Tutup Perbatasan, Libya Umumkan Darurat Perang
TRIPOLI – Libya memerintahkan penutupan perbatasan yang berhubungan dengan empat negara tetangganya pada Minggu (16/12) waktu setempat. Selain itu, Pemerintah Libya juga mengumumkan darurat perang di wilayah gurun selatan yang menghadapi kerusuhan.
“Dewan Nasional memerintahkan penutupan sementara terhadap perbatasan dengan Chad, Niger, Sudaan dan Algeria hingga menunggu regulasi baru dalam hal lalu lintas orang dan barang,” demikian dekrit yang diumumkan Dewan Nasional Libya yang dikutip kantor berita LANA.
“Provinsi Ghadames, Ghat, Obari, Al-Shati, Sebha, Murzuq dan Kufra dianggap sebagai zona militer tertutup dan berlakukan undang-undang darurat.” Dengan demikian, kementerian pertahanan memiliki hak untuk memilih gubernur militer dengan otoritas untuk melakukan penangkapan dan penegakan hukum.
Selanjutnya, anggota Dewan Nasional, Suad Ganur mengatakan penutupan perbatasan sebagai tindakan sementara yang akan berlangsung hanya sampai keamanan telah dipulihkan.
”Terjadi peningkatan aliran imigran ilegal dalam perkiraan aksi militer internasional di Mali terhadap para pemberontak jaringan Al Qaeda,” kata Ganur dikutip AFP. Anggota Dewan Nasional yang mewakili Sebha, kota terbesar di Libya selatan itu, menjelaskan penutupan itu juga sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kekerasan dan perdagangan narkoba.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Ali Zeidan telah kembali dari lawatan regional yang membawanya ke empat negara tetangga pada Jumat lalu. Dia berjani untuk mencapai kesepakatan dengan mereka mengenai pengamanan perbatasan dalam melawan teroris.
Sementara itu, dua pos polisi kemarin menjadi target serangan di kota Benghazi, Libya timur. Sebuah bom mobil meledak di pos kantor polisi Gharyounes dan sebuah bahan peledak dilemparkan ke sebuah pos polisi lainnya yang merusak jendela depan. “Serangan itu dilakukan simultan. Namun, tidak ada korban luka,” kata seorang sumber kepada Reuters.
Sebelumnya, empat polisi dibunuh pria bersenjata pada Minggu (16/12) di sebuah pos polisi di Benghazi. Seperti dilaporkan BBC, serangan tersebut berkaitan dengan penangkapan para pria yang diduga terlibat dalam serangkaian pembunuhan baru-baru ini. Selain itu, dua petugas keamanan juga tewas dalam insiden di kota Bani Walid, wilayah pendukung mantan diktator Muammar Khadafi.
Selanjutnya, Kolonel Mufid al-Misoury, komanda polisi di Derna, berhasil selamat setelah mobilnya ditembaki oleh orang bersenjata. Saat itu, dia sedang mengendari mobil menuju kantor pusat kepolisian. “Sebuah mobil mendahului kita dengan kecepatan tinggi. Kemudian, mereka menembaki kita. Untungnya, tidak ada orang yang terluka,” kata Misoury.
Sebenarnya, pemerintahan baru Libya berusaha menangani berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata. Pasalnya, para loyalis Khadafi masih memiliki senjata dan jaringan yang sangat kuat. Apalagi, mereka memiliki dendam dengan pemerintahan baru tersebut. (andika hendra m)
Komentar