NATO Pasang Rudal Patriot di Turki

BRUSSELS — Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menyepakati pemasangan rudal pertahanan Patriot di Turki pada Selasa (3/12) waktu setempat. Rudal Patriot sangat dibutuhkan Turki untuk menghalau serangkaian serangan dari Suriah. Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mengungkapkan, keputusan NATO itu merefleksikan “komitmen kesetiaan” untuk mengamankan teritorial 28 anggota persekutuan itu. “Kami mengatakan kepada semua orang yang ingin menyerang Turki, mereka harus berpikir kembali,” kata Rasmussen,dikutip AFP. NATO sepakat memasang rudal Patriot untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara Turki.Upaya NATO itu disebut berkontribusi terhadap penurunan eskalasi di sepanjang perbatasan Turki dan Suriah.Rudal Patriot yang dipasang di Turki itu dalam kendali Komando Sekutu Tertinggi Eropa (SACEUR). Menekankan kalau sistem rudal Patriot murni sebagai pertahanan, Rasmussen menegaskan, diskusi teknik mengenai penempatannya sedang dibahas intensif. Turki menyambut gembira keputusan NATO dan mengulangi kembali pernyataannya bahwa senjata itu murni digunakan untuk kepentingan pertahanan.“ Upaya yang dilakukan Turki bukan dalam operasi ofensif. Sistem ini mutlak untuk pertahanan teritorial Turki,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Turki. Ankara juga menegaskan pemasangan rudal buatan AS itu bukan sebagai upaya untuk menciptakan zona larangan terbang di Suriah. Rusia sangat menentang penempatan rudal Patriot di Turki. Sebagai sekutu Suriah, Moskow memiliki prasangka buruk terhadap motif NATO itu.“Isu senjata kimia telah menyebar ketika penempatan Patriot itu menciptakan risiko bahwa senjata kimia itu bakal digunakan,”kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Selain mengenai rudal Patriot, NATO kini juga fokus terhadap laporan perkembangan senjata kimia milik Suriah.Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dilaporkan menggunakan senjata kimia dalam melawan pemberontak.Anggota NATO mengaku kecewa mengenai laporan Suriah yang menggunakan senjata kimia. “Tindakan itu sepenuhnya tidak dapat diterima dan jelas melanggar hukum internasional,” kata Rasmussen. Sebelumnya dia mengatakan bakal terjadi reaksi cepat dari komunitas internasional jika Damaskus menggunakan senjata tersebut. Presiden AS Barack Obama memperingatkan Assad bakal menghadapi konsekuensi serius jika menggunakan senjata kimia. Langkah itu didukung Prancis. Israel bahkan terus memantau isu perkembangan senjata kimia.“Kami percaya bahwa senjata kimia tidak boleh digunakan dan jangan jatuh ke tangan elemen teroris,” kata Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Sementara itu, pejabat senior Pentagon menegaskan belum ada bukti bahwa militer Suriah mulai mencampur bahan kimia untuk menghasilkan gas beracun Sarin yang mematikan. Menurut sumber rahasia, yang dikutip NBCNews,meskipunada peningkatan aktivitas di beberapa fasilitas senjata kimia, termasuk pergerakan truk yang keluar dan masuk, belum jelas apakah senjata kimia itu telah dipisahkan tempat penyimpanan ke lokasi tertentu. Senjata kimia Suriah kemungkinan bakal dicampur ke berbagai jenis senjata seperti artileri dan rudal.Menurut pejabat senior Kementerian Pertahanan AS,serangan terhadap fasilitas pengolahan senjata kimia milikSuriahjustrumengandung risiko tinggi karena dapat menyebabkan timbulnya gas Sarin. “Yang jelas,kami ingin menghukum rezim Suriah,”kata pejabat yang enggan disebut namanya. Sumber rahasia Pentagon itu juga menegaskan,Kementerian Pertahanan belum memberikan peringatanataupeningkatankewaspadaan terhadap pasukan AS untuk bersiap-siap terhadap kemungkinan aksi militer terhadap Suriah. Sementara itu,media pemerintah Suriah mengatakan, serangan roket pemberontak menghantam sekolah di dekat ibukota, Damaskus, yang menewaskan sekitar 30 orang, termasuk siswa dan guru. Roket menghantam Sekolah Bteiha di lingkungan kamp pengungsi Wafideen, sekitar 20 kilometer dari Damaskus,Selasa (04/12). andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/news/nato-pasang-rudal-patriot-di-turki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford