Sarkozy Diperiksa dalam Skandal Partai
BORDEAUX – Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy diperiksa dalam keterlibatan skandal sumbangan ilegal dari seorang perempuan terkaya di Negeri Menara Eiffel itu pada Kamis (21/3) waktu setempat. Penyidikan itu bakal menjadi batu penghalang bagi yang bakal kembali lagi ke dunia politik.
Para pengacara Sarkozy menegaskan mereka bakal mengajukan banding terhadap keputusan penyidikan Sarkozy yang dituduh menerika donasi ilegal dari pengusaha Liliane Bettencourt, pemilik perusahaan kosmetik L’Oreal. Mereka menjelaskan kalau Bettencourt dalam kondisi lemah karena kesehatannya memburuk. “Keputusan pemeriksaan klien saya itu tidak adil dan tidak koheren secara hukum,” tutur pengacara Sarkozy, Thierry Herzog, dikutip AFP.
Sarkozy diperiksa di depan hakim Jean-Michel Gentil. Suami Carla Bruni juga dikonfrontasi dengan sedikitnya empat mantan staf Bettencourt karena dia dituding menerima amplop yang berisi uang tunai dari perempuan terkaya di dunia itu untuk dana kampanye pada 2007 silam. Gentil juga mencoba mengungkap berapa banyak Sarkozy mengunjungi Bettencourt selama kampanye tersebut.
Bukan kali ini Sarkozy diperiksa didepan Gentil. Pada November 2012 lalu, Sarkozy diperiksa oleh Gentil dan dua hakim lainnya selama 12 jam. Tapi, Sarkozy lepas dari tuduhan formal terhadapnya. Adanya bukti baru menjadikan hakim memeriksa kembali Sarkozy.
Sistem hukum Prancis memang berbeda dibandingkan dengan AS dan Inggris. Di Prancis, keputusan hakim penyidik dapat menempatkan seseorang masuk dalam penyidikan hukum lebih lanjut.
Selama ini, Sarkozy, 58, mengklaim selalu mengunjungi kediaman Bettencourt satu kali selama musim kampanye untuk bertemu dengan mendiang almarhum suami Bettercourt. Tetapi Sarkozy membantah kabar yang menyebut dia menerima amplop berisi uang tunai.
“Bettencourt tidak pernah memberikan saya sedikit uang pun dan saya tidak pernah memintanya,”' kata Sarkozy dikutip dari koran Sud-Ouest.
Namun, staf Bettencourt memiliki kesaksian yang berbeda dengan Sarkozy. “Sarkozy beberapa kali mengunjungi rumah keluarga Bettencourt,” kata salah satu staf Bettencourt, Pascal Bonnefoy.
Diduga seorang staf Bettencourt memberikan uang tunai sebesar 150.000 euro atau sekitar Rp1,8 miliar ke asisten Sarkozy saat kampanye 2007 yang berhasil dia menangkan.
Sumbangan ini dinilai ilegal karena batasan donasi kampanye di Prancis adalah 4.600 euro atau sekitar Rp57,7juta.
Mantan akuntan Bettencourt, Claire Thibout, menuduh bendahara kampanye Sarkozy saat itu, Eric Woerth, mengumpulkan uang tunai secara pribadi. Dalam wawancara dengan polisi yang bocor, dia juga mengungkap bahwa Sarkozy, saat menjadi walikota Neuilly dari tahun 1983 sampai 2002, secara rutin berkunjung ke rumah Bettencourt.
Sebelumnya pada sidang pendahuluan, jaksa kemudian mengatakan bahwa mantan presiden tersebut kini resmi diselidiki karena mengambil keuntungan dari orang yang rentan selama tahun 2007 sampai merugikan Bettencourt. Para penyelidik kemudian akan menjalani sejumlah pemeriksaan sebelum memutuskan apakah dia akan diajukan ke pengadilan atau tidak.
Sebenarnya, Sarkozy mengungkapkan bahwa dia mempertimbangkan untuk kembali maju dalam pemilihan presiden 2017. Tetapi hasil dari penyelidikan ini akan menentukan apakah dia bisa kembali ke politik, demikian pernyataan sejumlah pengamat. Polisi memeriksa rumah dan kantor Sarkozy pada Juli silam setelah dia kehilangan imunitas kepresidenan. (andika hendra m)
Komentar