FBI dan CIA Akui Teledor

WASHINGTON - Badan Pusat Intelijen (CIA) dan Biro Penyidik Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) ternyata sudah mendapat informasi tentang kemungkinan ancaman pembom maraton Boston yang dilakukan Tamerlan Tsarnaev sekitar setahun sebelum serangan. Menurut pejabat intelijen AS, CIA meminta Badan Kontra-terorisme AS untuk menambahkan nama Tamerlan kedalam daftar nama orang yang wajib dipantau. CIA melakukan upaya tersebut setelah pejabat Rusia mengkontak pejabat intelijen CIA pada September 2011 mengenai kemungkinan Tsarnaev masuk jaringan teroris. Setelah CIA mengetahui bahwa Tsarnaev merupakan penduduk legal AS, mereka langsung menghubungi badan federal lainnya. “CIA mengatakan kepada badan federal bahwa Tsarnaev harus menjadi perhatian mereka,” kata pejabat intelijen AS kepada AFP. Kemudian, Badan Keamanan Federal (FSS) Rusia mengirimkan informasi serupa ke FBI pada Maret 2011. Namun, tidak ada pemantauan aktivitas Tsarnaev setelah pelaporan FSS ke FBI tersebut. “Tidak ada informasi tidak tidak tepat masuk ke sistem pemantauan. Semua informasi yang disediakan di data itu disediakan oleh pemerintah asing,” ujar sumber rahasia tersebut. Nama Tsarnaev dimasukkan ke Terrorist Identities Datamart Environment (TIDE), namun belum jelas lembaga mana yang memasukkan namanya. TIDE itu dikelola Pusat Kontra-terorisme Nasional (NCC). Data tersebut dikumpulkan dari berbagai daftar buronan dan pemantauan lembaga-lembaga seperti FBI dan Administrasi Keamanan Trasportasi (TSA). Dengan terbongkarnya nama Tsarnaev dalam pemantauan CIA, sebenarnya badan-bdan intelijen AS mengetahui lebih detail mengenai pelaku pengeboman Boston. Para anggota parlemen mengungkapkan kepeduliannya mengenai kasus tersebut yang menunjukkan kegagalan pembagian informasi. Anggota Senat dan Kongres mempertanyakan kenapa lembaga keamanan AS tidak memonitor Tsarnaev lebih intensif. Dalam pandangan Dutch Ruppersberger, anggota Komite Intelijen DPR, mengungkapkan dua bersaudara itu menjadi radikal karena informasi dari internet. “Seperti mereka merakit bom berdasarkan majalah Inspire dan artikel yang menyebutkan membuat bom dari dapur ibu,” kata Ruppersberger. Majalan online, Inspire, diedarkan oleh Al-Qaeda di Semenanjung Arab. Sementara itu, Kepala Kepolisian New York, Ray Kelly, mengungkapkan dua orang tersangka pengeboman Boston, Dzhokhar dan Tamerlan, berencana menuju Manhattan untuk menghadiri sebuah pesta. Baik Dzhokhar atau Tamerlan menyebut “Manhattan” dalam percakapan dengan supir mobil yang dibajak di Cambridge, Massachusetts pada pekan lalu. “Mereka berdua berbicara dalam bahasa Chechen atau Rusia, bahasa yang tidak dimengerti oleh supir mobil. Namun, dia mendengar kata Manhattan dalam percakapan tersebut,” kata Kelly kepada reporter. “Berdasarkan informasi yang kita peroleh bahwa mereka bakal berpesta di New York.” Seperti dilaporkan The Boston Globe, pemilik mobil mengatakan kepada polisi kalau Tamerlan mengancamnya. “Kita baru saja membunuh seorang polisi. Kita meledakkan maraton. Kita bakal pergi ke New York,” kata supir mobil menirukan ancaman Tamerlan. Dalam perkembangan terpisah, ribuan orang menghadiri upacara penghormatan atas seorang polisi, Sean Collier, yang tewas dalam upaya memburu pembom Boston. Sekitar 4.000 mahasiswa, staf universitas, dan polisi menghadiri ke upacara itu. Collier tewas ditembak abang beradik pembom Boston, Dzokhar dan Tamerlan, di kampus MIT Jumat 19 April dini hari. Wakil Presiden AS, Joe Biden, menyampaikan pidato untuk mengenang Sean Collier yang berusia 26 tahun di Massachusetts Institute of Technology (MIT). “Kita sedang menderita. Kita mengeluh. Tapi kita tidak lemah. Kita tidak boleh membiarkan ketakutan. Kita tidak boleh terindimidasi,” kata Biden. Dia juga menyebut dua tersangka pembunuh Collier sebagai orang gila, penggoda dan pengecut. Dalam upaya pengejaran itu, Tamerlan tewas ditembak sementara adiknya, Dzokhar, yang berusia 19 tahun, ditangkap dalam kondisi luka berat. Dzokhar Tsarnaev yang saat ini ditahan di rumah sakit dan menghadapi ancaman hukuman mati atas tindakannya tersebut. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford