Korut Bersiap-siap Uji Coba Nuklir
SEOUL – Korea Utara (Korut) tengah bersiap-siap melakukan uji coba bom nuklir.
Informasi tersebut dilaporkan oleh Institut Penelitian Korea-Amerika Serikat (AS) Universitas Johns Hopkins melalui gambar-gambar satelit yang menunjukkan perkembangan aktivitas di fasilitas nuklir Korut. Gambar yang diambil pada 23 Januari itu menunjukkan peningkatan aktivitas di tempat uji coba nuklir tersebut.
“Gambar satelit itu menunjukkan kalau Korut siap melakukan uji coba dalam beberapa pekan atau kurang dari itu. Uji coba juga siap dilaksanakan atas perintah yang diberikan,” demikian keterangan Institut dikutip AFP. Gambar satelit itu diperoleh dari situs 38 North yang dirilis pada Minggu (27/1) lalu.
Seperti dikutip dari 38 North, operasi pembersihan sedang dilakukan dan berbagai aktivitas yang sedang terjadi di sekitar gedung dan jalanan di dekat terowongan uji coba. Institut Korea-AS itu menggambarkan kalau peningkatan aktivitas itu menyusul serangkaian ancaman dari Korut yang bakal melakukan uji coba nuklir ketiga. Ancaman itu sebagai bentuk respon terhadap sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Pyongyang karena melakukan peluncuran roket pada Desember silam.
Sementara itu, foto satelit yang diambil 24 Desember menunjukkan lapisan material yang diletakkan di dekat bunker utama. Namun, penempatan material itu belum jelas jenisnya. Namun, material itu diperkirakan untuk menutup terowongan. Kemudian, pada foto satelit 23 Januari itu menunjukkan jumlah material lebih sedikit dibandingkan 24 Desember.
“Foto satelit pada 4 Januari menunjukkan sekumpulan petugas keamanan yang sedang berkumpul di dekat pintu masuk terowongan uji coba nuklir. Diperkirakan mereka menyambut para pejabat yang sedang berkunjung atau melakukan tugas rutin,” demikian analisis yang dikutip 38 North.
Sementara itu, alam pandangan Glyn Davies, utusan AS untuk Korut, mengungkapkan pihaknya datang ke semenanjung Korea untuk memulai putaran baru dan membuat kesepakatan. “Tapi, kita justru menemukan kalau Korut justru memainkan permainan yang berisiko,” kata Davies setelah bertemu dengan para pejabat di Kementerian Luar Negeri Jepang. “Itu sangat berbahaya,” imbuhnya. Sedangkan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel), Kim Min-seok, memaparkan kalau mereka tidak melihat tanda-tanda yang tidak biasa pada pergerakan militer Korut.
Sebelumnya dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi, Pemimpin Korut Kim Jong-un memperintahkan beberapa langkah tingkat tinggi. Jong-un berjanji melakukan pembalasan terhadap AS dan sekutunya atas perberlakuan sanksi PBB. Pembalasan itu sepertinya mengacu kepada uji coba nuklir ketiga. Panglima Militer Hyon Yong-chol, Kepala Politburo Militer Choe Ryong-hae dan Kepala Intelijen Kim Won-hong ikut menghadiri pertemuan tersebut yang berlangsung pada 26 Januari.
Dalam analisi Kim Yeon-su, analis dari Universitas Pertahanan Nasional Korea di Seoul, menjelaskan deklarasi perang yang diungkapkan Jong-un menunjukkan pendekatan adanya perubahan gaya pemerintah yang menunjukkan ruang untuk fleksibilitas. “Tidak seperti ayahnya, Kim Jong-un kerap menggelar rapat-rapat konsultasi yang menunjukkan upaya untuk menggeser citra rezim otoriter,” kata Kim. Diungkapkan Kim kalau keinginan Jong-un dalam mendiskusi berbagai masalah dengan para pejabat pemerintahan dan militer sebagai bukti bahwa dia lebih menekankan pengambilan keputusan yang rasional.
Sebenarnya, Korut memang dipercaya memiliki teknologi yang mampu mengirimkan hulu delak nuklir dengan target utama wilayah AS. Pada Desember lalu, peluncuran roket jarak jauh Korut memiliki daya jelajah hingga 10.000 kilometer. Itu berarti Korut dapat meluncurkan roket berhulu ledak nuklir dengan jangkauan San Francisco.
Baik Korsel dan negara lain masih terus mengawasi berbagai aktivitas yang dilakukan Korut menyangkut pelaksaan uji coba nuklir. Mereka tidak ingin melepaskan satu detik saja pantauan terhadap Pyongyang melalui satelit dan jaringan mata-mata.
Pasalnya, pada uji coba nuklir pada 2006 dan 2009, Pyongyang menggunakan plutonium. Tapi, para pakar percaya uji coba mendatang bakal menggunakan uranium tingkat tinggi. Para analis menjelaskan terowongan uji coba baru telah disiapkan di Punggye-ri, fasilitas uji coba nuklir sebelumnya. (andika hendra m)
Komentar