Obama Beri Peringatan Keras Assad-NATO Gelar Rudal Patriot di Turki

WASHINGTON– Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad agar tidak menggunakan senjata kimia untuk melukai rakyatnya. Obama meminta Assad tidak melepaskan senjata paling berbahaya abad 20 pada abad 21. “Hari ini (kemarin waktu AS), saya ingin menegaskan dengan jelas kepada Assad dan siapa pun yang berada di bawah komandonya, dunia saat ini mengawasi. Penggunaan senjata kimia benar-benar tidak dapat diterima,” ujar Obama,ketika berbicara mengenai non-proliferasi nuklirdi Universitas Pertahanan Nasional di Fort McNai,pada Senin( 3/12) waktusetempat,seperti dikutip AFP. “Jika Anda membuat kesalahan tragis dengan menggunakan senjata kimia, maka ada konsekuensi dan Anda bakal dimintai pertanggungjawabannya.” Obama mengatakan, Washington bekerja untuk menjaga senjata ini tidak berkembang biak, apakah itu materi nuklir di Libya atau senjata kimia di Suriah. Suriah diyakini memiliki senjata kimia, termasuk gas mustar dan sarin, sebuah racun saraf yang berbahaya. Senjata kimia itu digunakan dalam serangan terhadap pemberontak. Apalagi, Badan Intelijen AS, CIA, menjelaskan senjata kimia tersebut dapat digunakan dengan pesawat terbang, rudal balistik,dan roket artileri. Gedung Putih segan untuk melakukan intervensi langsung ke Suriah.Namun, mereka mengindikasikan, penggunaan senjata kimia dapat mengubah pendirian tersebut. “Kami sangat peduli dengan peningkatan kekejaman rezim Suriah karena terjadinya peningkatan kekerasan, dan kemungkinan penggunaan senjata kimia untuk menyerang rakyat Suriah,” kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney. Namun,Damaskus menolak tuduhan yang menyebut mereka menyiapkan senjata kimia. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan, Damaskus berulang kali mengonfirmasi kan, tidak akan pernah, di bawah kondisi apa pun, menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya, jika senjata itu memang ada. Dalam wawancara eksklusif dengan AFP,Ketua Liga Arab Nabil al-Arabi mengatakan rezim Assad dalam bahaya karena “suatu saat” bakal hancur karena oposisi telah berhasil melakukan gerakan. “Faktafakta di lapangan menunjukkan dengan jelas jika oposisi Suriah semakin menguat baik secara politik dan militer. Setiap hari, mereka mendapatkan kemajuan,”katanya. Apalagi tekanan kuat bagi Assad semakin jelas setelah juru bicara kementerian luar negerinya, Jihad Makdisi,dilaporkan telah membelot. Makdisi menuju ke London dari Beirut. Sementara,Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Nesirky menegaskan bahwa mereka bakal menarik staf internasional yang tidak esensial dari Suriah.Sebanyak 25 dari 100 staf internasional akan meninggalkan Suriah pekan ini. Selain itu, Uni Eropa, yang memiliki kantor diplomatik di ibu kota Suriah, juga mengonfirmasi kan pengurangan aktivitas di Damaskus menjadi tingkat minimum karena kondisi keamanan terkini. Selanjutnya, aksi kekerasan di Suriah semakin mengalami peningkatan. Pada Senin (3/12), sebanyak 12 orang tewas- delapan pemberontak dan empat warga sipil–akibat serangan udara militer Suriah di Kota Ras al-Ain yang berbatasan dengan Turki.Pemantau Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menjelaskan,86 orang tewas, terdiri 32 warga sipil, 32 pemberontak dan 22 pemberontak tewas dalam pertempuran di sekitar Damaskus. Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Turki mengenai penempatan rudal Patriot milik Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di perbatasan dengan Suriah.Menurut Putin, itu bakal memicu ketegangan dan konflik yang lebih luas. NATO telah menyetujui penempatan rudal Patriot di wilayah Turki yang berbatasan dengan Suriah untuk menghadang serangan dari kawasan tersebut. Sebelumnya 28 menteri luar negeri negara anggota NATO menggelar pertemuan di Brussels, Belgia setelah Turki meminta tambahan kekuatan untuk melindungi wilayahnya yang berbatasan dengan Suriah. NATO pun menegaskan bahwa penempatan rudal Patriot murni sebagai bentuk pertahanan. Sementara,kemarin Al Jazeera melaporkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Suriah Jihad Makdissi telah membelot. Tapi, jaringan televisi pan-Arab itu memaparkan,laporan itu belum bisa dikonfirmasi.Al Jazeera mengutip pernyataan penasihat kepresidenan Koalisi Nasional Suriah Wael Merza bahwa Makdissi telah berada di London. Televisi Al Manar Lebanon melaporkan, Makdissi dipecat karena mengeluarkan pernyataan yang tidak mencerminkan pandangan negara. ●andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/news/obama-beri-peringatan-keras-assad-nato-gelar-rudal-patriot-di-turki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford