Motif Pelaku Bom Boston Mengerucut

BOSTON – Para penyidik telah mengerucutkan motif Dzhokhar Tsarnaev, 19, dan kakaknya, Tamerlan, 26, dibelakang aksi pengeboman Boston pada Senin (15/4) lalu. Seorang sumber pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan berdasarkan interograsi awal bersama Tsarnaev mengindikasi kakak adik tersebut cocok diklasifikasikan sebagai gerilyawan radikal yang bergerak sendiri. “Mereka juga tidak terlibat dengan kelompok gerilyawan internasional,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya kepada CNN. Sumber rahasia itu menyebutkan kalau Tsarnaev mengungkapkan kepada para penyidik merupakan pemimpin dalam aksi pengeboman tersebut. Namun dia menegaskan kalau hasil penyidikan itu baru awalan saja karena itu perlu ditindak-lanjuti oleh para penyidik. Menurut penegak hukum federal itu bahwa para penyidik menyakini kalau tersangka bekerja sendiri dan tidak melibatkan pihak lain. Dzhokhar Tsarnaev didakwa menggunakan senjata yang menyebabkan kerusakan massal serta mengakibatkan kematian. Dia bakal mendapatkan tuntutan hukuman mati jika menggunakan hukum federal. Namun, hukum di Negara Bagian Massachusetts tidak terdapat hukuman mati. Ketika menghadapi dakwaan, Tsarnaev dinyatakan sehat secara mental di depan Hakim Marianne Bowler. Namun, dia masih berbaring di tempat tidurnya dengan peralatan bantuan pernafasan. Dalam berkomunikasi, Tsarnaev menganggukkan kepala. Namun, dia menjawab tidak ketika Bowler memintanya apakah dia mau disediakan seorang pengacara. Namun, Tsarnaev bakal disediakan pengacara untuk mendampinginya. Dia bakal diajukan ke persidangan untuk mendengarkan kesaksiannya pada 30 Mei. Dalam interograsi dengan Tsarnaev, para penyidik juga menanyakan apakah dia masih menyimpan bom atau bahan peledak lainnya serta keterlibatan pihak lain. Namun, itu belum ada jawaban pasti. Para penyidik harus pergi ke ruangan Tsarnaev setiap beberapa jam untuk memastikan jawaban. Setiap proses interograsi, Tsarnaev selalu didampingi para dokter yang selalu siaga. Dokter di rumah sakit mengatakan kondisi Tsarnaev masih serius. Dakwaan kepadanya telah disampaikan di ruang perawatannya dalam hal yang digambarkan sebagai sebuah proses persidangan awal. Tsarnaev juga dilaporkan masih belum bisa bicara dan hanya merespon pertanyaan petugas melalui tulisan dan anggukan kepala. Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih , Jay Carney, mengatakan Tsarnaev tidak akan diperlakukan sebagai seorang musuh dalam perang. Padahal, sejumlah anggota kongres dari partai republik mengusulkan hal itu. “Dia tidak akan diperlakukan sebagai musuh perang,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney. “Kami akan menuntut teroris ini dengan sistem hukum sipil.” Jika Tsarnaev merupakan warga AS naturalisasi, maka dia dapat dituntut dengan dakwaan federal. “Siapa saja yang menyerang rakyat AS tak bersalah dan mencoba meneror kota kita itu tidak akan dapat melarikan diri dari hukum,” kata Jaksa Agung AS Eric Holder. Dzokar Tsarnaev saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess Memoria, tempat banyak korban ledakan bom juga dirawat. Dia dalam kondisi dibius berat dan bernafas melalui selang dari tenggorokan. Tsarnaev sebelumnya ditangkap di Watertown, daerah pinggiran di Boston dalam operasi penangkapan polisi hari Jumat (19/04). Sejak terungkapnya pelaku bom Boston, publik AS justru meluapkan kemarahan kepada Biro Penyidik Federal (FBI). Pasalnya, Rusia telah memeingatkan Tarmerlan kepada FBI bahwa ada kemungkinan dia terlibat jaringan gerilyawan Chechnya. Tapi, FBI tidak menindaklanjuti karena tidak ditemukan bukti yang kuat. Senator AS Lindsey Graham mengungkapkan FBI dan intelijen Rusia mungkin mengabaikan peringatan dan melakukan kesalahan dasar, seperti pengejaan nama Tarmerlan Tsarnaev. “FBI sudah mengatakan bahwa nama itu tidak terdeteksi sistem karena ada kesalahan ejaan,” katanya. Dua perempuan dan seorang bocah lelaki delapan tahun menjadi korban tewas dalam serangan bom yang dilakukan dua bersaudara tersebut pada Senin (18/4) pada sebuah lomba lari maraton. Dua bom yang diletakkan di dalam panci presto dengan pecahan besi dan gotri disembunyikan di dalam tas punggung. Lebih dari 170 orang terluka, 50 diantaranya masih dirawat di rumah sakit, tiga dalam keadaan kritis. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford