Mesir Dukung Konstitusi Baru

KAIRO – Warga Mesir mendukung konstitusi baru. Sebanyak 74% penduduk memilih ‘ya’ pada referendum putaran kedua yang digelar kemarin. Hasil itu berdasarkan perhitungan sementara tidak resmi oleh pendukung dan penentang konstitusi.Nantinya,setelah hasil resmi diumumkan dan menunjukkan mayoritas pemilih menyatakan “ya” terhadap draf itu,maka konstitusi itu bakal diajukan sebagai undangundang dasar. Media pemerintah mengungkapkan 63% pemilih mendukung draf konstitusi tersebut. Pendukung konstitusi, Ikhwanul Muslimin (IM) dan harian Al-Ahram, melaporkan 74% suara mendukung konstitusi baru, dari total hasil referendum dua putaran. Sekitar empat juta suara referendum tahap kedua telah dihitung, dan sebagian besar mendukung konstitusi.“Sebanyak 74% suara mendukung konstitusi,”ungkap sumber IM,dikutip Reuters. Adapun hasil penghitungan yang dilakukan kelompok oposisi Fron Penyelamat Nasional (NSF) menunjukkan konstitusi itu bakal lolos.Meski demikian, kelompok oposisi menyatakan referendum tersebut diwarnai kecurangan. Apalagi, banyak tempat pemungutan suara yang tidak diawasi para hakim. Komite referendum bakal mengumumkan hasil resmi penghitungan dalam kurun dua hari setelah referendum tahap kedua yang digelar Sabtu (22/12) lalu.Referendum tahap pertama pada 15 Desember lalu menunjukkan partisipasi pemilih sekitar 30% dari total terdaftar. Hasil penghitungan tak resmi dalam referendum tahap pertama itu menyebutkan sekitar 56% mendukung rancangan konstitusi.Tahap kedua referendum digelar di 17 provinsi yang belum menggelar referendum pada 15 Desember. “Rakyat Mesir melanjutkan perjuangan mereka untuk menyelesaikan pembangunan negara demokratis yang modern, setelah melepaskan kehidupan penuh penindasan,” ungkap pernyataan sayap politik IM,Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP). Sementara dari Washington, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Ileana Ros-Lehtinen, mengungkapkan referendum tersebut merupakan bentuk kekalahan rakyat Mesir. “Kita tidak dapat merayakan perjuangan rezim otoriter untuk kediktatoran,” katanya,dikutip AFP. Adapun Wakil Presiden Mesir Mahmoud Mekki mengundurkan diri tepat pada hari penyelenggaraan referendum tahap kedua. Hakim karier ini mengatakan bahwa politik tidak cocok dengan profesi dia sebelumnya.“Saya menyadari beberapa waktu lalu bahwa politik tidak cocok dengan profesi saya sebelumnya sebagai hakim,” tuturnya,dikutip BBC. Selama beberapa bulan terakhir, tujuh dari 17 orang penasihat utama Presiden Mesir Muhammad Mursi mengundurkan diri. Sabtu (23/12) malam, televisi pemerintah mengumumkan gubernur bank sentral, Farouq al-Uqdah, juga mundur dari jabatannya. Namun, seorang pejabat kabinet membantah laporan tersebut. Mesir dilanda gelombang unjuk rasa setelah Presiden Mursi mengeluarkan dekrit pada 22 November lalu. Dekrit itu memberikan wewenang penuh kepada presiden bahwa semua keputusannya tidak bisa digugat lembaga apa pun, termasuk pengadilan. Sementara itu, dewan konstitusi yang didominasi politisi Islam menyusun rancangan konstitusi yang kemudian dimintakan dukungan rakyat Mesir melalui referendum. Pendukung Mursi mengatakan bahwa konstitusi tersebut akan melindungi demokrasi dan stabilisasi ekonomi yang tengah melemah. Sementara itu seorang mahasiswa hukum, Ahmed Mohammed, 19, mengatakan dia memilih “ya”untuk draf konstitusi baru karena Mesir membutuhkan konstitusi agar stabil. Tetapi di tempat pemungutan suara yang sama di Giza, seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun, Zarifa Abdul Aziz, tidak sepakat dengan Ahmed. andika hendra m http://www.seputar-indonesia.com/news/mesir-dukung-konstitusi-baru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Snowden Tuding NSA Retas Internet Hong Kong dan China

Inovasi Belanda Tak Terpisahkan dari Bangsa Indonesia

Teori Pergeseran Penerjemahan Catford