Politik Mesir-Oposisi Gugat Hasil Referendum
KAIRO – Oposisi Mesir pada Minggu (23/12) menyatakan bakalmenggugatreferendumyang hasilnya mendukung konstitusi baru.Mereka juga berjanji melanjutkan perjuangan dengan menyatakan pendapatnya melalui demonstrasi.
Gugatan kubu oposisi dilatarbelakangi faktor pelanggaran dankecuranganpadapelaksanaan referendum.”Kami meminta komisi pemilihan untuk menginvestigasi kecurangan sebelum pengumuman resmi hasil referendum,” kata anggota Front Penyelamat Nasional (NSF),Amr Hamzawy,dikutip AFP. Selanjutnya, anggota NSF lainnya,Abdel Ghaffar Shokr, mengungkapkan bahwa referendum bukan akhir perjalanan.
” Itu hanya salah satu pertarungan,” kata Shokr.Dia menegaskan, pihaknya bakal melanjutkan pertarungan untuk rakyat Mesir. Kepada BBC, anggota NSF, Khaled Daoud menjelaskan bahwa gugatan kubu oposisi bukan mengenai hasil referendum. Mereka lebih menyalahkan tidak adanya pengawasan hukum yang ketat dalam proses referendum. Itu disebabkan oleh banyak hakim yang memboikot proses tersebut.
Tuntutan kubu oposisi itu didukung penuh Jerman. Berlin menyerukan penyidikan transparan atas hasil referendum. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengungkapkan, konstitusi baru hanya dapat diterima jika proses adopsi tersebut bebas dari sikap saling menyalahkan. ”Itu bukan kekuatan jalanan, tetapi semangat kompromi dan toleransi yang seharusnya menentukan kemajuan bagi rakyat Mesir,”katanya.
Sebelumnya media milik Pemerintah Mesir dan para pendukung Presiden Muhammad Mursi menyatakan konstitusi telah lolos dalam referendum dengan dukunganmencapaiduapertiga pemilih.Namun, data yang menyatakan 60% pemilih memilih ”ya” terhadap draf konstitusi yang didukung oleh Presiden Mesir Muhammad Mursi itu belumresmi. ReferendumMesirdigelar dalam dua tahap, Sabtu (22/12) dan Sabtu (15/12).
Sementara, anggota komisi pemilihan nasional, Mohamed el-Tanobly,menjelaskan bahwa belum ada tanggal pasti kapan pengumuman resmi hasil referendum. Namun, kantor berita MENAmelaporkan bahwa mereka bakal mengumumkan hasil referendum Senin (24/12) waktu setempat. Oposisi memang memanaskan Mesir dengan berbagai aksi demonstrasi dalam beberapa bulan terakhir.Aksi kekerasan pun tak dapat dihindari,sehingga muncul korban jiwa maupun luka.
Sebanyak delapan orang tewas pada kerusuhan 5 Desember di depan istana presiden dan 600 orang terluka. Hingga Minggu malam (23/12) rumah ketua Klub Hakim, Ahmed Zind, dilempari batu oleh orang yang tak bertanggung jawab. Itu terkait pernyataannya yang menyindir Ikhwanul Muslimin (IM). Wakil Presiden Mesir Mahmoud Mekki mengundurkan diri pada hari penyelenggaraan tahap kedua referendum konstitusi Mesir.
Hakim karier ini mengatakan, politik tidak cocok denganprofesidiasebelumnya. Dia menjabat wakil presiden Mesir sejak Agustus tahun ini. ”Saya menyadari beberapa waktu lalu bahwa politik tidak cocok denganprofesisaya sebelumnya sebagai hakim,”tuturnya. ●andika hendra m
http://www.seputar-indonesia.com/news/politik-mesir-oposisi-gugat-hasil-referendum
Komentar