Gempa Guncang Iran, 40 Tewas

TEHERAN – Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter kemarin menguncang Iran dan menewaskan sedikitnya 40 orang. Guncangan gempa tersebut ikut dirasakan di negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan. Masih terputusnya komunikasi dengan wilayah yang terguncang gempa menjadi belum ada kepastian jumlah korban tewas. Beberapa pejabat memaparkan jumlah korban tewas yang berbeda-beda. Stasiun televisi Iran melaporkan sedikitnya 40 orang tewas akibat gempa yang terjadi di perbatasan Iran dan Pakistan. “Belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah. Namun, laporan sementara menyebutkan 40 orang tewas di wilayah gempa,” demikian laporan stasiun televisi Iran. Seorang pejabat Pemerintah Iran mengkhawatirkan jumlah korban mencapai ratusan orang akibat gempa tersebut. “Ini merupakan gempa bumi terbesar di Iran dalam kurun waktu 40 tahun. Kita menduga jumlah korban bakal terus meningkat,” ujar pejabat yang enggan disebutkan nama kepada Reuters. Namun, seorang anggota parlemen Iran dari wilayah yang terkena bencana mengungkapkan jumlah korban “tidak banyak”. Hamid Reza Pashang mengungkapkan bahwa informasi dari orang-orang di wilayah yang terkena gempa mengabarkan jumlah korban sedikit. “Saya sudah menghubungi orang-orang di Zabul, Saravan, Khash dan wilayah lainnya. Mereka mengatakan gempa kali ini tidak menyebabkan jumlah korban meninggal dalam jumlah banyak,” kata Pashang kepada kantor berita Mehr. Kantor berita resmi Iran IRNA mengungkapkan otoritas manajemen krisis telah mendeklarasikan darurat bencanadi wilayah yang terguncang gempa. “Gempa ini tidak pernah terjadi dalam kurun waktu 56 tahun di Iran,” kata Mehdi Zare, pejabat di Pusat Kajian Gempa. Kemudian, Kepala Penyelamatan Palang Merah Iran, Mahmoud Mozafar, mengungkapkan komunikasi dengan wilayah bencana terputus akibat gempa. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mencatat gempa pertama kali terjadi pada pukul 10:44 GMT (17:44 WIB) di kedalaman 15,2km. Pusat gempa itu terletak di Iran tenggera di wilayah pegunungan dan gurun atau berlokasi sekitar 201km sebelah tenggara kota Zahedan dan sekitar 86km dari kota Khash, di dekat perbatasan Pakistan. Seperti dilaporkan kantor berita Fars, kota Saravan yang berada di dekat pusat gempa, kemarin dilaporkan tidak mengalami kerusakan serius. Aktivitas warga kembali berjalan normal setelah diguncang gempa. Guncangan gempa terasa di seputar Teluk dan Timur Tengah. Gedung-gedung tinggi berguncang di ibukota India, New Delhi. Menurut saksi mata ,getaran gempa ini bahkan dirasakan. Gempa membuat gedung-gedung tinggi bergoyang. Orang-orang pun panik berlarian ke jalan. “Kita merasakan getaran,” ujar S.C. Basu, pensiunan yang tinggal di timur New Delhi. “Tempat tidur kita bergoyang. Banyak orang yang berlarian keluar.” Selain di India, gempa dirasakan di sejumlah kota termasuk Karachi dan Quetta. Banyak orang yang dievakuasi dari gedung-gedung pencakar langit di Karachi. Gempa itu telah menewaskan sedikitnya lima orang di negara tersebut. Al Jazeera melaporkan gempa menghancurkan puluhan rumah di desa Mashkel, Panjgur, Negara Bagian Balochistan, Pakistan. “Kita menerima kiriman lima jenazah,” kata Ashraf Baloch, petugas rumah sakit di Mashkail yang berjarak tiga kilometer dari perbatasan Iran. Di Dubai, evakuasi para penghuni gedung dan apartemen juga dilakukan untuk mengantisipasi gempa susulan. Gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa setinggi 828 meter juga ikut terguncang dan ribuan penghuninya terpaksa dievakuasi. “Semua orang di jalanan. Kondisinya seperti negara dalam kondisi panik,” ujar salah satu direktur perusahaan asuransi di Dubai bernama Rami. Gempa juga dirasakan di Uni Emirat Arab. Bahkan, ibukota Arab Saudi, Riyadh juga ikut berguncang. Kawasan distrik keuangan di Manama, Bahrain, pun ikut terguncang dan memaksa ribuan orang yang tinggal di gedung pencakar langit untuk dievakuasi. Dari Moskow, Rusia menegaskan fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bushehr tidak terkena dampak gempa bumi. Rosatom, perusahaan nuklir milik Rusia, menjelaskan PLTN itu tetap beroperai secara normal. “PLTN Bushehr terletak 950km barat Khash, kota yang menjadi pusat gempa. Perwakilan kita di lokasi PLTN mengungkapkan tidak merasakan guncangan,” ujar juru bicara Rosatom, Sergei Novikov. Sebagian fasilitas nuklir Iran terletak di Iran bagian tengah dan barat, termasuk PLTN Bushehr. “Gempa itu jauh dari Bushehr dan fasilitas nuklir lainnya,” kata pakar Iran, Ali Vaez, dari International Crisis Group (ICG). Bagaimanapun, kata Vaez, gempa yang kerap terjadi di Iran tersebut membuat Pemerintah Iran bersiap-siap mengantisipasi darurat nuklir. Sebelumnya, Iran juga diguncang gempa pada 9 April lalu. Sedikitnya 37 orang meninggal dan 850 terluka dalam gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter di barat daya Iran tersebut. Pusat gempa tersebut terletak di dekat fasilitas pembangkit listrik bertenaga nuklir Iran yang terletak di kawasan Bushehr. Dalam analisis Institut Sains dan Keamanan Internasional (ISIS) AS mengungkapkan tidak ada keterkaitan antara aktivitas gempa yang terjadi di Iran dengan aktivitas nuklir yang dimiliki Teheran. Iran dikenal sebagai negara gempa. Pada Desember 2003, gempa bumi pernah mengguncang kota Bam dan menewaskan 31.000 orang atau seperempat populasi kota tersebut. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford

Kebakaran Meluas, Ribuan Warga Dievakuasi