MA Perintahkan PM Ashraf Ditangkap
ISLAMABAD – Ketua Mahkamah Agung (MA) Pakistan kemarin memerintahkan penangkapan Perdana Menteri (PM) Raja Pervez Ashraf. Ashraf dituding terlibat korupsi proyek listrik.
Perintah penangkapan tersebut diprediksi bakal memperkeruh ketegangan politik di Pakistan. “Ketua MA memerintahkan penangkapan yang terlibat kasus, tanpa menganggap jabatan mereka. Kemudian, NAB (lembaga anti-korupsi) bakal bertanggung jawab bersama tim penyidik,” kata seorang pengacara,Aamir Abbas, kepada AFP.“Ada 16 orang yang diperintahkan ditangkap, termasuk PM Ashraf.” MA memberikan waktu kepada otoritas penyidik selama 24 jam untuk menangkap para tersangka.
Sementara, polisi kemarin terlibat bentrok dengan para demonstran pendukung ulama berpengaruh di Islamabad, Tahir-ul Qadri, yang menyerukan revolusi damai dan pembubaran parlemen Pakistan. Para demonstran menghancurkan beberapa kaca mobil dan merusak berbagai fasilitas umum.Bahkan,mereka sempat menuju wilayah “zona merah” atau kawasan parlemen dan fasilitas diplomatik serta pemerintahan.
Kedutaan besar negara-negara Barat pun langsung menutup kantor dan meliburkan pegawainya. Beberapa tembakan senjata sempat terdengar.Namun, demonstran dan otoritas menuding masing-masing pihak memulai menembakkan senjata. Untuk membubarkan kerumunan massa, polisi terpaksa menembakkan gas air mata.Menurut Juru Bicara Rumah Sakit Pemerintahan Federal Pakistan Tanvir Afsar Malik, delapan polisi dilaporkan terluka dalam kerusuhan tersebut.
Qadri sebelumnya menggelar pertemuan dan dakwah selama 38 jam di kota Lahore. Dia mengancam dan mengultimatum pemerintah hingga pukul 11.00 (kemarin) agar membubarkan parlemen atau menghadapi “revolusi demokratik”. Namun hingga tenggat waktu berakhir, tidak ada insiden yang berarti.Hanya kerusuhan sporadis yang berlangsung selama beberapa jam. Qadri menginginkan pemerintahan sementara yang dibentuk secepatnya.
Dia menyerukan reformasi bagi “rakyat yang jujur”untuk memiliki kesempatan untuk dipilih pada pemilu Mei mendatang.“Saya menasihati pemerintah, pejabat pemerintah dan pasukan keamanan untuk tidak khawatir. Besok,pemerintahan bakal berubah, jadi tidak perlu khawatir. Saya datang ke sini untuk membebaskan kalian dari perbudakan ini,”kata Qadri di depan para pendukungnya.
Tapi, tuntutan Qadri memicu kontroversi bagi pemerintah dan militer.Apalagi,ada kekhawatiran jika terjadi kekisruhan politik di Pakistan yang pernah dikuasai pemerintahan militer selama beberapa dekade. Penyelenggara demonstrasi menuding polisi yang menembakkan senjata api dan menangkap Qadri serta mencoba memprovokasi pengunjuk rasa untuk melakukan kekerasan. Menteri Dalam Negeri Rehman Malik justru menyampaikan bahwa para demonstran membawa senjata dan menembaki polisi. ● andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/news/ma-perintahkan-pm-ashraf-ditangkap
Komentar