Ciptakan Aplikasi, Bocah 17 Tahun Raih Rp291,84 Miliar
LONDON – Teknologi informasi mampu menjadi seseorang menjadi miliader, meski baru berusia 17 tahun. Itulah yang dialami oleh Nick D’Aloisio yang menjual aplikasi smartphone news ke Yahoo senilai USD30 juta atau Rp291,84 miliar.
“Uang itu ada di sana (teknologi informasi), hanya tunggu langkah baru yang cerdas,” ujar D’Aloisio. “Jika kamu memiliki ide bagus, atau kamu berpikir bahwa ada kesenjangan di pasar, keluar saja dan luncurkan itu karena banyak investor dari seluruh dunia yang sedang mencari perusahaan untuk berinvestasi,” katanya kepada Reuters.
Hanya berselang setelah Summly diluncurkan versi iPhone, D'Aloisio justru bergabung dengan Yahoo sebagai karyawan termuda. Padahal, dia masih belajar untuk ujian di sekolahnya. “Saya masih satu tahu setengah lagi untuk lulus SMU,” katanya.
D'Aloisio mengungkapkan dia merupakan pemilik mayoritas Summly dan bakal mengivestasikan uang dari hasil penjualannya. Namun, dikarenakan faktor usia menjadikan dia memiliki keterbatasan dalam hal investasi. “Saya senang dengan hal itu. Saya bekerja dengan orang tua untuk proses keseluruhannya,” katanya.
Dia mengaku memiliki aplikasi smartphones itu ketika merevisi ujian sejarah pada dua tahun lalu. Saat itu, dia mulai menciptakan rangka aplikasia yang menyaring berita kedalam potongan teks yang dapat dibaca di layar smartphone. Itu terinspirasi ketika dia sangat frustasi ketika harus menyaring informasi melalui Google dan memisahkan situs-situs untuk menerima informasi yang dicari ketika dia merevisi ujian sejarah tersebut.
Ya, D’Aloisio menciptakan aplikasi Summly yang mendapatkan dukungan dari janda mendiang John Lenon, Yoko Ono; pengusaha media Rupert Murdoch; aktor Hollywood Ashton Kucther. Dukungan itu menjadikan aplikasi tersebut diunduh hingga satu juta kali.
Sebenarnya, Summly bukan yang pertama. Trimit merupakan aplikasi yang melambungkan nama D’Aloisio. Aplikasi itu dibuat dari sistem algoritman yang secara otomatis mengolah artikel hingga 400 karakter. Itu dilihat oleh Horizons Ventures, perusahaan modal yang dimilik miliader Hong Kong, Li Ka-shing, dengan harga jual USD250 ribu atau Rp2,43 miliar.
Bagaimana tanggapan D’Aloisio ketika bergabung dengan Yahoo? “Kesepakatan besar mengenai bergabung dengan Yahoo di mana mereka memiliki banyak penerbit dan media,” katanya.
D’Aloisio belajar otodidak pada usia 12 tahun setelah Apple's App Store diluncurkan. Dia menciptakan beberapa aplikasi, seperti Facemood, aplikasi untuk menentukan perasaan penguna Facebook dan SongStumblr, sebuah pelayanan pencarian musik.
Dia juga dikategorikan anak cerdas. Dia mendapatkan nilai AS pada mata pelajaran matematika, fisika dan filsafat. Meski bekerja di kantor Yahoo di London, dia tetap ingin melanjutkan kuliah ke universitas. Meski mendapatkan miliaran rupiah dari aplikasi yang diciptakannya, D'Aloisio bukan kategori penggila kompter. “Saya suka olahraga,” tuturnya. “Saya juga kencan dengan pacar dan bergaul dengan rekan-rekan sekolah,” imbuhnya.
D'Aloisio tumbuh besar bukan di keluarga yang akrab dengan teknologi. Ayahnya bekerja di Morgan Stanley dan ibunya sebagai pengacara. Namun, orang tuanya memberikan kebebasan kepada anaknya tertarik ndengan dunia teknologi.
Prestasi D’Aloisio langsung dikomentari oleh Brian Wong, 21, pendiri Kiip, perusahaan penyedia aplikasi smartphone. “Saya merasa terlalu tua,” katanya dikutip New York Times. Pada beberapa tahun lalu, Wong dijuluki media sebagai pria termuda yang mendapatkan dana segar dari perusahaan kapital. “Ternyata Nick yang memecahkan rekor kita sebelumnya,” ujarnya.
Sementara itu, Yahoo menjelaskan apa yang dimiliki D'Aloisio sangat jarang ditemui sekarang ini. “D'Aloisio memiliki kemampuan yang sangat berharga. Dia memiliki pandangan yang maju dan selalu tertantang untuk memulai hal baru,” kata juru bicara Yahoo. “Dengan masuknya D'Aloisio dalam tubuh Yahoo!, kita berharap nantinya perusahaan ini akan menjadi perusahaan berbasis mobile pertama di dunia.” (andika hendra m)
Komentar