Dunia Khawatir, Korut Malah Berpesta

SEOUL – Perhatian dunia internasional kemarin sangat khawatir dengan perkembangan di semenanjung Korea, namun Korea Utara (Korut) justru yang merayakan ulang tahun ke 101 pendiri negara itu, Kim Il-sung. Namun, tidak ada tanda-tanda meningkatnya ketegangan yang selama ini dikhawatirkan dunia. Ribuan rakyat justru merayakan festival bunga sebagai bentuk penghormatan kepada kakek pemimpin Korut saat ini, Kim Jong-un. Media milik Pemerintah Korut kemarin tidak menyebutkan mengenai persiapan konflik. Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan banyak orang yang berkumpul di patung Kim Il-sung dan menyatakan, “ayahku, pemimpin agung.” “Ekspresi jujur itu datang dari hati yang paling dalam,” demikian laporan KCNA. Kim Jong-un merayakan ulang tahun kakeknya pada tengah malam bersama para pejabat tinggi, termasuk pamannya Jang Song-thaek. Selain itu, Jong-un juga berkunjung ke museum yang memajang jenazah kakek dan ayahnya, Kim Jong-il, yang diawetkan. Stasiun televisi pemerintah memutar musik-musik kebangsaan dan film patriotik serta dokumenter mengenai Kim Il-sung. Kim Il-sung lahir pada 1912 dan mendirikan Korut pada 1948 serta menjerumuskan negara dalam Perang Korea pada 1950-1953. Setelah dia meninggal pada 1994, putranya, Kim Jong-il mengambil alih kekuasaan. Menurut para pembelot Korut, unit militer diperkirakan ikut dalam perayaan ulang tahun Kim Il-sung. “Rakyat Korut mendekorasi jalanan untuk peristiwa politik. Itu seperti bukan waktu perang,” kata Seo Jae-pyoung, pembelot asal Korut. Banyak analis memperkirakan kalau hari ulang tahun Kim Il-sung bakal digelar parade militer dan unjuk kekuatan. Namun, belum ada laporan dan pernyataan mengenai hal tersebut. Padahal, selama beberapa pekan, Korut mengancam bakal melancarkan serangan ke Amerika Serikat (AS), Korsel dan Jepang setelah sanksi PBB diberlakukan akibat uji coba nuklir pada Februari silam. Di tengah situasi yang tenang itu, Kementerian Pertahanan Korsel tetap siaga jika memang ada peluncuran misil Korut. “Militer tidak menurunkan kesiagaan terhadap aktivitas militer Korut. Pasalnya, mereka dapat melakukan provokasi setiap saat,” kata juru bicara Kemhan Kim Min-seok. Kesiagaan tersebut setelah Korut mempersiapkan peluncuran roket Musudan yang diperkirakan memiliki daya jelajah mencapai 4.000km. Musudan dapat mencapai target di Korsel dan Jepang serta pangkalan militer AS di Guam. Kim Min-seok memaparkan pihaknya berasumsi kalau Korut bakal meluncurkan misil sekitar 10 April. Namun, lima hari telah berlalu. “Kita yakin kalau situasi bakal tarik-menarik untuk sementara waktu,” kata Kim. “Kita masih percaya terhadap kepercayaan kalau Korut dapat menembakkan misil sangat cepat.” Korsel kemarin juga menyatakan kekecewaan karena penolakan tawaran dialog dengan Korut. “Sungguh sangat mengecewakan karena Korut menolak tawaran dialog kita yang dibuat setelah banyaknya pertimbangan,” kata Juru Bicara Kementerian Unifikasi, Kim Hyung-seok dikutip AFP. Dia mengungkapkan respon Pyongyang benar-benar tidak dapat dimengerti oleh Korsel dan komunitas internasional. Dari Tokyo, Menteri Luar Negeri AS John Kerry kemarin mengirimkan pesan dialog dengan Korut. Kerry kemarin bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe. Dalam pertemuan tersebut, Kerry menegaskan Washington terbuka untuk negoisasi yang kredibel dan otentik. “Tapi, permasalahan tetap berada di Pyongyang.” Kata Kerry. Dia menambahkan Korut harus mengambi langkah berarti untuk menunjukkan menghargai komitmen masa lalunya. Dalam kunjungan ke Jepang, Kerry menyakinkan komitmen dukungan persekutuan terhadap Tokyo dan Seoul. “Beberapa orang mungkin skeptis dengan komitmen Amerika terhadap kawasan ini,” kata Kerry. Washington masih bersikeras mengenai perundingan “enam negara” untuk membahas denuklirisasi. Perundingan enam negara melibatkan, Korsel, Korut, Jepang, Rusia, China dan AS. “Kunjungan Kerry tersebut fokus menyelesaikan ketegangan,” kata Yang Moo-jin, pakar politik di Universitas Kajian Korut di Seoul. Menurut dia, tawaran dialog AS itu terlalu umum dan kondisional. “Semuanya tergantung bagaimana Korut memberikan respon,” imbuhnya. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford