapa? Kenapa? Kenapa mereka membunuhnya? Mereka membiarkah hidup?” teriak Zubeirdat. “Itu seperti sebuah pertunjukan, tontonan.” Zubeirdat menceritakan kalau dia dihubungi Tamerlan setelah insiden pengeboman. “Dia mengatakan kepada ibunya agar tidak khawatir,” paparnya. Menurut dia, banyak hal yang tidak dapat diceritakan. Keluarga besar Tsarnaev tinggal di Makhachkala, ibukota Provinsi Dagestan. Lebih dari satu dekade lalu, mereka bermigrasi ke AS. Namun, Anzor dan Zubeidat kembali ke Rusia dan dua putra mereka memilih tetap tinggal di AS. Pada tahun lalu, Tamerlan sempat pergi ke Dagestan selama enam bulan. Dzhokhar dan Tamerlan Tsarnaev dituduh bertanggung jawab atas ledakan bom didekat garis finish maraton Boston pada 15 April lalu. Tragedi itu menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 260 lainnya. Tamerlan Tsarnaev tewas dalam tembak menembak dengan polisi sementara Dzhokar menderita cedera serius dan saat ini ditahan di rumah sakit sambil menjalani pengobatan. Dzhokar sudah didakwa dengan penggunaan senjata pemusnah massal untuk membunuh orang dengan ancaman hukuman mati. Sebelumnya terungkap bahwa CIA dan FBI sudah mendapat informasidari pihak berwenang Rusia. Namun, kedua lembaga itu tidak menindaklanjuti penyelidikan awalnya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford