Google Petakan Korut
SEOUL – Beberapa pekan setelah kunjungan pimpinan Google Eric Schmidt ke Korea Utara (Korut), perusahaan internet raksasa dunia itu merilis peta mengenai negeri komunis itu. Beberapa peta Korut itu termasuk wilayah pedalaman dan wilayah-wilayah yang tidak terkenal.
“Untuk waktu yang lama, Korut merupakan salah satu tempat terluas di dunia dengan peta yang sangat terbatas. Tapi, hari ini (Senin), kita dapat mengubah hal itu,” kata Jayanth Mysore, manajer produk di Google Map Maker, dikutip AFP. Bagi pengguna Map Maker dapat menciptakan peta dari data yang disediakan publik atau pengecekan fakta yang biasa digunakan Wikipedia.
Mysore mengungkapkan peta Korut telah selesai dengan bantuan “komunitas warga pembuat peta” yang telah bekerja selama beberapa tahun. “Ketika banyak orang di seluruh dunia terkagum-kagum dengan Korut, peta-peta tersebut sangat penting bagi warga Korea Selatan (Korsel) yang memiliki ikatan nenek moyang atau memiliki keluarga yang tinggal di sana,” imbuhnya.
Ironisnya, peta Korut itu justru tidak banyak dinikmati warganya negeri yang terisolasi tersebut. Pasalnya, banyak warga Korut yang hidup tanpa tekhnologi dan ketatnya sensor internet. Korut memiliki intranet domestik yang terputus dari koneksi internet di seluruh dunia. Hanya sedikit sekali warga yang memiliki akses untuk menggunakan internet.
Para pakar internet menyebutkan kalau akses internet secara penuh hanya diperoleh oleh masyarakat super-elit semata. Itu berarti hanya beberapa ratus atau 1.000 warga Korut yang memiliki akses internet.
Bagaimana gambaran peta Korut? Peta versi Goofle memberikan gambaran detail Pyongyang, seperti rumah sakit, pemberhentikan kereta bawah tanah dan sekolah-sekolah. Peta yang paling dicari adalah jantung Pyongyang yakni Kumsusan Memorial Palace, tempat peristirahatan terakhir mantan pemimpin Korut Kim Il-sung dan Kim Jong-il.
Di luar ibukota Pyongyang, terdapat wilayah yang masih berwarna biru dan ketika diperbesar, wilayah tersebut ternyata diidentifikasi bernama kamp pendidikan ulang. Wilayah itu dikenal dengan Yodok dan Hwasong. Sebanyak sekitar 200.000 orang diperkirakan ditahan dan menjadi hukuman kerja paksa di sana karena dianggap membangkang kepada negara dan terbukti sebagai musuh negara.
Lokasi paling menarik lainnya di Korut adalah komplek nuklir Yongbyon. Namun, fasilitas ujicoba nuklir Punggye-ri tidak muncul di peta pada saat ini. Padahal, Punggye-ri diprediksi bakal menjadi tempat ujicoba nuklir ketiga.
Sementara itu, para pejabat Korsel kemarin menyambut baik insiatif peta Google tersebut. “Kita pikir bahwa ini dapat menjadi kesempatan bagi dunia untuk mengetahui lebih banyak tentang Korut. Itu juga menjadi kesempatan bagi Korut untuk membuka diri lebih banyak,” kata juru bicara kementerian unifikasi.
Warga Korsel juga senang dengan peta Korut terutama bagi mereka yang memiliki keluarga jauh di negeri komunis itu. “Itu suatu yang hebat. Saya senang melihat peta-peta tempat asli saya dulu,” kata Lee Nak-ye, penduduk Korsel yang dulunya merupakan warga Korut. Lee, 80, meninggalkan rumahnya di kota pelabuhan Hamhung ketika Perang Korea pada 1950-53 pecah.
Lee sampai saat ini masih terus bermimpi untuk berkumpul kembali dengan keluarganya di Korut yang ditinggalkannya. “Saya mengatakan kepada rekan-rekan lainnya mengenai kabar ini,” ujarnya. “Sebagian besar mereka sudah terlalu tua. Mereka kini mulai berpikir untuk belajar menggunakan internet.”
Map Maker Google diluncurkan pada 2008. Hasil data Map Maker itu bakal digabungkan kepada Google Map. Semua orang yang memiliki kemampuan membuat peta dan mendeskripsikan suatu wilayah dapat berkontribusi dalam program tersebut. Bukan hanya menggunakan citra satelit semata, tetapi pandangan masyarakat juga dapat dipakai.
Salah satu kontributor Map Maker adalah Sebastiaan van Oyen yang sehari-harinya bekerja sebagai manajer risiko di firma perdagangan finansial di Sydney, Australia. “Saya ingin pergi ke Korut karena saya belum pernah memetakannya. Saya memutuskan untuk membuat peta Korut berdasarkan apa yang saya lihat sehingga itu memudahkan saya ketika bepergian ke sana,” katanya dikutip BBC.
Sebastiaan van Oyen menggambar peta Korut menggunakan citra satelit. “Dengan citra satelit dapat digunakan untuk membuat peta seluruh Korut,” katanya. Kata dia, salah satu tantangan terberat dalam menciptakan peta adalah mendatangkan pengetahuan lokal mengenai nama-nama gedung, jalan, dan kondisi fakta di lapangan. (andika hendra m)
Komentar