Kerry Dapat Jaminan China

TOKYO – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mendapatkan jaminan dari China mengenai penyelesaian ketegangan di semenanjung Korea. Dalam pertemuan dengan para pejabat China pada Sabtu (13/4), Kerry menegaskan para pemimpin China dan menegaskan Beijing berjanji untuk menyelesaikan ketegangan Korut dengan para sekutu AS. “Kedua belah pihak bakal menggelar diskusi lebih lanjut untuk menjabarkan lebih detail apa mengenai pencapaian tujuan ini,” kata Kerry. “Tidak ada pertanyaan di otak saya bahwa China sangat serius – sangat serius mengenai denuklirisasi,” kata Kerry. China merupakan sekutu tunggal dan mitra perdagangan utama Korut sehingga memiliki pengaruh yang kuat terhadap negara tersebut. “AS bakal membela diri dan sekutunya dari segala jenis serangan,” kata Kerry. Dia menegaskan kalau bakal menjadi kesalahan besar bagi Korut jika tetap meluncurkan misil. “Rakyat Korut membutuhkan makanan, bukan misil.” Setelah berkunjung di China, Kerry kemarin tiba di Jepang sebagai bentuk solidaritas di tengah ketegangan semenanjung Korea setelah berkunjung ke China. Selama di Jepang, Kerry dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe pada Senin (hari ini). Kerry juga akan bertemu dengan Menlu Jepang Fumio Kishida untuk membahas persiapan menjelang peringatan pendiri negara Korut, Kim Il-sung, pada Senin (hari ini). Banyak pihak mengungkapkan pada hari ini Korut bakal meluncurkan misil jarak menengah ke arah wilayah musuh bebuyutan, baik Korsel, Jepang atau AS. Menteri Pertahanan AS Itsunori Onodera berharap kunjungan Kerry ini bakal mengirimkan “pesan kuat” terhadap para pemimpin Korut. “Ini sangat penting ketika kita berkoordinasi secara internasional dan menegaskan kepada Korut seharusnya menyerah dalam program nuklir dan misilnya,” katanya dikutip BBC. Baik Washington dan Tokyo memang memiliki persekutuan ekamanan sejak 1950an. Dalam pakta itu diatur bahwa Washington harus melindungi Tokyo jika diserang oleh pihak lain. Di sela-sela kunjungan di Jepang, Kerry kemarin mengunjungi kuil Zojoji di Tokyo yang dibangun pada abad 14 sebelum bertemu dengan para pemuda AS dan Jepang di kediaman Dubes AS di Jepang di Tokyo. Sementara itu, PM Shinzo Abe kemarin menggelar kunjung ke Iwo Jima, wilayah yang dikenal sebagai medan tempur pada Perang Dunia II. “Kita harus membuat Korut mengakui bahwa aksi provokasi itu tidak menguntungkan mereka sama sekali,” kata Abe dikutip Kyodo. Abe juga menjamin perlindungan kehidupan rakyat dan keselamatan rakyat Jepang. “Komunitas internasional seharusnya bersatu,” tuurnya. Dia juga menegaskan kalau Jepang ingin berkoordinasi dengan AS, Korsel, China dan Rusia untuk menyampaikan pesan ke Korut agar tidak mengulangi provokasi dan tidak meluncurkan misil.” Di tengah berbagai rumor, Pyongyang diberitakan telah memindahkan dua rudal balistik Musudan ke wilayah pantai timurnya. Musudan diduga punya jarak jangkau hingga 4.000km yang berarti sanggup mencapai basis militer AS di Guam. Tetapi banyak pihak meragukan keampuhan persenjataan itu karena Musudan diduga belum pernah diuji coba sebelumnya. Sementara itu, Korut kemarin mengabaikan tawaran dialog untuk membuka kembali zona kerjasama industri Kaesong. “Kita menemukan tawaran yang kosong, tindakan tak bermakna,” ujar juru bicara Komite untuk Reunifikasi Damai Korea yang tak disebutkan nama itu. “Jika Korsel bersungguh-sungguh menggelar perundingan, seharusnya membuang jauh ancaman konfrontasi.” Korut mengumumkan penarikan 53.000 pekerja dan penghentian operasional Kaesong pada awal pekan lalu. Pada Kamis (11/4) lalu, Seoul menyerukan Pyongyang untuk kembali ke meja dialog untuk mengaktifkan kembali Kaesong yang dikenal sebagai simbol kerjasama ekonomi kedua belah pihak. Tawaran perundingan itu langsung disampaikan oleh Menteri Unifikasi Korsel Ryoo Kihl-jae. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford