Iran Berhasil Luncurkan Monyet ke Angkasa
TEHERAN – Iran membuat gebrakan yang mencengangkan dunia internasional karena mereka berhasil mengirimkan monyet ke angkasa. Monyet tersebut dapat kembali ke bumi setelah terbang dengan sebuah kapsul dengan ketinggain 120 kilometer dalam orbit penerbangan.
“Monyet itu yang dikirim pada peluncuran kali berhasil mendarat selamat dan dalam kondisi hidup. Ini merupakan langkah besar bagi para pakar dan ilmuah,” kata Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi dikutip AFP. Dia menjelaskan kalau kesuksesan tersebut sebagai langkah pertama menuju manusia dapat menaklukan antariksa. “Itu juga bakal memicu gerakan lainnya,” katanya.
Dijelaskan oleh Vahidi kalau keberhasilan pengiriman monyet itu sebagai bukti bahwa kesuksesan Iran dalam mengirimkan makhluk hidup dalam pesawat antariksa. Sebelum mengirimkan monyet kali ini, Iran pernah mengirimkan tikut, kura-kura dan cacing dalam penerbangan ke angkasa.
Hanya saja tidak ada kejelasan kapal lokasi dan waktu peluncuran pesawat antariksa tersebut. Iran hanya mengumumkan pada pertengahan Januari mengenai niatnya untuk meluncurkan monyet ke orbit sebagai persiapan untuk mengirimkan manusia ke antariksa. Vahidi menjelaskan kalau kesuksesan tersebut menjadi dasar bagi langkah besar Iran untuk mengirimkan astronot ke antariksa pada 2020. “Pengiriman manusia ke antariksa bakal memerlukan waktu yang lama,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Victoria Nuland mengungkapkan dia belum mendapatkan konfirmasi mengenai peluncuran tersebut dilakukan. “Kita tetap fokus memperhatikan perkembangan teknologi peluncuran antariksa,” kata Nuland. Dia menggambarkan kemampuan menempatkan obyet di orbit itu secara langsung relevan dengan perkembangan misil balistik jarak jauh.
Dalam gambar yang diperlihatkan stasiun televisi milik pemerintah menunjukkan monyet yang sedang dipersiapkan untuk penerbangan. Binatang itu memakai pelindung tubuh dan diikat dalam sebuah tempat yang menyerupai kursi mobil bagi anak-anak.
Para antariksa justru memandang pengiriman monyet oleh Iran itu dipandang sebelah mata. Kennet Halberg, peneliti dari Universitas Copenhagen, mengungkapkan Iran hanya mendemonstrasikan pertunjukan. “Tidak ada baru dalam pengiriman monyet ke angkasa,” kata Haberg dikutip LiveScience. Pasalnya, lebih dari 500 orang telah pergi ke angkasa.
Iran telah berupaya untuk mengirimkan hewan-hewan ke antariksa. Sebelumnya, Iran untuk mengirimkan monyet ke ruang angkasa pada tahun 2011 gagal. Saat itu tidak ada penjelasan resmi yang mereka berikan. Pada 2010, Iran mengirimkan roket Explorer ke ruang angkasa yang membawa seekor tikus, kura-kura dan cacing.
Dengan perkembangan teknologi yang maju, Iran juga sukses meluncurkan tiga satelit, yakni Omid pada Februari 2009, Rassad pada Juni 2011 dan Navid pada Februari 2012. Teheran juga belum memberikan rincian terkait rencana fasilitas ruang angkasa baru mereka, namun mereka telah memiliki sebuah kompleks satelit besar di dekat Semnan, sekitar 200 kilometer dari Teheran. Sebuah fasilitas monitoring satelit juga telah dibangun di luar Mahdast, sekitar 70 kilometer sebelah barat ibukota negara itu.
Iran bukan negara pertama yang mengirimkan hewan ke antariksa. Pada 1950, AS dan Uni Soviet secara rutin melakukan misi ruang angkasa yang melibatkan hewan termasuk monyet. Banyak diantara hewan yang dikirim ke ruang angkasa itu mati karena kegagalan perlengkapan atau teknologi yang tidak mampu mengatasi saat kembali memasuki orbit.
Uni Soviet merupakan pioner dalam pengiriman hewan ke antariksa. Moskow mengirimkan seekor anjing Rusia bernama Laika menjadi hewan pertama yang berhasil dikirimkan ke luar angkasa pada tahun 1957. Hanya saja, Laika meninggal setelah berada di luar bumi beberapa jam kemudian. Selanjutnya, Rusia meluncurkan hewan pertama ke luar angkasa, pada 28 Mei 1959.
AS tak ingin kalah. Washington mengirimkan 2 ekor monyet yang salah satunya bernama Able ke luar angkasa. Tidak seperti Rusia, pihak NASA berhasil membawa pulang Able ke bumi dengan selamat. Namun, monyet ini akhirnya mati karena anesthesia beberapa hari setelah mendarat di bumi. (andika hendra m)
Komentar