WikiLeaks Bakal Rilis Jutaan Data Rahasia Tahun Depan
LONDON - WikiLeaks bakal merilis lebih dari satu juta dokumen rahasia pada tahun depan yang bakal berdampak bagi semua negara di dunia. Pendiri WikiLeaks Julian Assange mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah pidato di balkon kedutaan besar Ekuador di London pada Kamis (20\12).
“Tahun depan bakal sangat sibuk. WikiLeaks telah memiliki lebih dari satu juta dokumen yang disiapkan untuk dirilis. Kini kita sedang menyiapkan dokumen tersebut yang bakal berdampak terhadap setiap negara di dunia - setiap negara di dunia ini,” tegas Assange dikutip AFP.
Pidato Assange disampaikan di depan 100 pendukungnya. Assange mengungkapkan isu yang bakal menghangat dan menggembarkan adalah permasalahan Suriah.
Mantan hacker asal Australia itu juga mengucapkan rasa terimakasih kepada Presiden Ekuador Rafael Correa yang memberikannya suaka. “Demokrasi sebenarnya bukan di Gedung Putih, demokrasi sebenarnya bukan pada kamera, demokarasi sebenarnya adalah perlawanan rakyat yang bersenjata kebernaran melawan kebohongan dari Tahrir hingga London,” terangnya.
Pidato Assange tersebut dianggap sebagai “pesan natal” menandai enam bulan sejak dia mendapatkan suaka untuk berlindung di Kedutaan Besar Ekuador. Assanger harus bersembunyi untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas klaim pemerkosaan dan pelecehan seksual yang didakwakan kepadanya.
Meskipun demikian, dia menegaskan kalau pintu negoisasi selalu terbuka. “Siapapun yang ingi berbicara dengan saya untuk menyelesaikan situasi, pintu selalu terbuka,” tegas pria berusia 41 tahun.
Itu merupakan penampilan Assange di depan publik untuk pertama kalinya sejak enam bulan terakhir. Sebelumnya Inggris menolak memberikan jaminan keselamatannya. Inggris juga menyatakan memiliki hak untuk mengekstradisi Assange ke Swedia setelah dia kalah dalam pertarungan hukum di pengadilan Negeri Ratu Elizabeth.
Assange mengklaim jika dia diesktradisi ke Swedia, dia dapat dikirim ke Amerika Serikat atas skandal perilisan data militer dan diplomatik. Dia mengatakan dirinya dapat dihukum mati atau hukuman seumur hidup di Negeri Paman Sam itu.
Sementara itu, sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kedutaan Ekuador, pada saat orang berusaha saling mendekat, Ekuador menunjukkan solidaritas kepada seseorang yang yang bakal dihukum karena dia mengekspresikan diri.
“Saat ini adalah momen untuk refleksi dan kebersamaan. Ekuador mendukung penuh Jualian Assange,” demikian keterangan resminya. “Julian menjadi seorang tamu di rumah ini yang kita semua belajar untuk mengapresiasinya.”
Assange juga masih memiliki banyak pendukung setia. Blake Cohen, seorang pengangguran, mengungkapkan kalau WikiLeaks sebagai organisasi yang mempromosikan perdamaian dan keadilan. Dia mengaku tidak peduli dengan kehidupan pribadi Assange. (andika hendra)
.
Komentar