IP Address Peretas Korsel dari China

SEOUL – Serangan cyber yang melumpuhkan beberapa stasiun televisi Korea Selatan (Korsel) dan bank ternyata berasal dari IP address di China. Namun, Seoul tidak dapat menyebutkan identitas peretasnya. “Peretas yang tak dapat diidentifikasi menggunakan IP address asal China untuk mengkontak enam server enam perusahaan dan menanam virus yang menyerang komputer mereka,” ujar Park Jae-moon, Direktur Kebijakan Jarian pada Lembaga Komunikasi Korsel, dikutip AFP. Serangan cyber yang berlangsung pada Rabu (20/3) lalu itu menargetkan tiga stasiun televisi besar, dua bank dan sebuah perusahaan pelayanan internet. Dugaan awal sebelumnya peretasan itu dilakukan dari Korut. Komisi Komunikasi Korea (KCC) menekankan pelacakan sumber IP di China tidak menunjukkan siapa yang sebenarnya di belakang aksi serangan tersebut. Itu mungkin dialihkan melalui alamat China yang sebenarnya dari lokasi yang lain untuk mengelabui pelacak. “Pada tahap ini, kita masih melakukan langkah-langkah terbaik untuk melacak asal serangan, berusaha segala kemungkinan terbuka,” kata Park. Menurut Park upaya penyelidikan masih jalan terus. Ini bukan serangan cyber pertama di Korsel. Sebelumnya sedikitnya terjadi dua kali serangan tahun 2009 dan 2011. Kala itu pemerintah Korsel menduga pelakunya berada di Korut. Dengan menyebut China, menurut kalangan intelejen menduga peretas Korut memang sengaja menggunakan sekutunya sebagai alamat untuk menyamarkan serangan cyber-nya. Apalagi, Korsel dipastikan bakal segan kepada China sehingga tidak bakal berpikir lebih jauh. Sementara itu, menurut Jang Se-yul, mantan tentara Korut yang membelot ke Korsel pada 2008, memperkirakan Pyongyang memiliki 3000 tentara dalam unit cyber, termasuk 600 peretas profesional. Universitas Mirim yang dikenal sebagai University of Automation memiliki kelas peretasan profesional. “Para pahlawan cyber Korut mendapatkan fasilitas mewah atas peranan mereka yang didefinisikan Pyongyang sebagai garda depan dalam perang melawan Korsel,” kata Jang kepada Reuters. Jang menjelaskan mereka tidak akan menghentikan pengrusakan sistem komputer Korsel. “Korut sangat mudah menjatuhkan negara lain dalam serangan cyber,” katanya. Menurut Lee Dong-hoon, pakar keamanan informasi dari Universitas Korea di Seoul, Korut tidak perlu menginvestasikan uangnya untuk membeli pesawat tempur atau kapal perang. “Mereka cukup meningkatkan kualitas sumber daya dengan kehadiran para peretas yang memiliki kemampuan dalam hal perang cyber, bukan teknologi,” kata Lee. Apalagi, diprediksi oleh Lee, kalau Korut mampu melakukan serangan lebih besar dibandingkan menghentikan siaran televisi dan menghapus semua data keuangan yang dapat menimbulkan kepanikan di Korsel. Untuk mengetahui kemampuan cyber Korut sangatlah sulit. Mayoritas rakyat Korut tidak memiliki akses internet dan tidak memiliki komputer. Itu memang dilakukan secara sengaja oleh pemerintah untuk membatasi pengaruh dari luar. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford