Obama Berjanji Lindungi Anak-Anak

NEWTOWN – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Minggu (16/12) waktu setempat berjanji untuk melindungi anak-anak dari kekerasan akibat senjata. Pernyataan tegas Obama itu diungkapkan setelah upacara peringatan tragedi penembakan di sekolah yang menewaskan 20 anak-anak di sebuah sekolah Sandy Hook Elementary di Newtown, Connecticut. Obama menegaskan bahwa dengan segala kekuatannya dia bakal menghentikan penembakan massal. “Tragedi ini harus dihentikan dan untuk mengakhirinya kita harus berubah,” kata Obama dikutip AFP. Reformasi undang-undang kepemilikan senjata menjadi prioritas utama Obama. Salah satu reformasi aturan yang bakal dilaksanakan adalah larangan penggunaan senjata yang telah kadaluarsa. Obama harus berjuang keras untuk melakukan reformasi tersebut karena harus berhadapan dan kubu konservatif yang sangat mendukung kepemilikan senjata. Dia juga menyarankan kalau sekolah harus membanguh sistem keamanan yang lebih kuat bagi anak-anak. “Dapatkah kita mampu memberikan kesempatan bagi anak-anak di negara ini agar mereka hidup bahagia,” kata Obama. Lelaki bersenjata tersebut kemudian diidentifikasikan bernama Adam Lanza, 20. Dia menembak mati ibunya sebelum mengendarai mobil sang ibu ke sekolah dasar Sandy Hook. Polisi mengatakan dia menggunakan senjata semi otomatis dengan ratusan amunisi sebagai senjata utama. Dia juga membawa dua pistol, dan sebuah senjata berburu yang ditemukan di sebuah mobil. Obama juga menemui keluarga korban dan pekerja layanan darurat dalam pertemuan ini. Semua 20 anak yang tewas dalam penembakan ini - delapan anak dan 12 perempuan - berusia diantara enam dan tujuh. 6 orang dewasa juga tewas, termasuk kepala sekolah, Dawn Hochsprung. Semua korban ditembak beberapa kali, beberapa diantaranya dari jarak dekat. Sebenarnya, banyak negara bagian termasuk Connecticut yang memiliki aturan ketat mengenai kepemilikan senjata api. Namun, tidak ada aturan hukum federal yang mengatur pengetatan kepemilikan senjata. Upaya membuat aturan baru mengenai penjualan senjata cukup sulit karena Asosiasi Senjata Nasional (NRA) memiliki dana yang kuat dan para pelobi yang ulung di Washington. NRA menganggap hanya orang gila yang bertindak gila dan kepemilikan snejata merupakan kebebasan warga AS. Mereka mencontoh kasus Anders Behring Breivik yang membunuh 77 orang di Norwegia yang memiliki aturan hukum senjata lebih ketat dibandingkan AS. Senator Dianne Feinstein dari California berjanji bakal mengenalkan larangan penjualan senjata kepada Kongres pada 3 Januari mendatang. Tetapi, kepemilikan senjata dilindungi oleh konstitusi. Bahkan, ketika terjadi pemungutan suara mengenai undang-undang tersebut bakal sulit tercapai kesepakatan karena kubu Republikan pasti akan tidak akan mendukung. Tragedi Newtown itu merupakan penembakan terburuk kedua dalam sejarah AS setelah insiden Virginia Tech pada 2007 di mana seorang mahasiswa Korea Selatan Seung Hui-cho menembak 32 orang dan melukai 17 lainnya sebelum akhirnya bunuh diri. Insiden lainnya adalah ketika James Holmes, 24, menembak 12 orang dan melukai 58 orang lainnya saat pemutan film Batman di Colorado pada Juli silam. (andika hendra m)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford