PM Jepang Kritik China

TOKYO– Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe kemarin mengkritik pemerintah China yang sengaja membuat perusahaan- perusahaan Jepang menderita kerugian terkait sengketa wilayah. Serangan PM Abe yang dikenal sangat nasionalis merupakan kritikan paling tajam kepada Beijing. Setelah berhasil memenangkan pemilu parlemen bulan lalu, Abe langsung meningkatkan anggaran militer sebagai bentuk antisipasi kekuatan China. Langkah ini menunjukkan Abe menyiapkan Tokyo untuk menghadapi segala kemungkinan, dan menaikkan posisi tawarnya di depan Beijing dalam sengketa kepulauan di Laut China Timur. ”Untuk tujuan politik, (pemerintah China) membuat rugi perusahaan dan warga Jepang di China,padahal mereka berkontribusi pada ekonomi dan masyarakat China,” kata Abe dikutip AFP.”Saya mengatakan bahwa hal itu merupakan tindakan salah bagi bangsa bermartabat dalam komunitas internasional.” Dia menegaskan, langkah itu tidak hanya merusak hubungan bilateral, tetapi juga memberikan pengaruh negatif pada ekonomi dan masyarakat China. Pada masa kampanye,Abe berjanji melakukan hal yang berbeda dengan apa yang dilakukan pendahulunya, mantan PM Yoshihiko Noda, yang cenderung tenang dan tidak percaya diri.”Mengenai Senkaku, tidak ada perubahan posisi saya untuk melindungi perairan dan wilayah itu.Tidak ada ruang untuk negosiasi untuk hal ini,”tegas Abe. Jepang dan China mengalami konflik memperebutkan gugusan pulau di Laut China Timur yang disebut Kepulauan Senkaku dalam bahasa Jepang dan Kepulauan Diaoyu dalam bahasa China. Upaya nasionalisasi Tokyo terhadap pulau yang disengketakan pada September lalu semakin memperkeruh hubungan kedua belah pihak. Sejak itu, demonstrasi anti-Jepang meningkat di China. Boikot produk Jepang di China telah merugikan lebih dari USD100 juta. China kerap mengirimkan kapal ke kepulauan sengketa. Beijing ingin meningkatkan aktivitasnya di teritorial perairan kepulauan itu. Pasukan Penjaga Pantai Jepang kemarin pun melaporkan kapal pengintai maritim China berada di zona yang berbatasan dengan kepulauan sengketa. Jepang kemarin juga mengirimkan satu jet tempur setelah sebuah pesawat China mendekati wilayah udara Jepang. Sebelumnya pada Kamis (10/1),Tokyo mengerahkan pesawat tempurnya untuk menghadap pesawat militer China di sekitar kepulauan sengketa. Seorang pejabat Jepang menyebut pesawat China terlihat pada radar militer Jepang. Hanya, pesawat China tidak melanggar wilayah udara Jepang. Pesawat militer China langsung hengkang, setelah jet tempur F-15 milik Jepang dari pangkalan Pulau Okinawa tiba di lokasi kejadian. Menurut para pengamat, Beijing berkeinginan untuk melakukan patroli di wilayah yang dianggap masuk teritorialnya. China pun ingin membuktikan bahwa mereka memiliki akses ke wilayah sengketa tersebut. Apakah yang dilakukan Abe sudah cukup? Kebijakan yang ditempuh Abe memang lebih keras dibandingkan pendahulunya. Itu dipengaruhi latar belakang partai dan pandangan nasionalisme antara Abe dan pendahulunya yang berbeda jauh; meskipun kedua negara itu sebenar sangat bergantung dalam hal ekonomi. ”Mungkin arus yang terpendam pada pesan itu adalah China mitra yang penting bagi Jepang sebagai strategi untuk meningkatkan pertumbuhan dan keluar deflasi,” kata Takehiko Yamamoto, profesor dari Universitas Waseda. ”Anda mungkin mengatakan bahwa Jepang dan China merupakan pasangan nikah yang tidak mungkin bercerai. Pasangan menikah pun kerap bertengkar. Tapi setelah mereda,mereka bakal saling memandang satu sama lain. ” Pemerintah Jepang telah mempersiapkan perlengkapan berkualitas bagus bagi pasukan penjaga pantai yang berada di garis depan. Juru bicara pasukan penjaga pantai, kemarin, menegaskan pihaknya telah menempatkan satu tim yang bertugas khusus di pulau yang disengketakan itu.Seperti dilaporkan Asahi Shimbun, satu tim pasukan penjaga pantai itu terdiri atas 400 petugas dengan 12 kapal patroli. Sementara itu, Beijing semakin geram dengan Jepang terutama dalam peningkatan anggaran militer. ”Kami meminta Jepang agar belajar dari sejarah,dan melanjutkan upaya menuju perdamaian,”ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei dikutip BBC. Bahkan editorial Global Times, harian yang dikendalikan pemerintah China,menyarankan rakyat China untuk bersiap- siap terhadap kemungkinan terburuk dalam kasus kepulauan sengketa. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/news/pm-jepang-kritik-china

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford